01

220 14 0
                                    

Enjoy the story~❤️

"Kak, ayolah! Masa gue jalan kaki sih? Tega banget sama adek sendiri."

"Gak ada yang minta lo jalan kaki. Lo kan udah kerja, punya uang sendiri. Kenapa gak naik taksi atau transportasi umum?" Kak Hongjoong natap gue sebentar.

"Kak, kalo gue ikut lo kan gue jadi bisa hemat uang. Paling cuma ganti uang bensin lo doang."

"Lo pake mobil lama gue," - Kak Hongjoong.

"Mobil lama lo? Yang mana?"

"Itu yang warna biru," - Kak Hongjoong.

"Yang cooper?? Seriusan??"

"Iya, kuncinya ada di kamar. Laci nomor dua yang di samping tempat tidur," - Kak Hongjoong.

"Yes! Makasih, kakak!"

Gue buru-buru lari ke kamarnya dia. Dia tuh gampang banget berubah pikiran. Makanya, sebelum itu terjadi, kunci si biru harus ada di tangan gue dulu.

Akhirnya, penantian gue selama satu tahun gak sia-sia. Gue emang udah lama banget ngincer cooper Kak Hoongjong yang itu, tapi ya baru dikasih sekarang. Katanya sih, tunggu gue kerja dulu biar kalo udah waktunya perawatan bulanan gue bisa bayarin biayanya.

"Lo berangkat terakhir kan?" - Kak Hongjoong.

"Iya, mau nunggu bibi pulang belanja dulu."

"Gak usah, lo berangkat aja. Bibi kan punya kunci cadangan," - Kak Hongjoong.

"Iya, lima menit lagi gue berangkat."

"Hati-hati lo ya! Kalo gak sibuk, gue anter lo buat urus balik nama mobilnya" - Kak Hongjoong.

"Oke!" Gue senyum.

Gak lama setelah kakak gue berangkat, gue juga ikut berangkat. Kalo nanti-nanti, gue bisa kena macet. Kalo gue kena macet, yang ada gue bisa dipecat. Kalo dipecat, bisa-bisa mobil ini ditarik lagi sama yang punya.

Untungnya gue bisa sampe kantor tepat waktu. Gue masih bisa absen, bikin teh sesuai kebiasaan gue, dan santai sedikit lah sambil nikmati teh yang baru gue buat.

"Pagi, Ailyn."

"Eh? Pagi, Pak Yunho. Maaf, saya tidak lihat bapak di sini. Silakan duduk, pak" gue senyum sambil naroh cangkir di meja.

"Tidak apa-apa, saya hanya ingin bertemu Pak Seonghwa. Apa beliau sudah datang?" - Pak Yunho.

"Pak Seonghwa belum datang, biasanya beliau datang jam 08:00. Ada yang perlu disampaikan, pak?"

"Tidak ada, saya hanya ingin mengobrol dengan beliau. Kalau begitu, nanti saya akan datang lagi saat jam makan siang" Pak Yunho senyum terus pergi.

"Lah? Gitu aja? Gue kira penting," gue geleng kepala sambil duduk.

Belum juga gue nyeruput teh lagi, Pak Seonghwa nongol dari balik tembok. Untung gue gak kaget. Kalo kaget kan bisa panjang urusannya nanti.

"Pak Seonghwa, tadi."

Brak!

"Sabar, Ailyn. Masih pagi, gak boleh emosi" gue tarik nafas berkali-kali.

"Anjir! Kalo bukan bos gue, udah gue sambit lo pake sepatu!"

Ceklek

"Saya tunggu kamu di ruangan saya," - Pak Seonghwa.

"P-pak. Ish!"

Gue ambil beberapa berkas terus gue bawa masuk. Buat jaga-jaga aja sih, takut ditanyain sama dia. Berkasnya juga langsung gue taroh di depan dia.

"Maaf, pak tadi."

My Wedding Story - Ateez SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang