🕊-Mas Ex 1-🕊

37 5 2
                                    

"Nana, boleh minta tolong gak?"

"Nana, ini maksudnya gimana sih?"

"Na, nitip tugas ya."

"Kerjain tugas bareng yuk."

Seruan-seruan di siang hari setelah kelas selesai. Hampir setiap hari Nana mendengar kalimat-kalimat itu. Namun, Nana tak pernah mengeluh dan senang hati membantu tanpa peduli apa niat dan maksud mereka.

Kelas hari ini telah usai. Nana memilih untuk pulang dan kembali berkutat dengan buku-bukunya. Nana itu anak yang rajin dan juga pintar. Makanya, semua teman-teman kampus selalu mencari Nana agar nilainya bagus dan tidak perlu repot-repot mengerjakan tugas.

Nana itu positif vibes. Walaupun dirinya tidak begitu cantik. Namun, hatinya lah yang membuatnya menjadi terlihat cantik dan baik.

Tak sedikit lelaki terpikat oleh Nana, tetapi Nana memilih untuk berteman saja. Karena itu jauh lebih baik dari pada harus mendapatkan cinta dengan cara yang haram.

Jika semua sibuk dengan kekasihnya, maka Nana sibuk dengan buku-bukunya. Karena menurut Nana, setiap waktu pasti ada manfaatnya.

Jika semua menggunakan kendaraan pribadi, maka Nana menggunakan transportasi umum. Bukan apa, Nana hanya ingin merasakan bagaimana menjalani hidup yang sederhana.

Perlu kalian tahu. Seluruh saudara dan keluarga Nana itu adalah orang-orang yang terpandang, tetapi Nana tidak pernah berlagak seperti orang kaya. Bahkan, teman-teman di kampusnya tidak tahu bahwa Nana adalah seorang anak dari pemilik kampus tersebut.

Nana membuka pintu utama rumahnya dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Suaranya menggema membuat seorang wanita paruh baya menghampiri anak gadisnya.

"Waalaikumsalam. Eh, udah pulang anak Bunda," ujar bunda yang menerima kecupan di punggung tangannya sembari mengelus pucuk kepala Nana.

Ketika semua anak muda malu dengan perlakuan ibunya yang akan di cap 'anak mama'. Maka Nana tidak peduli, menurutnya kasih sayang bunda adalah sebuah kekuatannya.

"Sayang sudah makan?"

"Belum."

"Kalau begitu, ayo kita makan. Bunda sudah buatkan makanan kesukaan kamu."

Mendengar bunda mengatakan bahwa beliau membuat makanan kesukaannya, Nana langsung menarik bunda untuk ke meja makan. Selain lapar, Nana juga ingin makan ditemani bunda. Karena moment seperti ini jarang sekali ia rasakan.

Bunda itu jarang sekali di rumah. Bukan untuk bekerja, melainkan menemani ayah yang sering ke luar kota, bahkan ke luar negeri.

Sejak tadi malam bunda berada di rumah karena ayah tak ke luar kota ataupun ke luar negeri, jadi bunda bisa menemani anak bungsunya yang tinggal sendirian.

Nana makan dengan khidmat. Tak ada suara yang keluar dari mulut bunda atau Nana. Ya, memang jika sedang makan tidak boleh berbicara. Karena makan sambil berbicara itu  tidak sopan, selain itu juga takut nasi atau lauk menyembur keluar dari mulut.

Selesai makan, bunda membereskan piring dan alat makan lainnya yang digunakan oleh Nana. Ingin membantu, tetapi bunda tidak memperbolehkan.

Baiklah, jika tidak boleh membantu. Maka bunda tidak boleh menolak jika dipeluk oleh Nana. Pasalnya Nana rindu dengan bunda yang cerewet, dan pelukan bunda yang membuatnya nyaman.

"Bunda... " Nana memeluk bunda dari belakang, suara kecilnya mampu terdengar oleh bunda.

"Apa sayang?" jawab bunda yang membuat gadis kecil di balik punggung wanita paruh baya itu tersenyum manis.

Mas Ex [Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang