-1.8-

3.3K 395 38
                                    

Maaf ya updatenya sedikit telat hihi..

Selamat membacaa~

..

Jeno tidak pernah sepanik ini sebelumnya, baginya semua sesuatu itu harus dilakukan dengan kepala dingin dan hati yang tenang. Tapi sekarang pikirannya sudah kemana-mana, wajahnya sudah tidak bisa terkontrol karena rasa panik yang menyerang setelah Jaemin menelponnya tadi. Masih Jeno ingat bagaimana seseorang yang tengah marah-marah diseberang sana, memaki dirinya karena sibuk bekerja. Awalnya Jeno menatap heran panggilan tersebut, benar kok, yang menelpon dirinya adalah suaminya sendiri, tapi kenapa suara orang lain yang terdengar, marah-marah pula.

"YAK! CEPAT KEMARI! SUAMIMU SEDANG BERTARUH NYAWA KARENA INGIN MELAHIRKAN ANAK KALIAN, SIALAN!"

Jeno melongo, dia baru saja terkena umpatan oleh seseorang yang tidak ia kenal sedang bersama suaminya pula. Sedetik berikutnya Jeno sontak langsung berdiri ketika menyadari suatu hal, Jaemin yang hendak melahirkan dan suaminya itu sedang bersama orang lain yang tidak Jeno kenal. Dengan begitu Jeno langsung berlari tanpa memedulikan pekerjaannya lagi, mengingat baik-baik alamat yang orang itu sebutkan tadi.

Maka disinilah Jeno sekarang berada, sebuah apartemen yang tidak pernah sama sekali Jeno kunjungi. Ia segera berlari menuju unit yang ia ingat baik-baik juga. Napasnya sudah tak beraturan, rambutnya yang tadi rapi kini sudah berantakan akibat berlari. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah suami serta buah hati mereka yang akan segera menyapa dunia.

Setelah sampai pada unit apartemen yang ia yakini di dalam sana terdapat suaminya, Jeno mengetuk dengan brutal pintu tersebut, melupakan bel yang berada tempat di samping kanannya. Ketika pintu terbuka Jeno mendadak kehilangan segala fungsi gerak di tubuhnya. Mata menatap lurus seseorang yang berada di hadapannya sekarang, begitupula dengan tubuhnya yang seakan terpaku pada tempatnya.

"Tidak ada waktu untuk kaget, heran atau apapun itu! Tolong masuk dan bawa Jaemin segera!" Ujar Donghyuck dengan tatapan menusuk miliknya. Bahkan Donghyuck tak sempat lagi mengagumi wajah rupawan suami dari Na Jaemin ini.

"Nana-ya?"

Jaemin yang masih terduduk diatas sofa ruang tamu Donghyuck mendongak, wajahnya meringis menatap ke arah suaminya yang baru saja datang. "Jeno-ya." Lirihnya dengan pelan.

"Kita ke rumah sakit sekarang." Dengan sigap Jeno menggendong tubuh Jaemin untuk ia bawa segera ke rumah sakit. Sedangkan Donghyuck, pemuda itu masih dengan wajah panik miliknya mengekor dari arah belakang.

"Sakit sekali." Ringis Jaemin saat ketiganya sudah sampai di mobil, Donghyuck yang duduk di kursi belakang menemani Jaemin mencoba menenangkan.

"Tarik napas dan buang, jangan panik Nana-ya. Semuanya akan baik-baik saja." Katanya dengan tenang, padahal nyatanya Donghyuck panik bukan main.

Jaemin menurut, menarik serta membuang napasnya dengan pelan. Jeno sendiri masih fokus mengemudi, sesekali melirik spion yang berada di atasnya untuk melihat kondisi suaminya. Sesekali dia akan melirik ke arah pemuda yang wajahnya mirip sekali dengan mendiang kakak iparnya.

Beberapa menit berlalu sekarang mereka sudah sampai, Jeno dengan cepat mengangkat Jaemin yang wajahnya sudah pucat, sedikit berlari untuk masuk, tak lama dari itu petugas medis datang dengan ranjang rumah sakit untuk meletakkan Jaemin.

"I'm sorry, please wait outside, sir." Ujar petugas medis ketika Jaemin dibawa masuk ke dalam ruangan. Yang mana membuat Jeno serta Donghyuck menghentikan langkahnya, mempercayakan Jaemin kepada petugas medis yang ada.

Keduanya kini mengatur napas yang tak beraturan, Jeno menyandarkan tubuhnya pada dinding tak jauh darinya sedang Donghyuck sudah duduk di kursi tunggu yang ada. Mencoba mengatur napas dan berdoa semoga semuanya baik-baik saja. Apa yang dia tak inginkan ternyata terjadi juga, kan! Tolong ingatkan Donghyuck untuk mengomel pada Jaemin setelah ini.

ᴄᴀɴᴀᴅᴀ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ <ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ> Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang