Sebatas Impian | Chapter 18 - Graduation

542 34 1
                                    

Perhatikan angka di bagian judul. Takutnya terjadi kesalahan dari wattpad bagian menjadi teracak.





Happy reading^

"Akhirnya kerja kerasku selama tiga tahun, terbayar tuntas,"

***

Saat sore tadi, Arsyad baru kembali ke rumah. Saat Venita bertanya, ia mengaku dari kantor.

Kini Imelda tengah bersantai di atas ranjang sembari menonton video tiktok di ponselnya. Pintu kamar mandi terbuka, menampkaan Arsyad di sana. Arsyad berjalan ke atas ranjang dan berbaring di paha Imelda.

"Tadi pulang kok gak ngabarin? Naik apa ke sini?" tanya Arsyad.

Imelda tak menjawab, ia masih pokus pada ponselnya.

"Aku masih didiemin nih?" tanya Arsyad.

Tangan Arsyad naik mengelus perut Imelda yang masih rata. "Sayang, bujukin bunda dong. Ayah gak mau didiemin."

"Anak kamu gak mau dengerin! Dia kenapa-napa aja kamu gak peduli!" ucap Imelda menohok.

"Oh jadi kamu marah karena itu? Maaf, Sayang aku gak maksud. Tapi kan---"

"Udah gak usah di jelasin. Aku tau kamu lebih sayang Salsa," ucap Imelda sembari menyingkirkan kepala Arsyad dari pahanya dan berbaring tidur sembari membelakangi Arsyad.

Tak terbendung lagi, air matanya luruh begitu saja bersamaan dengan isak tangisnya yang mulai terdengar. Arsyad ikut berbaring dan memeluk tubuh Imelda sembari mengelus perutnya lembut.

"Maaf, Sayang. Aku gagal, aku usahain gak terjadi lagi. Maaf, jangan nangis," ucap Arsyad sembari mencium belakang kepala Imelda lembut.

Tak menjawab, namun tangannya naik memegang tangan Arsyad di atas perutnya.

"Balik badan ya, gak baik tidur belakangin suami," ucap Arsyad. Imelda menurut dan membalik tubuhnya.

Arsyad menarik tubuh Imelda ke dalam pelukannya. Dan Imelda mencari posisi ternyaman di dada suaminya.

***

Hari ini adalah hari kelulusan serta pelepasan siswa kelas 12 SMA Bakti Nusantara. Imelda sudah cantik dengan dres berwarna putihnya. Sedangkan Arsyad sudah rapi dengan stelan jas lengkap.

Imelda masih menatap dirinya di cermin. Rambutnya sudah di tata dengan rapi oleh dia sendiri dengan riasan wajah yang terlihat natural.

"Kenapa, Sayang?" tanya Arsyad mengusap lembut kepala Imelda.

"Gimana tanggapan orang-orang tentang pernikahan kita?" tanya Imelda.

Arsyad mengehembuskan napasnya lalu mencium kepala imelda sekilas. "Gak usah pikirin kata orang. Ada aku di samping kamu."

Imelda mencoba menghadirkan senyum di wajahnya.

Arsyad beranjak ke bupet di samping ranjangnya mengambil sesuatu di sana. Ternyata di sana ada buket bunga mawar putih imitasi. Arsyad memberikannya pada imelda.

"Buat bunda," ucap Arsyad sembari mencium kepala imelda mesra.

Imelda tersenyum senang. "Makasih." Arsyad mengangguk.

"Yuk turun," ajak Arsyad sembari mengulurkan tangannya.

Mereka akhirnya keluar dari kamar dan menemui Venita yang sudah menunggu di ruang tengah.

"Ayo, Mi," ucap Arsyad mengalihkan fokus Venita dari ponselnya.

"Masya Allah mantu mami cantiknya," puji Venita.

SEBATAS IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang