Setelah mereka sampai, tujuan utama tentu saja hotel dimana tempat mereka akan tinggal, Donghyuck menatap bingung pada Mark ketika mereka sama-sama menuju kamar yang akan mereka tempati. Ketika pintu terbuka, Mark melangkahkan kakinya masuk sedang Donghyuck tetap diam di tepatnya serta menatap ke arah Mark.
"Tidak mau masuk?"
Donghyuck menelengkan kepalanya, menatap tanya pada Mark ketika laki-laki itu melemparkan tanya. Jadi maksudnya mereka ini satu kamar begitu?
"Apa kita.. kita satu kamar?" Tanya Donghyuck sambil menunjuk dirinya juga Mark secara bergantian. Ketika Mark mengangguk hal itu membuat Donghyuck sontak membelakkan matanya, yang benar saja?!
"Kau serius?" Donghyuck menaikkan sebelah matanya, Mark Jung memang tidak bisa dipercaya.
Mark sendiri hanya menghela napas lalu memutar bola matanya malas, "kamar mu disana." Tunjuknya pada satu pintu di sudut kamar. Yang mana membuat Donghyuck melihat kearah pintu tersebut lalu bernapas lega. Tidurnya bisa aman malam ini, untung saja!
"Beritahu dari tadi dong!" Dengusnya lalu segera berjalan menuju pintu tersebut. Sedikit heran kenapa juga kamar mereka harus bergabung seperti ini. Atau jangan-jangan Mark Jung ini pelit?! Donghyuck tak perduli, yang terpenting ia mau merebahkan tubuhnya sekarang juga.
"Jangan lupakan jadwal kerjaku Hae.. Lee Donghyuck!"
Donghyuck menoleh, lantas mengangguk saja, tak perduli dengan Mark yang salah menyebut namanya, toh dia memang mirip dengan mendiang suami dari Mark Jung itu.
"Hufftt.. leganya, aigo punggungku rasanya remuk semua." Ujar Donghyuck setibanya ia di atas kasur besar hotel yang mereka tempati tersebut.
"Aku ingin istirahat, tapi aku merindukan gadis kecilkuu~" Setelah mengatakan hal tersebut, Donghyuck langsung mengambil handphone untuk menghubungi Jaemin.
Sambungan telpon terdengar, tak membutuhkan waktu yang lama untuk panggilan tersebut di jawab oleh si empu yang mempunyai nomor. Karena sekarang Donghyuck sudah bisa melihat wajah Jaemin yang tersenyum lebar.
"Haii, apa sudah sampai?"
"Hmm, baru saja aku sampai."
"Tidak istirahat?"
"Niatnya tadi begitu, tapi aku merindukan Ale, dimana dia? Apa sekolah?"
"Tidak, sekolahnya libur hari ini."
Donghyuck ber-oh-ria lalu tersenyum ketika mendapati Alesya sudah muncul di layar handphone miliknya. "Haiii sweety~"
"PAPAAA!" Seru Alesya dari seberang sana, anak itu terlihat senang sekali Donghyuck menelponnya begini. "Kalian baru saja sampai?" Tanyanya kembali.
Donghyuck mengangguk, "Papa dan Daddymu baru saja sampai, apa Ale sudah merindukan Papa?"
"Eungg! Ale rindu, kenapa 2 hari lagi itu lama sekali ya, Papa?"
Donghyuck terkekeh, "Kalau Ale sabar nanti waktunya jadi cepat, jangan terlalu di pikirkan. Pokoknya tunggu dengan sabar saja, tahu-tahu nanti sudah waktunya Papa juga Daddy akan pulang."
Alesya mengangguk, "Apa papa bersama dengan Daddy?"
"Daddy? Eung.. tunggu sebentar ya." Donghyuck tersenyum lalu berdiri dari acara rebahannya, bermaksud untuk menuju pintu yang menghubungkannya dengan kamar milik Mark. Salahnya Donghyuck masuk tanpa aba-aba yang mana membuat Donghyuck langsung berbalik yang mana menyebabkan keningnya tersantuk pada pintu kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀɴᴀᴅᴀ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ <ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ>
FanfictionDia, laki-laki yang hanya ingin tinggal di negara impiannya dengan tenang. Namun, siapa sangka bahwa dia juga mencintai salah satu penduduknya. Love his country, but also find his love story. 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 [𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐢𝐬 𝐃𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐞...