5. Esnya Cair?

50 3 0
                                    

'Sesederhana itu bahagiaku; melihatmu tersenyum, tertawa lepas. Seakan semua beban lenyap seketika, tak bersisa.'

Happy reading!!

________

Arshaka mencari Vio ke sekeliling sekolah. Dia sempat bertanya pada teman-temannya, mereka bilang tidak tau keberadaan Vio. Mereka juga tengah mencarinya. Tadi, mereka pikir Vio berlari ke kelas, tetapi ketika mereka sampai di sana Vio tidak ada, hanya tersisa tasnya. Sudah banyak tempat Arshaka datangi, tapi Vio belum juga dia temui. Arshaka terhenti di depan toilet perempuan, mungkin saja Vio berada di sana. Dia menunggu beberapa saat, tepat dugaannya Vio keluar dari kamar mandi.

"Vio!" panggil Arshaka membuat Vio terlonjak kaget.

"Arshaka? Arshaka ngapain di sini? Arshaka kesasar ke toilet cewek?" tanya Vio mengernyitkan dahi heran.

"Astaghfirullah Vio, kamu kemana aja hmmm? Aku cariin dari tadi juga," ucap Arshaka.

"Aku dari kamar mandi. Kenapa Shaka nyariin?" tanya Vio yang masih terlihat bingung.

"Aku khawatir sama kamu," jawab Arshaka spontan.

"Owh khawatir, cie ada yang khawatir. Khawatir banget kayaknya," ejek Viona mencolek-colek lengan Arshaka. Melihat respon Vio, Arshaka hanya mampu menghela napas.

"Aku serius Viona Senja," geram Arshaka.

"Aku juga serius," balas Vio mengerjapkan matanya, lucu.

"Hmmmm."

"Jadi, Arshaka nyariin aku cuma karena khawatir?" tanya Vio.

"Iya, takut kamu ilang diculik hantu sekolah," jawab Arshaka asal.

"Siang-siang mana ada hantu. Lagian kalo ada, aku juga enggak takut," protes Vio.

Brakkk

"Aaakkhhhh!" teriak Vio spontan memeluk Arshaka dengan mata terpejam. Sedangkan Arshaka hanya tertawa melihat kelakuan sahabatnya, meskipun dia juga merasa kaget.

"Katanya gak takut hantu," ejek Arshaka.

"Eh, Neng kaget ya, maaf Bapak gak sengaja jatuhin sapu-sapunya," ujar seorang pria baruh baya yang merupakan tukang kebun sekolah.

Vio perlahan membuka matanya untuk mengintip, memastikan itu bukanlah hantu.

"Iya, Pak enggak papa. Temen saya emang penakut," balas Arshaka yang mendapat tatapan tajam dari Vio.

"Yaudah, bapak permisi," pamit pria itu.

Arshaka menatap Vio yang memandang kepergian pria itu, "Mau meluk sampai kapan hmmm?" tanya Arshaka. Vio yang sadar dengan posisinya langsung menjauhkan diri. Dia merutuki kebodohannya sendiri.

"Nyaman banget ya pelukannya," gurau Arshaka menaik-turunkan alisnya.

"Apaan sih." Viona mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah dijelek-jelekin, udah jelek gitu," canda Arshaka tertawa lepas.

"Bodo. Tau ah, mau ke kelas," ucap Vio meninggalkan Arshaka.

Nabastala Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang