5

4K 593 290
                                    

-crazystupidlove-

Kepercayaan adalah sesuatu yang rumit. Tapi Jennie merasa kepercayaan sendiri lebih berharga daripada cinta sekalipun. Karena bagi gadis itu, dia tidak bisa mencintai seseorang yang tidak dia percayai. Cinta disini bukan tentang perasaan yang di berikan kepada pasangan saja. Tapi juga teman, dan keluarga.

Dan ketika dia sudah memilih untuk memberi kepercayaan pada seseorang, di situlah dia akan mencintai orang itu—dengan sangat. Memberikan seluruh hatinya, waktu, dan segala hal yang lebih dalam dari permukaan.

Tidak banyak orang di sekitarnya yang mendapatkan kepercayaan tersebut. Dia sangat hati-hati dalam memilih orang, karena salah satu ketakutan terbesarnya adalah di khianati. Sejauh ini, insting nya tidak pernah salah. Jennie berharap dia tidak pernah salah.

"Ya. Aku percaya padanya."

Helaan nafas nya di ulangi beberapa kali. Berusaha menjauhkan pikiran buruk dan setia pada kata hati yang mengatakan semua akan baik-baik saja. Bahwa Taehyung akan terus mencintainya.

"Nanti kita tetap menampilkan whistle?" tanya Chaeyong.

"Katanya kalian tetap harus menampilkan nya secara live. Hanya saja, hasil pre-record kemarin yang akan di tayangkan di Tv." Jawab manajer mereka.

Ke empatnya telah berada di ruang tunggu setelah usai tampil dalam sesi foto red carpet. Sayup-sayup teriakan penonton menggema riuh hingga memekikkan telinga mereka. Mereka semua terlihat cantik dengan balutan baju berdasar warna merah dan hitam. Terlihat elegan, sexy juga manis. Kombinasi yang sempurna, yang jujur saja—tidak bisa di temukan pada girlgroup lain.

"Ini selimutnya. Tempat duduk kalian ada di belakang Twice."

"Baik, unnie."

Di awali dengan Jisoo, ke empatnya mulai berjalan memasuki venue. Tidak menyangka saja group yang baru berumur tiga bulan itu juga mendapat sorak sorai yang riuh dari para penonton. Mereka duduk saling bersebelahan. Jennie menghela napas lagi ketika dia mendapatkan tempat paling pinggir. Tempat strategis yang pastinya akan di manfaatkan oleh pria gila itu untuk terus memandangi dirinya. Dan ya, prediksi nya benar. Karena sekarang, Jennie merasa sedang di awasi oleh pria gila yang tak lain adalah kekasih nya sendiri.

Disisi lain, ada seorang wanita yang mengabadikan bagaimana Taehyung memuja Jennie lewat tatapan mata nya. Sekilas pria itu mungkin terlihat sedang melihat LCD besar yang di pasang di atas panggung, tapi tidak. Taehyung hanya terus melihat Jennie. Sesekali dia melihat Taehyung tersenyum. Seolah sedang membayangkan sesuatu yang indah, yang tentu saja tidak berhubungan apapun dengan nya.

"Ku harap prediksi ku benar, ku harap dia akan segera bosan."

Hatinya merasa lapar. Rasa yang sering nya memang dikaitkan dengan rasa sakit saat melihat orang yang dulu kita suka, kita cintai—kini telah mencintai orang lain. Ingin mengembalikan lagi rasa di masa itu pun tidak bisa, karena salah satunya sudah berpaling. Meninggalkan seorang lagi dalam kubangan masa lalu, dan membiarkan nya menderita seorang diri.

"Sowon unnie.."

"Hm?"

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku baik." Dia menghela napas, lalu kembali menatap ke depan. "Jangan khawatir."

Hubungan antara dia dan Taehyung memang sudah di gariskan untuk terjadi, tapi tidak di gariskan untuk menjadi sebuah kebahagiaan yang awet. Dia terus meratapi perpisahan itu sendiri, meratapi perasaan yang tidak bisa lagi dia selamatkan.

Sulit untuk marah pun, karena.. memang dia siapa? Apa hak nya untuk melampiaskan kemarahan itu pada gadis yang datang jauh setelah perpisahan mereka terjadi? Tidak tahu. Dia hanya merasa sangat sakit, saat melihat bagaimana pria yang dulu kekeh bilang tidak bisa mencintai siapapun—kini sedang menghujani wanita lain dengan tatapan penuh cinta. Seolah-olah dia siap memberikan dunia pada wanita baru nya. Sesuatu yang tidak pernah dia dapatkan bahkan ketika mereka masih 'bersama'.

Crazy stupid love | revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang