crazystupidlove
'Taehyung dimana?' adalah satu pertanyaan yang akhir-akhir ini sering sekali terdengar di ucapkan oleh banyak orang. Manajer nya, hyung, bahkan juga si bungsu—walaupun memang rasa khawatir yang Jungkook punya masih di balut dengan gengsi. Mereka seolah tidak ingin kehilangan jejak tentang kemana lagi pria itu akan melampiaskan sedih. Sudah berapa lama dia seperti ini? Bukankah sudah lebih dari setahun? Dari satu bar, ke bar yang lain—dia menghabiskan waktu setelah perpisahan pahit kisah cinta mereka dengan merusak diri. Alkohol menjadi teman setia, yang membantunya melepas sejenak rasa sakit dan rindu yang hanya dia rasakan ketika masih sadar.
Seperti hal nya malam ini. Di bar kecil, disudut kota Paris. Dia duduk sendirian menatap gelas kosong sambil melamunkan banyak hal; banyak hal memang, tapi intinya hanya satu. Setelah Kim Jennie nya pergi, dia menjadi pemurung ulung. Rasanya, dunianya sudah berhenti pada saat itu. Bagaimana kabarnya? Taehyung hanya bisa bertanya pada udara. Jawaban dari pertanyaan itu pun hanya bisa di dapat lewat bait-bait artikel yang sengaja dia cari lewat internet.
"One more." Ucapnya pada bartender, "Thanks."
Cairan nya langsung di teguk habis. Dia mendongak sebentar, saat kepalanya terasa berat. Tangan nya meraba-raba saku, mencari rokok terakhirnya untuk hari ini. Asap di hembuskan setelah dia menghela dalam, lega dan sesak ia rasakan sekaligus. Kembali pada rutinitas lagi, hari ini.. kenagan mana yang ingin dia ulang? Dia tertawa sebentar, lalu mengusap wajah lelah nya yang layu.
Duduk sendirian memandang kosong potret cantik pada layar ponsel. Dia menggeser nya satu persatu, sambil memutar setiap kenangan yang tersimpan ketika foto-foto itu di ambil.
"One more."
"Sir, are you sure?"
Dia hanya mengangguk dengan pandangan kabur. Kesadaran nya lama-kelamaan pergi, tinggal menunggu saja sampai tubuh tak lagi bisa menopang diri. Dari meja yang lain, tidak jauh dari tempat Taehyung duduk—Seokjin dan Namjoon setia mengawasi. Selalu seperti itu tanpa Taehyung tahu. Orang-orang terdekatnya selalu peduli, walau dia tidak pernah sadar berapa banyak orang yang mengkhawatirkan. Rutinitas seperti ini sudah jadi gaya hidupnya sekarang. Dia akan meluangkan waktu setelah konser selesai, pergi tanpa pamit dan bekelana menjelajahi malam seorang diri.
Di awal kandas nya hubungan mereka, Namjoon ingat—apakah saat itu di Vegas? Taehyung hilang selama sehari semalam. Semua orang panik, berusaha mencari tanpa menimbulkan kegaduhan. Pencarian itu membuahkan hasil setelah 48 jam berlalu. Taehyung berada dikantor polisi dan bermalam di sel karena mabuk dan merusak infrastruktur umum. Itu adalah kekacauan paling parah yang Taehyung lakukan selama Namjoon mengenal nya.
"Dia akan sakit kalau terus-terusan begini." Ungkap Namjoon pada hyung nya. "Ini bahkan sudah lebih dari setahun."
"Dia hanya butuh waktu, Joon-ah."
"Lalu, mau sampai kapan lagi? Aku merasa dia tidak punya rencana untuk menyembuhkan patah nya. Aku menyesal memberinya ijin berkencan, cinta membuat nya rusak."
"Jangan coba menyalahkan Jennie."
"Aku tidak?" bantah nya, lalu menghela napas setelah mendapatkan tatapan penuh tanya dari Seokjin. "Baik aku mengaku, aku memang sedikit menyalahkan nya."
"Hanya sedikit?" Namjoon tidak menjawab. "Namjoon-ah, jangan begitu. Kita tidak seharusnya ikut campur apalagi menyalahkan kisah cinta milik orang. Siapa yang menyakiti, siapa yang di sakiti.. hanya mereka yang tahu."
Memang hanya mereka yang tahu, karena sampai sekarang penyebab kandasnya kisah cinta yang selalu Taehyung banggakan itu tidak pernah terungkapkan. Taehyung hanya berkata kalau semua adalah salah nya. Lalu apa? Tidak ada penjelasan, tidak banyak cerita yang dia bagi atas sakit yang sudah dia telan sendiri. Kepergian gadis itu tidak hanya menyakitkan bagi Taehyung, tapi juga merusak. Dia seperti sebuah raga tanpa jiwa. Bernapas tapi tidak hidup.