part 11

147 7 0
                                    

Steffi yang enggan meperpanjang masalahnya akhirnya dia mengalah, dengan cara keluar dari ruangan dimana Jenne dirawat.

Setelah Steffi keluar, Irene pun mengikutinya.
*
"Weh perasaan gue engga enak" celetuk Grace
"Tau. Steffi kalo uda marah kayak apan tau. irene juga" saut Cecil
"Irene pake acara ngebacotin Steffi sih" saut Shazie
"Gak sepenuhnya salah Irene juga kali" balas Grace
"Steffi juga pake bilang Eunike cemburu sama dia" balas Shazie
"Steffi bukannya gapernah buka mulut kalau itu bukan fakta ya?" Saut Cecil
.
Dug
.
Suasana menghening.
Mereka yang sedari tadi menggangap bahwa tadi hanya asal ceplos. Jadi membawa perasaan. Di benak mereka saat ini adalah apakah benar Irene memiliki hubungan spesial dengan Kak Gonzaga ?
*
Setelah sekian lama ruangan itu diwarnai dengan keheningan, satu per satu mereka mulai mendekati Gonzaga dengan niat menyelidiki pernyataan tadi.

"Heh apa deket deket" kata Gonzaga sembari takut takut
"Jawab dengan jujur"
"Ada hubungan apa sama Irene"
"Kenapa pake di umpet umpet in ?"

"Jangan intimidasi gue plis" pinta Gonzaga dengan wajah memohon
*
Steffi yang masih pusing dengan masalahnya saat ini ia lebih memilih duduk di kursi yang berada di depan ruang inap Jenne.

Dan Irene mengikuti Steffi
"Steffi" panggilnya lantang

"Dah dah" guman Steffi dalam hati
"Apa?" Jawab Steffi dengan lantang juga dan langsung berdiri

"Apasih maksud lo ngomong kaya gitu"
"Itu fakta kan?"
"Heh"
"Ape lagi"
"Lu kalo ngomong berdasarkan fakta dong"
"I think ini fakta"
"Apaan sih lo asal nuduh"
"Ga gue ga nuduh"
"Alah giliran face to face aja lu ciut"
"Nantangin lo HAHAHAH?"
"Gak takut gue"
"Lu takut kek gak kek. Peduli setan "

"Lu tuh uda nyebar fitnah tau gak sih"
"Yah gue gatau gimana dong "

"LU TUH NYEBAR FITNAHHHHHH"
"Masa?ah perasaan lo aja kali"
"LO UDA BIKIN NAMA GUE JELEK "
"Yah dari pada muka lu yang jelek ?
Lagian yang namanya jelek kan elo. Nama gue masih bagus tuh"
"HAH. LO KIRA SELAMANYA NAMA LO BAKALN BAGUS ? SADAR DONG BANYAK KALI YANG GASUKA SAMA LO?"
"Emang gue pernah minta buat di sukain ?"
"MINTA GAK MINTA LO GAUSAH NGESOK GITU DEH. SOK PALING PERFECT "

Steffi hanya diam.
Dia sudah malas adu mulut dengan Eunike

"HEH JAWAB DIEM AJA " "CUPU BENER" "SEGITU DOANG NYALI LO?" "ANJRIT ANJRIT" "CUPU YA TERNYATA SEORANG STEFFI" "HAHAHAHAH"
*
"STOPPP" bentak seseorang.
"Ish" guman Eunike dalam hati.

"Udalah damai kalian."  Kata Gonzaga
Steffi tidak merespon apapun. Dan Eunike terus memandangi Steffi dengan tatapan yang nanar.

"Kalo gak tau faktanya diem aja lah" kata Gonzaga dengan sedikit membentak.

Steffi yang merasa disindir  langsung menatapi Kakanya dengan tatapan yang sinis
"Awas aja lu" gumannya dalam hati

*
Gonzaga menceramahi mereka
"Udah damai"
"Kalian gak ada yang salah gak ada yang bener juga"
"Lebay dua dua nya"
"Kayak anak kecil"
"Childish masih main mulut"
"Berantem ala apa kayak gini. Temenan kok ego nya sama sama gede"

"Brisik" saut Steffi

"Lu dengerin gua lah kalo gua kasi tau. Gausah belaga jagoan gitu key. Gue tau lu sanggar tapi gak gini gini juga. Orang, main lo fitnah seenak jidat"

"Brisik"
"Brisik"
"Brisik"
"Brisik"
"Brisik"

Hanya kata kata itu saja yang, Steffi lontarkan. Karena, ia sudah muak dengan semua kata kata Gonzaga yang tidak ada ujungnya.

*
Entah apa yang ada di benak Gonzaga saat ini, ia yang kesal dengan tanggapan Steffi dan langsung membentaknya
"key lu yang berisik.

Gue kasi tau yang bener, malah ngatain gua berisik.

Sejak kapan sih adek gue suka fitnah?
Sejak kapan mulut lo jadi macem ibu ibu gitu ?
Key yang baru adalah, key tukang fitnah. HAHA MUAK"

*

      Steffi se umur umur tidak pernah di bentak dengan Gonzaga seperti ini. Ia tidak pernah di kata katai seperti ini.
'Gonzaga berubah' hanya itu yang ada di benaknya.

Karena, ia kesal diperlakukan seperti itu, ia langsung meninggalkan rumah sakit.  Ia langsung memanggil taksi.

      Jujur saja, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia hanya mengantonggi uang Rp. 150.000 ,- dan ia meninggalkan handphonenya di kursi tadi.

      Akhirnya ia memutuskan untuk menuju ke salah satu coffeshop tempat tongkrongan murid-murid sekolahnya. Dan, sepanjang perjalanan ia  hanya menangis.
  
*
"Sejak kapan abang gue giniin gue"
"Kenapa bisa bisa nya abang gue bentak gue"
"Kenapa dia belain Irene daripada adeknya sendiri"
"Kenapasih dia tega sama gue"
"Dia jahat"
"Gue benci dia"
"Dia udah nyakitin hati gue"
"Sekarang gue sakit hati"
"Sakit hati yang melebihi sakitnya di putusin Liam"
"Lu kira gua gak muak sama lo?!"
"Muak juga gua sama lo"
*
"Kak sudah sampai"
"Ee iya pak makasih pak" lalu membayar argo taksi tersebut
*
Ia memesan salah satu minuman favorite di kafe itu.
Ia memilih duduk di pojokan
Lalu, ia menaruh kepalanya di meja sambil menangis.
Ia masih kesal kepada Gonzaga.
Dan sekarang, ia berniatan untuk tidak pulang kerumah.

   Untungnya kafe ini 24 jam dan sisa uang Steffi masih cukup untuk membeli lebih dari 4gelas minuman. Jadi, ia memutuskan untuk bermalam di kafe ini.

*
"Itu siapa ya?" Guman Andrew dalam hati
"Kayak steffi"
Ia langsung membuka pathnya dan ia tidak check in di kafe ini. Padahal, dimanapun Steffi berada ia selalu check in di path.

Setelah selesai memesan cake. Ia memutuskan untuk mendekati meja itu. Didekati nya meja itu. Dan benar saja itu Steffi yang sedang menangis

"Dia kenapa ya" gumann Andrew dalam hati
*
"Permisi" Andrew memberanikan diri untuk mengatakan itu .
Lalu, ia duduk disamping Steffi.

"Suara Andrew" guman Steffi dalam hati.
Tapi Steffi tidak mempedulikan nya .
Ia terus menangis

"Steffi kan?" Tanya Andrew
Steffi tidak merespon apa apa
5 menit
10 menit
20 menit
30 menit

Steffi masih saja menangis

"Steffi gue tau ini lu. Lu kenapa?" tanya Andrew dengan nada cemas

Steffi memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya itu. Dengan mata yang sembab,muka yang tidak karuan, rambut yang berantakan. Ia memeluk Andrew

"An gue gak kuat... hiks hiks hiks" kata Steffi sambil menangis
"An gue sakit hatii "
"An sakit hati gua sakitt"
Andrew yang masih heran dengan perlakuan Steffi ia bertanya
"Lu kenapa stef?"dengan nada yang sangat menyejukkan hati
"Gue...hiks hiks hiks"
"Udah ya lo tenang dulu" jawab Andrew sambil mengelus rambut  Steffi.
"Lu tenang dulu stef.
Tenangin diri lu,
Lupain segala sesuatu yang buat lu kayak gini.
Lupain semuanya,
siapa pun yang buat lo kayak gini jangan di pikirin. Tenang steffi"
*
*
Gonzaga melihat kepergian Steffi. Ia ingin mengejar nya tapi kaki nya tidak bisa digerakkan saat itu.

Gonzaga langsung menutup mulutnya lalu ia duduk dengan lemas
"a a a apphh a yaang uda gue lakuin ke Steffi "ia mengatakan itu dengan tatapan kosong
"Gonzaga makasih ya uda bela aku" saut Irene yang langsung duduk di samping Gonzaga
.
Gonzaga hanya diam merenungi apa yang telah ia perbuat kepada adiknya itu.
"Gon?"tanya Irene dengan lembut

Tanpa sadar Gonzaga mengeluarkan air mata
"Gon kamu kenapa gon"
.
Gonzaga mengambil hanphonenya lalu mencari kontak Steffi dan menelfonnya
"Key angkat key" gumannya dalam hati

*bzz bzz bzz bzbzbzbzbzb* "tet tet tet tetetetet tettetet tetet" ada getaran yang kemudian di warnai lagu Tremor. Yang merupkan nada dering hanphone steffi

*
"Dafuk bego ini apa geter geter di pantat gue " tanya Andrew dalam hati
Lalu ia berdiri dan ia melihat handphone Steffi
"SIAL" teriaknya

COMPLICATED [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang