Chapter 10 : Yang namanya munafik, ya munafik.

686 95 3
                                    

GRAAAA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GRAAAA!

HIEEK!

[M/n] memandang pertempuran anatara badak dan... Apa itu namanya?...

Ia berdiri didepan pintu supermarket, memandangi pertempuran sambil mengunyah keripik kentang yang ia ambil dengan santai. Well, kalau [m/n] bersantai, dokja berbeda.

Pria itu dengan cekatan mengambil makanan dan memasukkan nya secara asal didalam kantung plastik, ia pun membeli paru paru monyet ellain untuk menyaring racun.

[ Daratan di wilayah skenario ini sangat tercemar ]

[ Tahan napas anda dan bergeraklah ke bawah tanah secepat mungkin ]

Layar biru itu kembali tertera didepan nya, dokja pun berdiri dari posisi awal dan berniat berjalan keluar bersama [m/n] . [M/n] yang melihat dokja mulai berjalan mendekat mengambil satu kunyahan kripik terakhir, lalu suara perempuan terdengar oleh 2 pria itu.

" To.., tolong... Tolong aku... " [M/n] sebenarnya tau siapa itu, tapi ia pasang saja wajah terkejut . Mereka menoleh kearah suara bersamaan, mendapati wanita yang meringkuk di lantai .

" Tolong... Aku... " Suara nya teredam masker biasa yang dikenakan, rambut hitam panjang nya pun tergerai.

[M/n] tersenyum dibalik masker gas nya, itu dia. Wanita yang menjadi pedang dokja dimasa depan, Jung Heewon.

*****

Pada akhirnya, dokja menggendong heewon sedangkan [m/n] membawa barang yang dokja kemas. Mereka berlari ketujuan yang sama, stasiun terdekat geumho. Karena [m/n] sudah tau jalan mana yang harus mereka lalui, ia berseru, " Dokja! Pintu nomor 4!, " Seruan [m/n] ditanggapi anggukan dari dokja, sudah terlihat jelas pintu awal sudah tertutup.

Saat mereka berlari menuju pintu nomor 4 , mereka langsung melihat pintunya yang mau tertutup. Tentu nya dokja tidak bisa membiarkan itu tertutup.

TRAK!

Dokja menyanggal pintu itu menggunakan benda runcing yang author lupa namanya.

Mereka dapat mendengar jelas, orang dibalik pintu berseru kaget dengan aksi dokja, " A... apa ini, brengsek?!, " Seru salah satu dari mereka.

" Buka pintu nya "

" Ng–nggak bisa! Kau nggak bisa masuk! Pergi kau!, " Suara orang itu dengan lantang mengusir dokja, [m/n] yang udah panas karena cal—dokja diusir pun buka suara. Anjay, pawang nya marah euy.

" Hei kalian, " [M/n] maju beberapa langkah sampai wajah nya menyentuh pintu itu, ia sempat mendengar orang orang sebrang yang mengenali suaranya, " Aku belum menunjukkan skill ku kan?, "

𝐈 ,, KING OF CURSED. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang