Wrecked.

1.4K 141 24
                                    

Jimin melirik ranjang disampingnya, sang pemilik ranjang tersebut belum kembali. Pemuda mata sabit tersebut menghela nafasnya berat. Hatinya gusar, gelisah begitu menganggunya.

Pikirannya sibuk memikirkan pemuda yang sudah lama menjadi roommatenya. Berjengit saat pintu kamarnya terbuka, pemuda bergigi kelinci terlihat masuk kedalam kamar yg bercahaya temaram.

"Apa dia belum pulang hyung?" Tanya pemuda tadi yang bergelar sang golden maknae.

Jimin lagi-lagi hanya bisa menghela nafas, kepala dengan surai yg sudah kembali hitam itu mengangguk pelan. Mata sabitnya terpejam, bayang-bayang tentang orang kesayangan groupnya tersebut sedikit mengganggunya. Khawatir dengan perubahan orang yang berhasil membuat enam orang lainnya jatuh hati. Jimin bukannya tidak tau, bukan hanya dirinya, semua member bahkan beberapa staff memang sangat menyayangi pemuda manis tersebut.

Sifatnya yang ceria, dan selalu memberikan aura positif, akhir-akhir ini cahaya hangat mataharinya Bangtan tersebut meredup. Tanpa ada yang mengetahui alasannya kenapa. Dia lebih banyak diam, dan akan memilih mengurung diri dalam studio yang di khususkan agensi untuknya. Semua merasakan perubahan tersebut.

Bahkan kakak perempuan pemuda tersebut sempat menghubungi Jimin, para member sudah cukup dekat dengannya. Seorang wanita yang memiliki sebuah butik sukses, yang berstatus sebagai kakak dari salah satu member BTS. Menanyakan pada Jimin, apa mereka dalam masalah?

Jimin tentu saja menjawab tidak, mereka baik-baik saja sebelum dan setelah tour konser mereka. Tidak ada kendala, bahkan pemuda dengan nama panggung J-Hope tersebut sangat menikmati tour konser mereka. Tidak ada yang salah.

Hanya setelah semuanya selesai, dan agensi memberikan mereka libur yang cukup lama. Mengizinkan para member untuk pulang atau berlibur. Dan yang Jimin tau, adik dari wanita tersebut memilih tinggal beberapa hari di dorm, kemudian akan pulang beberapa hari.

Waktu itu tidak ada yang aneh, pemuda tersebut yang mengatakan bahwa dia akan menghabiskan waktunya sendiri didorm untuk beberapa waktu, sebelum pulang kerumahnya, di Gwangju. Semua member berpencar dengan agenda masing-masing. Dan selama itu tidak ada yang mengetahui bagaimana kabar dari salah satu member mereka.

Baru setelah mereka berkumpul, sehabis melakukan beberapa trip individu, mereka baru menyadari keanehan tersebut. Mereka hanya baru berkumpul enam orang, saat itulah kakak dari member tersebut menghubungi Jimin. Membuat semua member mulai dihantui rasa cemas.

"Hoseok selama berada disini lebih sering mengurung diri. Kami berpikir mungkin dia sedang ingin tidur untuk istirahat, tapi setiap malam kami selalu mendengar isak tangis dari arah kamarnya. Beberapa kali mencoba untuk menanyakannya, dan dia akan selalu menjawab dia baik-baik saja. Tapi Jimin-ssi kami sungguh sangat merasa khawatir padanya"

Kesunyian diantara Jungkook dan Jimin teralihkan dengan suara gaduh, yang berasal dari luar kamar. Mereka saling tatap dengan kening yang saling tertaut. Jungkook lebih dulu melangkah keluar, disusul Jimin. Terlihat manajer mereka yang berdiri didepan pintu dorm dengan penampilan yang tidak bisa dikatakan baik. Selanjutnya, satu nama yang lolos dari mulut sang manajer, membuat ke enam pemuda lainnya membeku ditempat mereka.

"Ho--hoseok"

×××

Lanjut atau tidak?

Ini sebenarnya prolog dari buku ku didraft, tapi belum tau kapan bisa update. Karna bukunya berisi beberapa konten sensitif tentang "gangguan mental" aku sendiri yang nulis sampe gemetaran pas nulis.

Kalo emang kalian penasaran, aku lanjut dan up bukunya.
Kalo gak, ya mungkin jadi beberapa draft di buku ini.

Beatifull Sunshine - Jung HoseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang