Sebatas Impian | Chapter 35 - Di ujung Tanduk

459 25 0
                                    

Perhatikan angka di bagian judul. Takutnya terjadi kesalahan dari wattpad bagian menjadi teracak.





Happy reading^

"Aku tak menyangka, semuanya berakhir secepat dan semenyedihkan ini,"

***

Di PT. Prasetya Abadi, tepatnya di ruangan wakil direktur, ada Arsyad yang tengah gelisah memikirkan anak dan istrinya. Entah apa yang terjadi, tapi tiba-tiba saja poto keluarga kecilnya yang ia bingkai di ruangan ini terjatuh dan bingkainya pecah menjadi beberapa keping.

Arsyad sudah berusaha menelpon Imelda dari satu jam yang lalu, namun tak ada jawaban apa-apa. Kini jam sudah menunjukan pukul lima sore, namun masih ada pekerjaan yang belum ia selesaikan. Tidak mungkin ia membawanya ke rumah, karena di rumah masih ada tugas kuliah yang harus ia selesaikan.

Dua jam berlalu, akhirnya semua pekerjaan itu selesai. Arsyad segera mengemasi barang-barangnya dan segera bergegas pulang karena perasaannya semakin tak enak saja.

Begitu mobil Fortuner putihnya terparkir dengan apik di garasi, Arsyad segera masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi anak dan istrinya. Arsyad bisa bernapas lega saat melihat Syahnan sedang bermain dengan Wanti di ruang keluarga.

"Ibu mana, Wan?" tanya Arsyad.

"Eh, bapak sudah pulang. Ada, Pak, di atas," jawab Wanti.

Arsyad tak menyentuh Syahnan karena ia belum bersih-bersih. Takutnya membawa virus. Arsyad segera naik ke atas untuk menemui Imelda.

"Assalamualaikum, Sayang," ucap Arsyad sembari membuka pintu.

"Wa'alaikumsalam," jawab Imelda yang sedang duduk di pinggir ranjang sembari memungggungi Arsyad. "Air panasnya udah di siapin."

"Makasih istriku, Sayang," ucap Arsyad sembari bersiap untuk mandi.

Tujuh menit berikutnya, Arsyad sudah selesai dengan ritual mandinya. Sudah wangi juga.

"Ayo, makan," ajak Arsyad sembari menghampiri Imelda yang sedari tadi tak mengubah posisinya. Tangannya naik mengelus kepala sang istri yang tertutupi hijab. "Kenapa munggungin aku terus, Bun?"

Imelda tak menjawab. "Masih marah karena kejadian tadi pagi?" tanya Arsyad.

Imelda masih tak berkutik. Arsyad membalik tubuh Imelda dan alangkah terkejutnya ia melihat mata sembab sang istri dan juga bekas air mata di wajah cantik itu.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Arsyad sembari memeluk Imelda.

Tangan wanita itu refleks mendorong tubuh Arsyad kuat. Lalu melempar amplop yang sedari tadi ia pegang ke dada Arsyad. "Jelasin!"

"Apa ini?" tanya Arsyad sembari mengambil amplop yang sudah jatuh itu.

Arsyad melihat apa isinya dan ternyata adalah beberapa lembar poto. Arsyad menelan salivanya dengan susah payah.

"Dari mana foto ini?" tanya Arsyad.

"Gak penting itu dari mana? Yang penting sekarang, KENAPA KAMU MASIH BERHUBUNGAN SAMA SALSA!?" teriak Imelda.

Amplop coklat yang Imelda terima tadi sore, berisi foto Arsyad dan Salsa yang sedang tidur bersama di dalam ruang kerja di kantor Arsyad. Dan dari beberapa poto itu, ada poto Arsyad yang telanjang dada dan Salsa yang sepertinya tak berbusana karena poto itu di berikan sensor.

"Sayang, dengerin---"

"Dengerin apa!? Dengerin kalo selama ini kamu masih terjebak dalam dua hati!?!"

SEBATAS IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang