Putih. Itu yang pertama kali menyapa penglihatan seorang pemuda jangkun. Matanya mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk. Kepalanya terasa berat, pening menyerang saat dia memaksa diri untuk bangun.
Badannya sulit digerakkan, beberapa detik kemudian dia baru sadar. Badannya terikat, begitu pula dengan kaki dan tangannya.
Kim Namjoon berusaha untuk mencerna keadaannya sekarang. Melihat sekelilingnya, hanyalah ruangan putih, dengan jendela dan gorden tipis putih yang menghalagi dari sinar matahari. Satu buah meja yang diatasnya terdapat baki berisi segelas air dan obat, serta satu tempat tidur kecil yang sekarang dia tempati.
Disisi lain ruangan hanya ada satu pintu putih.
Melihat situasi sekarang, Namjoon akhirnya mengetahui dimana dia sekarang. Rumah sakit, itu jawaban yang Namjoon dapatkan dari otak cerdasnya.
Pertanyaan lain muncul, mengapa dia berada disini? Apa yang telah terjadi kepadanya?
Semakin Namjoon memaksakan diri untuk menemukan jawabannya, kepalanya semakin berdenyut nyeri. Ada apa sebenarnya?
Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tanpa Namjoon sadari seseorang telah masuk kedalam kamarnya.
"Kau sudah sadar, Tuan Kim?" tanya orang tersebut.
Namjoon menajamkan penglihatannya, mengingat-ingat orang yang kini sudah berdiri disamping ranjangnya. Namjoon lagi-lagi tidak menemukan jawaban, dia tidak mengenal orang tersebut.
"Tidak perlu memaksakan diri Tuan, kau belum sepenuhnya pulih," ucap orang itu lagi.
Yang Namjoon tau dan pahami, orang tersebut adalah dokter.
"Iya saya seorang dokter, dan saya yang akan membantu anda untuk sembuh" Oh apakah orang ini bisa membaca pikiran Namjoon?
"Saya bukan cenayang yang bisa membaca pikiran anda Tuan, hanya saja raut wajah anda terlihat penuh tanya," kata dokter tersebut dengan tawa pelan.
'Manis'
Satu kata yang terbesit dipikiran Namjoon saat melihat senyum dokter tersebut.
"Namaㅡ"
"Ya Tuan?"
Namjoon sedikit berdeham, liurnya terasa tercekat ditenggorokan.
"Nama mu siapa?"
Dokter tersebut tersenyum. Namjoon tidak sadar, semua ikatan pada tubuhnya sudah dilepaskan oleh sang dokter.
"Jung Hoseok, Tuan."
Hati Namjoon bergetar, perutnya tergelitik, sesak yang dia rasa. Namjoon mengakui dia jatuh hati pada pandangan pertama pada pria berstatus dokter dihadapannya.
Tetapi ada perasaan jauh lebih dalam lagi dari hanya sekedar jatuh hati. Ada rasa rindu, ada rasa yang lebih erat lagi, rasa sayang yang tidak wajar, dan rasa takut juga mencekam.
Senyum yang awalnya menawan di mata Namjoon, kini rasanya seperti tercekik melihat sosok tersebut tersenyum. Namjoon tidak tau perasaan apa ini, dan apa yang sebenarnya terjadi padanya, Namjoon tidak mengingatnya.
Satu persatu puzzle tersebut tersusun, membentuk sebuah diorama dari sebuah kejadian yang Namjoon sendiri tidak mengingat itu semua.
"Tuan, tolong tenangkan diri Tuan. Jangan memikirkan apapun, Tuan harus tenang," Suara lembut Hoseok menyadarkan Namjoon, mengingatkan Namjoon untuk bernapas disaat paru-parunya terasa tercekik.
Kini jauh lebih tenang, tangan lembut Hoseok menyapa permukaan wajah Namjoon. Dengan suara yang masih sama lembutnga terdengar, membawa Namjoon untuk kembali tertidur sejenak. Melupakan kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatifull Sunshine - Jung Hoseok
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan Jung Hoseok, si matahari yg menjadi bottom utama disini. ------------------- 14 Februari 2019. By : Moonlight.