7. LOMBA CERDAS CERMAT CHAPTER 2

40 22 1
                                    


Happy reading 💋💋

7.Lomba Cerdas cermat chapter 2

Bel istirahat berbunyi semua siswa/i berhamburan menuju kekantin, lain halnya dengan Arjuna sejak bel istirahat berbunyi dia pergi menuju ke perpustakaan. Buku Tebal menumpuk di meja yang ia tempati, tidak banyak siswa yang ada di dalam perpustakaan, siswa/i yang ada di perpustakaan bukan hanya sekedar untuk membaca buku atau belajar, tapi ada juga yang tiduran.

Seorang siswi dengan wajah cantik rambut hitam panjang dengan kalung liontin berbentuk kupu-kupu, sedang tertidur pulas, bisa di perkirakan siswi itu di jam pelajaran bolos. Tidak ada gerak gerik yang menandakan siswi itu terganggu, Arjuna mengenali wajah itu, tapi sekarang berbeda, melihat siswi itu tertidur terlihat tenang seperti hanya dia yang ada di dalam perpustakaan ini.

Arjuna tidak peduli dengan siswi itu, dia hanya ingin belajar agar bisa juara dalam lomba nanti, tidak ada sesuatu yang menarik sekarang di matanya, matanya hanya digunakan untuk melihat tulisan tulisan yang berjejer rapi diatas kertas putih, otak yang hanya digunakan untuk menghafal dan mengingat setiap kata didalam buku.

"Belajar terus".

"Biar pinter kalo belajar, gak kayak Lo" ejek Arjuna.

"Buat apa lo belajar Kalo ujung ujungnya gak ada hasilnya"sarkas Vero beralih tidur di meja yang Arjuna tempati.

"Gue punya tanggung jawab besar, mereka milih gue buat lomba ini gak asal asalan, mereka yakin kalo gue bisa dapetin kejuaraan, jadi gue harus berusaha biar mereka gak kecewa"ujar Arjuna, melirik Vero yang masih memejamkan mata.

"Really?, Samapai Lo harus telat makan?,tidur?, istirahat?,itu Lo sebut berjuang, itu namanya mendekatkan diri ke Rahmatullah"ucap Vero setengah sadar.

"Gilak lo!, Gue cuma pengen banggain sekolah ini doang!"bentak Arjuna menatap tajam Vero.

"Stres, gue yang cucu pemilik sekolah ini aja bodoamat, Lo yang bukan siapa siapa, Sampek kayak gitu ngapain, mau cari muka?"Tanya Vero tersenyum sinis ke arah Arjuna yang terdiam.

Arjuna memandang ke arah Vero. Vero yang melihat raut wajah Arjuna yang serius menegakkan tubuhnya membalas tatapan mata Arjuna.

"Gue punya cita cita bikin sekolah khusus untuk orang yang tidak mampu. Jadi gue harus jadi pinter agar gue bisa kasih ilmu yang gue tau untuk anak anak yang gak sekolah, malah kerja untuk cari uang dan kebutuhan hidupnya"ujar Arjuna menatap Vero yang menatapnya kosong.

"Hm,gue juga punya tapi itu sulit gue gapai"Vero menatap kearah lain sibuk mencari bahan omongan yang membuatnya tidak terlihat bodoh di depan Arjuna.

"Gapai, semua pasti bisa lo gapai jika lo berusaha tanpa putus asa" ucap Arjuna tersenyum melihat tingkah laku Vero yang terlihat menggemaskan baginya, jika saja sifat sombong dan egoisnya hilang pasti dia terlihat sempurna.

"Ck, brisik sejak kapan lo banyak omong kek gini"tanya Vero garang.

"Sejak gue punya temen kek lo"ucap Arjuna.

"Dih gue bukan temen Lo"Vero bangkit dari duduknya dan keluar dari perpustakaan, Arjuna yang melihat itu hanya geleng kepala.

"jangan lupa makan ,nanti lo pingsan lagi, katanya mau juara"ucapan terakhir Vero hingga ia benar benar keluar dari perpustakaan.

Vero bagi Arjuna itu seperti teman laknat, kadang baik kadang jahat, kadang perhatian kadang ngeselin, beda jauh sama sindi, ngomong ngomong sedari tadi Sindi mendengar pembicaraan mereka berdua, tanpa sepengetahuan mereka berdua.

Sindi bertanya tanya,sejak kapan mereka akrab?, mengobrol layaknya seorang teman.

"Arjuna"Arjuna terlonjak kaget ketika tangan menepuk pundaknya, melihat kesamping dan ternya Sindi dengan watados.

"ngagetin aja lo"Arjuna mengusap usap dada bidangnya.

"Hehe, kaget ya bwang"Sindi menaik turunkan alisnya.

"Menurut lo"Arjuna kembali fokus dengan buku tebal dengan sampul bertuliskan "BIOLOGI" Sindi yang melihat tulisan itu langsung merinding.

"Kenapa lo belajar biologi, kita anak IPS kalo lo lupa" Arjuna hanya memutar matanya malas.

"Lo pikir ini cerdas cermat apaan"

"Lh emang cerdas cermat kek gimana?"tanya Sindi, sedangkan Arjuna hanya geleng kepala.

Arjuna menarik nafas"Ekehmm...cerdas cermat itu ajang dimana semua siswa/i di berikan lembaran soal atau lebih dikenal dengan lomba tes dimana yang lebih pintar, seluruh siswa/i yang ikut lomba cerdas cermat akan di berikan soal dan harus menjawab bukan dengan lembaran saja lomba cerdas cermat ini bisa juga dengan 'guru atau panitia memberi pertanyaan dan siswa(biasanya dibuat kelompok) menjawab pertanyaan yang diberitakan"ujar panjang lebar Arjuan.
Jika salah tolong kasih tau soalnya author juga gak begitu tau hehe:)

"Jadi Lo harus belajar semua mata pelajaran dong?"tanya Sindi syok.

"Ya"parau Arjuna.

"Anjirr, gila otak Lo cukup gak nampung mata pelajaran sebanyak itu"ujar Sindi.

"Hhh buh mumet"pusing Arjuna memikirkan semua itu, apakah pihak sekolah tidak memberikan bantuan.

"Oi"sapa siswa bertag nama Arifian Fahlevi.

"Ya"balas Arjuna bingung mendapati ada siswa/i didepannya.

"Lo Arjuna?"tanya Fian.

"Ya gue Arjuna kenapa?"tanya balik Arjuan.

"Gue dan mereka berdua bakal ikut serta dalam lomba cerdas cermat sama Lo"ujar Fian sambil menunjuk dua siswi yang berbeda generasi.

"Hah?, Beneran kok kaspek gak bilang ke gue"ucap Arjuna melihat satu persatu siswa/i yang ada didepannya.

"Kaspek baru kasih tau ke gue tadi saat jam istirahat, dia manggil gue dan suruh gue cari 2 orang untuk ikut serta dalam lomba itu, dan ya gue juga ikut itupun yang suruh kaspek untuk alasannya gue gak tau"ujar siswi berkacamata bernama Indah Permatasari.

"Iya!, Aku di suruh kaspek juga buat bantu kamu"girang siswi berkuncir dua dengan mata berbinar.

"Kenalin aku Putri Anjani kelas X IPA 1"putri mengulurkan tangannya dan diterima dengan senang hati oleh Arjuna.

"Gue Arifian Fahlevi kelas XI IPA 2"ucap Fian bertosria dengan Arjuna.

'Anak yang humoris', pikir Arjuna.

"Gue Indah Permatasari kelas XI IPS 1"ucap indah datar membenarkan kacamata yang merosot.

"Ok gue Arjuan Degara X IPS 2, dan disamping temen gue Sindi sama kaya gue kelasnya"ucap Arjuna memperkenalkan dirinya dan Sindi.

Sindi yang hanya tersenyum canggung merasa gak sepatutnya dia disini dikelilingi orang orang ambis membuat dia gak nyaman.

"Ar gua pamit dulu ya, ada yang harus gue kerjain"pamit Sindi dan pergi dari hadapan keempat siswa/i.

Arjuan hanya menanggapi dengan anggukan, setelah itu mereka belajar bersama, mereka membagi bagi informasi yang mereka dapat dari guru yang mengajar mereka dan membagi info itu .

'Huh mumpung gak gue sendiri yang ikut jadi beban gue gak banyak banyak amat' batin Arjuna lega.

Dan sedangkan siswi yang melihat dari kejauhan tampak tersenyum senang
"Semangat gue bantu dari jauh".

Merasa ada yang bergetar di saku roknya. Siswi itu merogoh saku roknya dan meningkatkan telepon dari kakeknya.

"Bagaimana cucuku kau sudah puas?"terdengar suara sedikit serak dari ponsel genggamnya.

"Hm, Vero sudah sangat puas, makasih kek, kakek yang terbaik".

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.
Taypo tandain jangan lupa untuk vote gampang kok

SI CUPU MILIK SI BULYY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang