1. Murid Baru

66 4 0
                                    

"Kau terlalu dingin untuk ku tembus batas itu. Tapi, tenanglah takkan kubiarkan kau berlalu begitu saja."

HAPPY READING!!

____

"Selamat pagi para manusia yang tengah terluka. Sudahkah kau tersenyum tanda pura-pura bahagia!" sapa Vio pada ketiga sahabat barunya. Sahabat yang dia temui ketika awal masuk sekolah beberapa bulan yang lalu.

"Ini dia si manusia diksi, baru dateng Lo?" Sambut Anya Maheswari, gadis dengan penampilan sedikit tomboy.

"Belum kok Anya, ini cuma bayangannya doang," jawab Vio tersenyum manis, lalu duduk di sebelah Anya.

"Pertanyaan Lo bisa gak lebih bermutu dikit, jelas-jelas dia baru dateng, gak rabun kan Lo?" ucap Giselle, gadis feminim yang tak sabaran. Namun, membuat orang-orang yang berhadapan dengannya mendadak mempunyai banyak stok kesabaran.

"Gue kan cuma nanya, biasa aja si."

"Vio, Lo datang sendiri? Si Arshaka mana, biasanya kalian kaya perangko yang tak terpisahkan," tanya Winda, gadis yang sedikit lemot di antara mereka berempat. Meskipun demikian, dia adalah orang selalu care terhadap sahabat-sahabatnya.

"Kita berangkat bareng, cuma tadi diajak ngantin sama Gerry dan Liam," jawab Vio. Mendengar jawaban Vio, mereka hanya ber'O' ria.

"Oh iya gaes, kalian udah tau belum?" tanya Giselle setelah keterdiam beberapa saat.

"Tau apa?" tanya Vio sedikit penasaran.

"Buruan deh ngomong, jangan bikin orang nunggu," ucap Anya tak sabaran, dia paling tidak suka jika dibuat penasaran.

"Sabar. Gue dapet info, katanya bakal ada murid baru di sekolah kita. Kabarnya dia cewek, cantik lagi. Pindahan dari Amerika, keren banget kan," ucap Giselle dengan semangat empat lima. Di antara sahabatnya, dia lah sumber gosip yang up-to-date. Segala berita terbaru tentang sekolahnya, selalu dia tahu lebih cepat dari yang lain.

"B aja," ujar Anya.

"Aku kira apaan tadi," ucap Vio.

"Kalian enggak penasaran gitu sama dia?" tanya Giselle melihat respon sahabatnya yang nampak tidak sepenasaran dirinya.

"Enggak!" jawab Vio, Anya dan Winda kompak.

"Ck, gak seru Lo pada," ucap Giselle, lalu kembali memainkan ponselnya. Namun, belum genap satu menit diam, dia kembali bersuara. "Vio, gue saranin ya, Lo harus jaga Arshaka. Dia kan ganteng, jangan sampai dia diembat sama murid baru itu," ucapnya kemudian.

"Buat apa? Kita cuma sebatas sahabat, enggak lebih. Aku enggak berhak untuk mengatur dia untuk berteman dengan siapapun. Liat dia bahagia dan baik-baik aja aku udah seneng kok," ujar Vio.

"Jangan munafik Vio. Kita tau kok apa yang Lo rasain. Meski persahabatan kita terbilang baru, tapi dari cara Lo Mandang Arshaka itu beda. Dan gue gak percaya, Lo gak ada perasaan apapun ke Arshaka. Enggak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan Vio," kata Anya dengan serius.

"Tapi, nyatanya kita baik-baik aja. Enggak ada yang berubah di antara kita. Semua masih berjalan semestinya. Dan Arshaka bersikap layaknya seorang sahabat," sangkal Vio, meskipun sebenarnya dia tidak yakin dengan apa yang dia ucapkan.

Nabastala Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang