11

4.3K 444 149
                                    

crazystupidlove

Rasa sakit yang dia tekan di dalam hati kini menjadi lebih banyak. Dia menjadi lebih sering diam dengan banyak kata di dalam kepala nya. Ide untuk membuat nya menjadi lebih baik dengan membaginya pada orang lain pun tidak ada, karena jika hal yang membuatnya sakit di ketahui oleh orang lain—dia tidak tahu suasana nya akan jadi sekacau apa. Sebaliknya, dia merasa tertarik untuk membumbui rasa sakit nya dengan kata-kata di atas kertas untuk menarik rasa sakit itu ke dalam tulisan.

Dia punya rencana untuk membuat hati nya menjadi sesakit mungkin. Pikirnya itu adalah satu-satunya cara untuk melupakan dan mengikhlaskan. Tujuan nya adalah untuk mendapatkan kebas atas perasaan yang dia punya. Untuk berpura-pura, dia sebenarnya masih bisa. Tapi dia lelah dengan rasa sakit yang tidak di inginkan oleh hati nya, rasa sakit yang lama-lama menjadi sesuatu yang familiar sekarang. Dia ingin ini berakhir, tidak ada alasan untuk menunda nya. Karena itu semua adalah keharusan.

"Bagaimana hasil nya?" Jin bertanya ketika Namjoon datang. "Dapat?"

Namjoon menggeleng, "Ini aneh. Mereka bilang CCTV pada hari itu sedang error. Saat aku bertaya pada satpam, mereka juga bilang tidak ada hal yang mencurigakan. Daftar keterangan identitas tamu pun kosong, tidak ada orang asing yang bertamu pada hari itu."

"Jangan-jangan kau yang salah, lupa tidak menutup pintu saat pergi." celetuk Hoseok.

"Mana mungkin hyung. Gila saja aku tidak teliti tentang hal seperti ini." dia menoleh pada Yoon-gi. "Hyung juga tidak menemukan hal aneh?"

Dia terjaga dari lamunan nya, lalu menggeleng. "Aku tidur saat kau datang, kau juga yang membangunkan ku. Kalau saja kepala ku kemarin tidak pusing mungkin saja aku akan mengajakmu bertengkar. Kau berjanji akan pulang cepat, nyatanya kau kembali nyaris tengah malam."

"Jadi dari siang sampai malam hyung tidur?" tanya Namjoon lagi, dan Yoongi mengangguk. "Dengan posisi duduk seperti itu?"

Yoon-gi menggidikkan bahu nya, "Aku lelah sekali setelah bangun. Tubuhku rasanya mau copot semua."

"Kita tetap harus mencari tahu, kalau perlu laporkan pada manajer." Sahut Jimin, "Aku tidak kehilangan apapun, tapi tetap saja—aku ngeri membayangkan ada orang lain yang masuk ke apartement kita."

"Aku sudah memberi tahu manajer. Dia juga akan menyelidiki nya."

"Ngomong-ngomong, Taehyung hyung belum kembali?" tanya Jungkook dengan mulut penuh ramen. "Aku tidak melihatnya."

Seseorang yang sedang di cari itu nyata nya masih bergumul dibawah selimut dengan tubuh telanjang bersama kekasih nya. Tidak menghitung sudah kali keberapa dia menyuntikkan cinta nya pada tubuh wanita itu, yang jelas akibat ulah nya—dia berhasil membuat Jennie lemas hingga tidak ingin bergerak lagi. Tubuh nya dipenuhi oleh tanda cinta, di perut, di kedua payudaranya.. dimana-mana.

Jennie mendengus kesal. Merasa telah di peralat oleh pria licik ini. Dia ingin sekali mengoyak kulit lengan Taehyung dengan gigi nya, seolah ingin membalaskan dendam karena dia yang telah meninggalkan banyak jejak-jejak merah pada sekujur kulitnya. Jennie mendengus lagi, semakin kesal saat melihat kedua lengan itu masih memeluknya erat-erat sampai sekarang.

"Kapok. Tidak mau lagi." ucapnya lirih.

Taehyung adalah monster. Staminanya tidak punya limit. Baru selesai, mulai lagi—seperti itu hingga berulang sampai tiga kali. Selangkangan nya sakit, tubuh nya juga. Dia tidak bisa membayangkan kalau di masa depan Taehyung akan benar-benar menikahi nya. Melayani nya satu malam saja membuat dia kewalahan. Jennie merasa dia harus mengatur strategi untuk bisa mengendalikan monster ini.

"Lapar. Bangun!" Ucapnya serak, kerongkongan nya kering karena terus-terusan berteriak semalam. "Setidaknya setelah menyiksa ku seperti itu, beri aku makan. Tidak peka sekali!"

Crazy stupid love | revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang