Sebatas Impian | Chapter 31 - Pembebasan

477 24 0
                                    

Perhatikan angka di bagian judul. Takutnya terjadi kesalahan dari wattpad bagian menjadi teracak.





Happy reading^

"Pembebasan ini semata-mata hanya dasar kekeluargaan,"

***

Lima hari berlalu setelah kepergian Nugraha. Sekarang ini Imelda sedang berusaha menidurkan Syahnan di tempat tidur. Sejak tadi siang bayi itu tidak mau tidur juga. Setelah setengah jam Syahnan akhirnya terlelap dengan nyenyak. Imelda segera memindahkan Syahnan ke box bayi yang ada di kamarnya.

Arsyad keluar dari kamar mandi dan mendekati Imelda.

"Udah tidur?"

"Udah," jawab Imelda. "Jangan berisik."

"Aku mau liburan deh, Bun," ucap Arsyad melingkarkan tangannya di perut Imelda.

"Itu jangan di pengang, Syad. masih ngilu," ucap Imelda.

Arsyad melepaskan tangannya dengan wajah masam. "Peluk aja gak boleh."

"Bukan gitu, tapi masih sakit ini. Kalo udah sembuh boleh deh peluk sepuasnya," ucap Imelda sembari tertawa meledek.

Arsyad beranjak ke atas ranjang dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Mengambil ponselnya dan membukanya.

Imelda beranjak mendekati Arsyad dan menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.

"Kalo manja gini suka ada maunya," ucap Arsyad yang tak melepaskan pandangannya dari ponsel miliknya.

"Gak baik lho, Syad, masih nyimpen dendam terus menerus," ucap Imelda.

Arsyad menyimpan ponselnya. "Aku tau arah pembicaraan kamu. Aku gak mau cabut tuntutan itu, Syahira!"

Arsyad masih keukeuh pada pendiriannya untuk memenjarakan Salsa. Meski Imelda sudah berulang kali memintanya untuk mencabut tuntutan itu.

"Sayang, gak baik lho. Allah aja maha pemaaf, masa kita mahluknya enggak," ucap Imelda yang masih belum menyerah. "Kasian, Syad, papa baru meninggal, dia pasti terluka. Dia gak punya siapa-siapa lagi sekarang kecuali kita."

"Lagi pula perusahaan papa gak ada yang ngelola, masa mau di percayain ke orang lain selamanya," ucap Imelda.

"Bunda bisa ngurusin perusahaan itu, bunda juga udah gak kerja sekarang kan," ucap Arsyad.

"Kamu tega biarin bunda ngurus perusahaan papa yang lagi banyak masalah, Syad? Bunda itu udah gak sekuat dulu fisik dan mentalnya. Apalagi sekaramg papa udah gak ada," ucap Imelda. "Aku ngijinin bunda nikah lagi dulu, karena bunda hampir kena gangguan jiwa setelah di tinggal ayah secara mendadak. Sekarang itu yang bikin aku kepikiran, aku takut bunda kena gangguan jiwa. Gak mungkin aku biarin bunda ngelola perusahaan papa yang bakal bikin keadaan bunda gak baik-baik aja."

"Aku takut bunda kena gangguan jiwa karena mikirin papa yang udah gak ada, dan Salsa yang di penjarakan karena anaknya," jelas Imelda.

Air mata Imelda sudah keluar, Arsyad merasa bersalah atas ucapannya. Ia langsung memeluk Imelda dan mengiyakan permintaan Imelda pada akhirnya.

"Yaudah, besok kita ke kantor polisi buat bebasin Salsa," ucap Arsyad. "Jangan nangis, nanti Syahnan bangun."

***

Pagi ini Imelda sudah rapi karena akan pergi ke kantor polisi bersama Arsyad guna mencabut laporan mereka terhadap Salsa.

Di ruang tengah ada Venita dan juga Hana yang tengah bermain bersama Syahnan di temani baby sister Syahnan yang baru bekerja tiga hari lalu.

SEBATAS IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang