1 bulan berlalu..
Donghyuck sudah seperti ayam menelan karet saat ini, terkapar tak berdaya di atas kasur besar apartemen miliknya. Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan datar, sebentar lagi nampaknya dia akan segera mati karena kebosanan. Kepalanya sudah pusing karena selama beberapa minggu tidak melakukan apapun. Diam di rumah, menonton drama, bermain game, mengganggu Renjun lalu repeat.
Tak lama suara nyaring handphone milik Donghyuck berbunyi, menandakan bahwa seseorang tengah mencoba menghubunginya. Dengan malas Donghyuck berguling, membuat tubuhnya menjadi tengkurap, lalu mengangkat telepon itu tanpa ada niatan sama sekali.
"Hallo?"
"Donghyuck!"
Donghyuck melebarkan matanya, tubuhnya mendadak duduk lalu menjauhkan handphone miliknya dari telinga, memastikan apakah bener seseorang yang menelponnya ini adalah Jaemin.
"PAPAAA!"
Donghyuck sedikit mengernyitkan alisnya, lalu tersenyum saat suara Alesya terdengar di sebrang sana.
"Hallo sweetyy!" Sapanya dengan senyum bahagia.
"Sebentar ya sayang, Uncle Na ingin berbicara dulu pada Papa Hyukie."
Donghyuck tersenyum ketika mendengar suara kecil tersebut, lalu Jaemin kembali berbicara, "Donghyuck, apa kau sibuk hari ini?"
Donghyuck jelas menggelengkan kepalanya, usaha yang sia-sia sebab mereka tidak sedang melakukan panggilan video. "Tidak sama sekali! Aku sudah bosan setengah mati rasanya karena tidak keluar satu minggu lebih!"
Jaemin di sebrang sana terkekeh, "Yasudah kau siap-siap ya, kita keluar hari ini."
Donghyuck tersenyum makin lebar lagi, "baiklah, bertemu di tempat biasa?"
"Kami yang akan menjemput."
"Apa tidak apa-apa?"
Lagi-lagi Jaemin terkekeh, "seperti dengan siapa saja. Sudah dulu ya, kami sudah ingin pergi."
"Ya, hati-hati Nana-ya."
Panggilan tersebut pun terputus, Donghyuck segera melemparkan handphone miliknya ke atas kasur, dia sudah semangat 45 sekali ingin jalan-jalan dan bertemu Alesya tentu saja. Ngomong-ngomong Donghyuck sangat merindukan gadis kecilnya itu, ah di sini rasanya Donghyuck sudah memiliki anak saja.
Sekitar 20 menit sudah berlalu, kini Donghyuck sudah siap, saat ini dia tengah duduk di ruang tamu miliknya untuk menunggu kedatangan Jaemin juga Alesya. Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Donghyuck sebab 5 menit kemudian suara bel apartemen miliknya berbunyi. Dengan semangat Donghyuck berjalan kearah pintu untuk membukakan pintu bagi keduanya.
"PAPA!"
Tepat setelah pintu terbuka, Alesya dengan tiba-tiba memeluk kaki Donghyuck, wajahnya tersenyum penuh kebahagiaan. Jaemin yang melihat itu hanya tersenyum, lalu mengelus pucuk kepala Alesya dengan sayang.
"Aigoo, aku sangat merindukanmu." Donghyuck sudah mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Alesya, tangannya sudah ia ulurkan untuk mencubit pelan pipi gadis kecil itu.
Alesya tersenyum, ia memeluk leher Donghyuck, "Ale juga merindukan Papa Hyukie." Katanya teredam dibalik punggung Donghyuck sendiri.
Jaemin lagi-lagi hanya tersenyum melihat interaksi keduanya. Lihat, bahkan Alesya memperbolehkan Donghyuck memanggilnya dengan sebutan Ale, Jaemin tahu betul kalau keponakan cantiknya ini tidak pernah memperbolehkan orang lain memanggilnya dengan sebutan Ale. Termasuk Yerim yang sudah sangat dekat dengan Alesya sendiri, setiap Yerim memanggilnya dengan sebutan Ale, dengan spontan Alesya membenarkan namanya dengan menyebutkan Alesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀɴᴀᴅᴀ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ <ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ>
FanfictionDia, laki-laki yang hanya ingin tinggal di negara impiannya dengan tenang. Namun, siapa sangka bahwa dia juga mencintai salah satu penduduknya. Love his country, but also find his love story. 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 [𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐢𝐬 𝐃𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐞...