TW!crazy stupid love!TW
Sudah dia prediksi bahwa semuanya tidak akan mudah saat sudah dijalani. Baginya perpisahan sementara ini benar-benar menyiksa. Waktu berjalan lambat saat gadis itu tidak lagi berada pada peredaran. Dia tidak suka jarak, ingin memangkas nya tapi tanggung jawab menjadi penghalang mutlak. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk membuat semuanya menjadi seimbang. Asmara dan pekerjaan, dia akan bekerja keras untuk keduanya. Ini adalah kali pertama dia bersungguh-sungguh dalam merealisasikan mimpi. Karena dia tidak ingin ada sesuatu yang kurang sebelum dia menawarkan masa depan yang dia impikan kepada Jennie.
Terlentang di atas kasur, Taehyung hanya menatap langit-langit kamar hotel nya sambil melamun. Aroma rambutnya lucu, rasanya itu tercium seperti kombinasi antara asap rokok, parfume laki-laki, hand sanitizer, debu, dan apapun diantaranya. Tidak ada tenaga untuk mandi dan membersihkan diri, dia membiarkan keringatnya kering dengan sendiri nya.
"Kau tidak ingin mandi dulu?" Jin bertanya dengan handuk yang masih ada di atas kepala. "Setelah ini, kita disuruh berkumpul. Namjoon mengatakan dia ingin mengevaluasi konser hari ini. Ada banyak kekurangan katanya."
"Aku lelah sekali, hyung."
"Sama. Tapi lebih baik rasanya setelah mandi." Dia duduk disamping ranjang, lalu menghela napas setelah melihat wajah masam adiknya. "Kau terlihat berantakan."
"...rasanya berat sekali."
"Apa?"
"Jarak ini." ucapnya sambil mengawang-awang. "Aku tidak akan ada disana saat dia ulang tahun nanti. Aku yakin dia akan banyak menangis."
"Jennie?"
"Memang ada yang lain? Hidupku hanya tentang dia sekarang."
Dia tidak pernah punya rencana untuk jatuh cinta seperti itu. Rasanya kini semua hal benar-benar membuatnya lelah dan jenuh terkecuali, Jennie. Ini sedikit mengganggu nya. Waktu yang mereka habiskan bersama kemarin dikiranya bisa sedikit menghapuskan perasaan gelap ini. Nyatanya setelah jarak itu ada lagi, perasaan itu kembali. Perasaan haus untuk selalu membuat Jennie ada di sekitar peredaran nya.
"Tentu tidak boleh seperti itu."
"Apa yang tidak boleh?"
Taehyung mengerjab, "Daritadi hyung masih disini?"
"Menurutmu?" Tanyanya setelah selesai mengeringkan rambut, "Aku tahu kerinduanmu padanya terasa berat, terlebih umur hubungan kalian yang masih baru. Tapi aku yakin sebentar lagi kalian akan terbiasa. Hubungan yang dewasa itu tidak mengharuskan untuk selalu bertemu dan bertatap muka. Yang penting komitmen nya, dan saling percaya. Terlalu terobsesi pada satu hal juga tidak bagus. Harus dibagi rata, supaya kehidupan mu seimbang."
"Itu nasehat yang bagus."
"Terapkan juga, jangan cuma di dengar." Hardiknya pada sang adik. "Kalau kau fokus pada Jennie saja, dan perkejaan mu menjadi kacau bagaimana? Memang kau mau menawarkan masa depan tidak jelas padanya? Bukan aku mau mengatakan kalau dia materialistic, tapi realistis saja—kau tidak bisa hidup kalau cuma makan cinta."
"Benar."
Dia mengusap wajah nya yang lelah dengan kedua tangan. Lalu beranjak bangun untuk menyegarkan tubuhnya dengan air dingin. Tidak lama dia di kamar mandi, tapi cukup membuat stresnya sedikit berkurang. Saat dia sampai di kamar Namjoon dan Yoongi, hanya dia dan Jin yang datang paling akhir. Sudah banyak makanan dan botol champagne yang terbuka di atas meja. Dia berjalan masuk dan memilih duduk di samping Yoongi setelah mendapatkan umpatan dari Jungkook karena telah mencuri gelas champagne milik adiknya itu.
"Jadi.. baiknya bagaimana?"
Namjoon membuka obrolan. Tapi Taehyung tidak ikut serta pada diskusi itu. Sebuah booknote yang ada di atas meja menarik perhatian nya. Dia tidak bertanya, dan langsung meraih buku itu untuk membaca nya. Itu buku lirik milik Yoongi. Taehyung sadar kalau buku itu miliknya, saat wajah tidak ikhlas Yoongi berikan ketika dia tahu bahwa buku itu sudah ada di tangan Taehyung.