Donghyuck berdiri dari duduknya, duduk terlalu lama berhasil membuat bokongnya mati rasa, ia kemudian menghela napas lelah ketika melihat kembali ke arah meja pribadi miliknya yang dipenuhi oleh tumbukan berkas-berkas yang tadi pagi diserahkan padanya sebagai hukuman karena ia telat 5 menit. Salahkan saja Renjun yang mengajaknya bercerita mengenai seseorang yang tengah dekat dengannya dalam beberapa bulan ini, hal itu membuat Donghyuck jadi begadang semalaman penuh.
"Dasar sialan Ma-
-apa sudah selesai?"
Donghyuck terjatuh pada kursinya, wajahnya menatap seseorang yang berada tepat di pintu dengan tatapan terkejut miliknya. Ia mengelus dadanya pelan lalu kembali berdiri dan tersenyum ramah.
"Sebentar lagi, tinggal beberapa berkas dan nanti akan saya antar langsung ke ruangan anda, Sir." Ujar Donghyuck dengan ramah. Padahal nyatanya Donghyuck ingin sekali memaki bossnya ini, bisa-bisanya pria itu datang dengan tiba-tiba dan mengagetkan Donghyuck seperti ini.
Mark menarik sudut bibirnya kebawah, lalu menutup kembali pintu tersebut. Meninggalkan Donghyuck yang sudah bernapas lega, ia lalu terduduk kembali sambil memejamkan mata.
"Sialan, kenapa dia datang selalu membuatku kaget sih?" Dengusnya kesal. Donghyuck kemudian kembali melanjutkan kegiatannya, berkutat dengan dokumen-dokumen yang memusingkan kepala.
15 menit kedepan Donghyuck kembali berdiri, menatap bangga pada tumpukan berkas yang sudah selesai ia input datanya. Sudut bibirnya mengembang karena berhasil menyelesaikan tugas dengan cepat begini. Donghyuck berjalan dengan langkah lebar miliknya kearah ruangan yang berada tepat di hadapannya, ruangan di mana boss nya berada.
Setelah mengetuk pintu beberapa kali Donghyuck membuka pintu tersebut, berjalan ke arah Mark yang masih sibuk dengan telpon genggam miliknya.
"Sudah selesai?"
Donghyuck mengangguk dengan bangga, "apa aku boleh istirahat?"
Mark tak menjawab, ia hanya menatap datar ke arah Donghyuck, lalu setelahnya menggelengkan kepala. Belum juga jam istirahat tiba Donghyuck sudah meminta istirahat terlebih dahulu.
"2 jam lagi waktu istirahat akan tiba." Ujar Mark setelahnya sembari memeriksa dokumen yang baru saja Donghyuck letakkan.
Donghyuck memberut, dia lapar bukan main, karena telat pagi tadi Donghyuck tidak sempat sarapan. "Tapi aku lapar sekali, tapi pagi belum sempat sarapan." Ujarnya dengan lesu.
Mark melirik Donghyuck sekilas, "kau kan telat, ya wajar kau tidak sempat sarapan!" Katanya kemudian. Yang mana membuat Donghyuck menghela napas pasrah miliknya.
"Baiklah, saya permisi, Sir." Donghyuck berbalik, lalu tersentak ketika melihat seorang perempuan datang dengan tatapan kaget menjurus takut miliknya. Perempuan itu menoleh, melihat ke arah Mark yang nampak tak acuh
"K-kau.. s-siapa?"
Donghyuck menaikkan sebelah alisnya, di dalam hati bertanya-tanya siapa perempuan yang berada di dekat pintu tersebut serta mengapa perempuan itu menatapnya dengan tatapan takut seperti ity. Setelah cukup lama Donghyuck terdiam ia jadi paham apa yang ada pikiran perempuan tersebut.
"Menurutmu?" Tanya Donghyuck dengan santai. Ia ingin bermain-main sebentar saja.
"Tidak mungkin." Ujarnya pelan dengan sebuah gelengan di kepala. Yang mana membuat Donghyuck tersenyum tipis lalu berjalan mendekat ke arah perempuan cantik tersebut.
"Mungkin saja, di dunia ini tak ada yang tak mungkin." Donghyuck menyeringai lalu segera keluar dari ruangan Mark. Meninggalkan perempuan yang masih terpaku pada tempatnya dan Donghyuck yakin kalau perempuan itu sudah berkeringat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀɴᴀᴅᴀ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ <ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ>
FanfictionDia, laki-laki yang hanya ingin tinggal di negara impiannya dengan tenang. Namun, siapa sangka bahwa dia juga mencintai salah satu penduduknya. Love his country, but also find his love story. 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 [𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐢𝐬 𝐃𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐞...