Sebatas Impian | Chapter 37 - Harus Di Selamatkan

453 24 1
                                    

Perhatikan angka di bagian judul. Takutnya terjadi kesalahan dari wattpad bagian menjadi teracak.





Happy reading^

"Di sini juga ada mental aku yang harus di selamatkan agar tetap sehat,"

***

Tak lama sang tuan rumah datang membuka pintu. Dan itu adalah Imelda, wanita yang kini sudah resmi menjadi mantan istrinya.

Arsyad cukup terkejut saat melihat Imelda yang keluar dari dalam rumah. Ia segera menutupi raut keterkejutannya.

"Syahnan mana?" tanya Arsyad.

Penampilan Imelda cukup berubah sejak pertemuan terakhir mereka di rumah Anindita waktu itu. Arsyad memang tak mengunjungi wanita itu dan putranya, karena Imelda yang meminta.

Dan kemarin malam, wanita itu baru mengijinkannya bertemu dengan putranya dengan syarat Arsyad yang datang ke Bandung.

Kini rambut panjang Imelda nampak tak terhiasi lagi oleh hijab, bahkan penampilannya kembali seperti saat masih gadis dulu. Dres sebatas lutut yang di kenakan kembali setelah lama tak terlihat di gunakan sejak menikah dengan Arsyad. Di tambah, warna rambut hitam alami yang kini diwarnai dengan cat rambut berwarna pirang membuat kesan berbeda lebih nampak di diri wanita itu.

"Ayo masuk, Syahnan masih tidur," ucap Imelda masuk ke dalam rumah di ikuti Arsyad di belakangnya.

Imelda mengambil Syahnan ke kamar dan Arsyad di temani mengobrol oleh Hana. Arsyad tersenyum gembira kala Syahnan terlihat tertawa kala melihatnya.

"Anak ayah, sini, Nak," ucap Arsyad melebarkan tangannya. Imelda memberikan Syahnan kepangkuan Arsyad.

"Kenapa mami kamu gak ikut, Syad? Gak kangen sama cucunya?" tanya Hana.

"Mami mau ikut tadinya, Bun, tapi gak enak badan. Padahal kangen banget sama Syahnan. Sama Imelda juga," ucap Arsyad memelan di akhir kalimatnya sembari menatap ke arah Imelda canggung.

"Nanti kita bawa ke Jakarta ya," ucap Hana sembari mengajak Syahnan bercanda.

"Mau di ajak jalan-jalan boleh, Mel?" tanya Arsyad yang kembali memanggil nama Imelda bukan lagi nama panjangnya.

Imelda yang sedari tadi diam mengangguk. "Iya boleh. Kan anak kamu."

"Kalo sama kamu?" tanya Arsyad ragu.

Imelda melirik ke arah Hana dan Hana menganggukan kepalanya.

"Aku ganti baju sebentar," pamit Imelda berlalu ke arah kamarnya.

"Jaketnya Syahnan sekalian di bawa, Nak," ucap Hana.

"Iya, Bun."

Setelah mengganti pakaiannya, Imelda kembali menghampiri Arsyad dan segera keluar dari rumah untuk segera pergi berjalan-jalan.

Kini Imelda memakai midi dres sebetis berwarna hijau mint dan tas selepang bundar dari rotan. Rambut panjang bercat pirangnya, ia biarkan tergerai tertiup angin.

"Hati-hati ya, inget kalian bukan lagi suami istri," pesan Hana.

"Iya, Bun. Arsyad pamit," ucap Arsyad sembari mencium punggung tangan Hana.

Imelda mengikuti langkah Arsyad di belakangnya dengan Syahnan di gendongannya.

"Ada tempat makan enak gak deket sini?" tanya arsyad di tengah perjalanan. 

"Ada penjual sate di pertigaan depan. Tempatnya strategis jadi rame, satenya juga enak," ucap Imelda seadanya.

Mereka akhirnya memilih untuk makan sate di warung sate yang tadi Imelda katakan. Setelah menunggu beberapa saat, pesanan mereka datang.

SEBATAS IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang