-1.20-

72 15 1
                                    

"SUPRISE!!!"

Donghyuck terlonjak kaget ketika mendapati seseorang yang kini berada tepat di hadapannya. Wajah lelah miliknya kini amat kentara yang mana hal tersebut membuat seseorang itu menatap Donghyuck dengan tatapan heran miliknya.

"Kau darimana?"

"Kenapa kau bisa masuk?!"

Kalau saja seseorang di hadapannya ini tidak terlatih kesabarannya sedari dulu mungkin Donghyuck sudah terpental ke arah pintu sekarang juga.

"Ya bisa, aku mempunyai segala akses tentang dirimu!"

Donghyuck memutar bola matanya malas, kemudian menutup pintu apartment miliknya kembali, dia lupa kalau yang mengurusi segala macam tentangnya ini adalah Hyung nya sendiri.

"Kau mau apa ke sini?" Tanya Donghyuck ketika pemuda itu sudah duduk di sofa ruang tamunya, menyandarkan punggung yang sedari tadi pagi tidak pernah di istirahatkan.

"Kau ini memang adik yang kurang ajar sekali, ya? Aku ini hyung mu, dan sambutan mu hanya seperti ini?!" Hendry menatap tak percaya pada sang adik, Donghyuck definisi adik kurang ajar yang sebenarnya.

"Kau saja datang tidak bilang-bilang! Bagaimana aku bisa menyambutnya?"

Hendry mendengus, setidaknya berikan ia pelukan hangat sarat akan kerinduan, memangnya tidak bisa ya? Dia kan rindu sekali dengan adik semata wayangnya ini.

"Tsk, jauh-jauh datang kemari tapi respon yang kau beri hanya seperti ini. Aku sebagai kakak merasa tidak di hargai." Hendry berkata lirih, sebenarnya sedikit kecewa dengan sikap yang adiknya tunjukkan padanya ini, tapi melihat bagaimana wajah lelah Donghyuck membuatnya jadi tak tega. Oleh karena itu Hendry kini berjalan untuk duduk di sofa ruang tamu yang adiknya ini punya.

"Kau terlihat lelah sekali, kau bekerja?" Pertanyaan yang Hendry lemparkan membuat Donghyuck membuka matanya yang tadi sudah terpejam beberapa saat.

"Hmm.. aku lupa memberi tahu Hyung. Aku bekerja di perusahaan Royal Jung Company."

Hendry menatap tidak percaya sang adik, Royal Jung Company kan salah perusahaan besar yang berada di Kanada, bahkan sudah lama sekali Hendry ingin mengajak sebuah kerja sama dengan perusahaan tersebut. Karena ia dengar-dengar pemilik Royal Jung Company adalah orang berkebangsaan Korea.

"Kau sedang bercanda, ya?"

Donghyuck menghela napas pelan miliknya. "Aku bilang serius juga kau pasti tidak percaya. Sejak kapan Hyung sampai?" Tanya Donghyuck, mengalihkan pembicaraan.

"30 menit yang lalu mungkin."

Donghyuck menganggukan kepalanya, ia lalu berdiri untuk menuju dapur, menyiapkan apa yang ia punya untuk kakak satu-satunya. Kasihan juga Donghyuck kalau Hendry tak di pedulikan seperti ini. Donghyuck kan tidak mau di anggap adik kurang ajar seumur hidup!

"Hyung, aku hanya punya bahan untuk membuat omelette. Hyung mau, kan?"

Hendry mengangguk, dia bukanlah tipikal pemilih dalam hal makanan. Tapi melihat bagaimana lelahnya sang adik membuat Hendry merasa tidak tega membiarkan Donghyuck memasak. Oleh karena itu Hendry kini membuka suaranya. "Kalau kau lelah aku bisa memesan saja, Hyukie. Kau istirahat saja."

Donghyuck terkekeh, "aku baik-baik saja, Hyung, kau tunggu saja. Lagi pula ini hanya omelette, hal yang mudah bagi ku." Dan Hendry hanya mendengus lalu membiarkan Donghyuck membuatkan omelette untuk dirinya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Hendry menunggu, sebab kini Donghyuck sudah kembali dengan sebuah piring Omelette di tangan kanannya. Meletakkan piring tersebut tepat pada meja yang berada di hadapan Hendry.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴄᴀɴᴀᴅᴀ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ <ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ> Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang