13.ARIFIAN

23 3 0
                                    

HAPPY READING 💋💋

13.ARIFIAN

Gugub dan khawatir terlihat jelas di wajah sorang Arifian, benar benar mirip mayat hidup kaku dan pucat.

"Oke semua perwakilan mengambil Kertas dan bolpoin yang disediakan ", Arifian melihat kertas putih itu dengan mata yang sedikit kabur tiba tiba kepalanya terasa pusing.

"Dengan peserta bernama Arifian apakah anda siap", Arifian dengan wajah pucat pasi mengangguk, Arjuna dan putri khawatir dengan keadaan fisik Arfian, sedangkan Vero memandang iba.

#_________#

"Fian lo bodoh tolol bin goblok"Fian sedari tadi berdiam diri didalam toilet, sedangkan Vero berada di taman dekat gedung.

"Hallo Lang"sapa Vero

"Tidak perlu basa basi"Vero yang mendapat balasan ketus dari sang empu pun terkekeh.

"Dulu kau bodoh, ternyata mendapat peringkat pertama waww"puji Vero menatap rendah Gilang.

"Jangan pernah main main dengan ku Vero"kalimat penuh penekanan itu tidak ada apa apanya bagi Vero.

Melihat lawan bicaranya yang mulai terpancing membuat Vero semakin menjadi.

"Tentu, tapi kita bukan sedang bermain, tapi berlomba Lang"ucap Vero dengan nada rendah.

"Jangan banyak bicara Vero"urat leher sudah tercetak jelas dari leher Galang.

"Benar!, jika kita terlalu banyak bicara kita bisa saja membongkar rahasia besar, betul bukan Mr.Reyhan"Vero senang karena umpannya sudah dimakan oleh Gilang, ternyata mudah memancing emosi Gilang.

"Lama tidak bertemu Galang"tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba Arjuna berada di samping Gilang.

"Ck, diam"Galang dibuat emosi dengan kedatangan Arjuna dan Vero benar benar membuatnya muak.

Tidak menunggu lama Gilang pergi dari hadapan Vero, Arjuna yang diacuhkan dibuat bingung.

Sedangkan Vero menatap jengkel kearah Arjuna.

"Lo ngerusak suasana"ucap Vero.

"Lah gue baru dateng"ucap Arjuna tak mengerti, Vero yang sudah terlanjur badmood pergi dari taman dan meninggalkan Arjuna sendirian.

"Loh, kok ditinggal!"teriak Arjuna dan menjadi pusat perhatian yang pada saat itu peserta lomba sedang istirahat untuk mencairkan otak.

Arjuna yang malu menjadi pusat perhatian berlari mengejar Vero.

#_____#

Indah yang pada saat itu sedang menikmati buah favoritnya yaitu mangga harus berhenti karena kedatangan ayahnya.

Atmosfer ruang menjadi tegang, sejak kedatangan Angga yang menjabat sebagai ayahnya.

"Tidak berguna"ucap pedas dari Angga.

Indah langsung mengerti arah pembicaraan dari ayahnya hanya mampu diam.

"Takdir"

"Kau bilang takdir, jadi apakah suatu saat kau hanya menerima takdirmu yang tak ada gunanya ini?gadis bodoh"ucapan sarkas dari Angga membungkam mulut indah kelu, jantungnya seperti di tusuk pisau panas.

"Dasar penyakitan, tidak berguna"kata Pedas kembali terucap dari mulut Angga, indah hanya bisa diam dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, hingga tubuh pria dewasa yang sialnya menjadi ayahnya tidak terlihat lagi dari balik pintu.

Tidak lama setelah itu Fian datang dengan kantong kresek yang berisi makanan kesukaannya.

"Martabak telor bebek dijamin lejat dan bergiji"Indah hanya dibuat termangu saat kedatangan Fian baju yang berantakan rambut acak acakan melenceng dari dia yang biasanya.

"Enak makasih"selain terimakasih atas martabaknya indah juga berterima kasih dalam maksut lain, misalnya sudah berada disisinya selama ini mungkin?.

"Haha, sama sama dah"walau senyum tulus yang Fian berikan untuknya indah bisa merasakan ada kekosongan di dalamnya.

"Gimana tadi?"

"Lancar"tidak mengubah sedikitpun mimik wajah, Fian menjawab dengan senyum tulus walau terdengar parau.

"Bagus, artinya lo berguna gk kayak gue, gak berguna sama sekali"menatap kosong kearah martabak telornya, Fian hanya geleng kecil.

"Lo berguna indah, kita liat aja nanti"ucapan lembut fian mengalun merdu di telinga indah, membuat suasana menjadi kembali hangat.

"Tidak perlu menjadi berguna untuk orang lain, jadilah berguna untuk dirimu sendiri baru orang lain, terkadang menjadi yang terbaik di mata orang lain itu salah untuk dirikita sendiri"dengan lirih Fian mengutarakan isi dari pikirannya.

"Benar kamu benar"sudah tidak bisa ditahan lagi sejak kedatangan ayahnya suasana hati indah sudah kacau dan kata kata dari Fian membuat hatinya tersentuh.


Fian menarik indah kedalam pelukannya, sudah lama Fian tidak melihat wajah sedih temannya ini, bukannya tidak pernah melihat hanya indah tidak ingin melihatkannya saja.

Pelukan hangat Fian terasa hangat Indah terasa aman untuk sementara tidak tau kalau tidak ada lagi Fian di sampingnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SI CUPU MILIK SI BULYY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang