Chapter 19 : Waktu pengadilan. (3)

401 72 0
                                    

" M-monster

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" M-monster...! " Pria yang baru saja dimutilasi oleh [m/n] berteriak, air mata jatuh saat ia kembali merasakan sakit.

" Ah... " [M/n] tersentak kembali ke realita, menyadari semua tatapan mengarah kepadanya. Dia berlebihan.

[ Konstelasi Queen of south sea meneguk ludah nya kasar ]

[ Konstelasi Sunrise god merinding ]

[ Konstelasi Trouble Seekers mengakui kekejaman mu ]

[ Konstelasi The authority of writers tersenyum ]

Kali ini, dokja kembali menarik dialog nya. Sementara [m/n] , menatap pantulan nya di kaca stasiun geumho.

" Kalian ketakutan karena stats yang lebih tinggi dan koin yang lebih banyak " Dokja melangkah maju, kembali memegang lengan [m/n] dan menoleh kearahnya. Mengerti apa yang ditunggu dokja, [m/n] buka suara.

" Benar juga, kenapa mereka bisa lebih banyak koin dan lebih kuat dari kalian? " Itu dialog dokja, tapi sudah terlanjur. Dokja dan [m/n] tersenyum gelap, dan dokja kembali menatap kerumunan.

" Karena mereka preman? "

" Tentu bukan " [M/n] tersenyum misterius tak kala melihat raut ragu pengungsi stasiun geumho. " Kalau dipikir pikir... Darimana kau mendapat koin sebanyak itu? " Salah satu pria bertanya, cheon inho pun berusaha mengelak.

" Haha Kalian juga tahu, kan? Aku menjual banyak hal dan... " Elak Cheon inho. " Beberapa hari yang lalu, saat aku datang di stasiun geumho. Jumlah orang disini ada 89 orang" Dokja dan [m/n] sama sama melihat kerumunan.

" Ga sampai 50 tuh... "

" Kelihatan nya tidak sampai 50 orang "

" I–itu karena saat berpatroli secara bergantian, mereka diserang mons... " Pria itu mencoba meyakinkan keraguan nya. " Monster? " Ah, sang monster pun sudah buka suara.

[ Konstelasi Mercury letter memijit pangkal hidung nya ]

[ Konstelasi Sunrise god menyemangati mu! ]

[ 1.000 koin disponsori! ]

" Setan, berpikir lah dengan otak ¼ sendok nyam nyam kalian " [M/n] menunjukan raut jijik, dokja pun harus memegang lengan [m/n] agar tidak langsung menerjang kerumunan. Raut pengungsi stasiun geumho terlihat ketakutan, walau mereka agak tidak mengerti yang dikatakan [m/n].

" Semuanya mati, kenapa mereka masi idup? " [M/n] menunjuk kearah bola mata cheon inho. Mendapatkan tatapan mengarah pada antagonis pertama, " Naah kan... "

" Tadi dia bilang, kalian akan mendapatkan koin jika kalian membunuh ku " Dokja menarik kembali tangan [m/n] turun, bergantian menunjuk cheon inho. " Bagaimana dia bisa tau fakta kalau 'koin akan muncul kalau membunuh orang'? "

" Inho!  Jangan bilang kau...? "

" Diam! Itu fitnah... "

Semua nya mengarah pada inho, sedangkan [m/n] mundur ke belakang mengarah ke dua anak yang sudah selesai makan.

" Kalian... Punya lebih dari 100 koin kan?... " Lirih [m/n]. Aegea dan Aecha mengangguk, [m/n] pun tersenyum simpul.

" Bagus. Jangan ikut bertarung, cukup liat saja. " [M/n] kembali menatap kerumunan yang sudah heboh membunuh untuk koin.

" Manusianya banyak loh, mau kubantu? " Kutukan tak kasat mata itu melayang disampingnya, ia mendengus, " Tidak perlu, jaga mereka saja ya? " Kata [m/n] menunjuk kedua anak yang sedang duduk di rel kereta.

" Cih. Kau kira aku babysitter apa? "

Kutukan tak kasat mata itu menatap seluruh pergerakan [m/n]. [M/n] mengayunkan pedang nya dengan brutal, tak lupa memakai skill 'Dark cursed' agar korban dirayap asap hitam. Pada akhirnya, tubuh tubuh manusia itu menjadi makanan untuk kutukan tak kasat mata.

[M/n] menatap [m/n], lebih tepatnya, tengkuk nya. Bukan nya menyusut, akar hitam itu semakin merambat. Apa [m/n] tak merasakan nya?

[M/n] berhenti bertarung atas perintah Jung Heewon, menatap wanita itu membunuh satu persatu preman dengan skill 'Hour of judgement' nya.

Darah menghiasi stasiun geumho, hampir semuanya telah pergi ke neraka. " Mampus " Gumam [m/n] saat melihat cheon inho yang mau mengeluarkan kata kata terakhirnya, tapi disela dengan senjata Heewon yang membelah wajahnya.

[ Konstelasi Queen of south sea tersenyum bangga ]

[ Konstelasi Wise girl menepuk tangan nya ]

[ Konstelasi Trouble Seekers bangga padamu ]

[ Konstelasi Beauty nine tailed fox merasa terhibur ]

[ Konstelasi Mercury letter menganggumi mu ]

[ Konstelasi Sunrise god tersenyum ]

[ Konstelasi One–eyed war god merasa terhibur ]

[ Konstelasi Night goddess tersenyum ]

[ Konstelasi The authority of writers tertawa! ]

[ 10.000 koin disponsori! ]

" Haha.. Terima kasi... "

Gedebruk!

Belum sempat menyelesaikan ritualnya, rasa lelah kembali menyerang. Membuat [m/n] terjatuh, tsujira pun panik. " [m/n]! "

.
.
.
.
.

" Sialan capek bngt vangsat... "

.
.
.
.
.

Pada akhirnya, author lupa sama ni buku. Bedebu nih...

𝐈 ,, KING OF CURSED. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang