Up lebih awal hihi^^
Selamat membacaa, maaf Jee dua hari kemarin gak update><
--
Donghyuck tidak tahu kalau hari ini akan menjadi rekor hari terbanyak ia menangis. Setelah semalaman menangisi kisah cinta, sekarang Donghyuck menangis karena sebuah surat yang Alesya bacakan tadi. Gadis kecil itu sukses membuat Donghyuck banjir akan air mata, bahkan saat ini Mark sudah berusaha untuk menenangkan Donghyuck, tapi nihil Donghyuck masih tetap menangis. Karena itu hal yang bisa Mark lakukan hanyalah memeluk pemuda Lee itu sambil mengusap punggungnya pelan.
Bagaimana juga Donghyuck tidak menangis kalau Alesya mengatakan kata-kata yang begitu menyentuh hatinya. Anak itu mengatakan kalau hadirnya Donghyuck adalah sebuah anugerah dari Tuhan untuk gadis kecil itu. Pun dengan kata-kata, 'Meskipun wajah Papa mirip dengan Papi, Papa harus tahu kalau Papa tetaplah Papa. Ale tidak pernah menganggap kalian sama, Ale harap Papa akan menjadi Papa Ale sungguhan nantinya.'
Di tambah lagi setelah itu dengan tiba-tiba Mark mengatakan kata-kata tak terduga untuk Donghyuck sendiri, Donghyuck mendapatkan duo combo!
'Kita coba sama-sama ya, Donghyuck? Aku akan berusaha sebisaku.'
Air mata yang awalnya sudah akan berhenti jelas mengalir kembali. Ia menatap Mark dengan tatapan tidak percaya miliknya, dia sudah kebanyakan menangis, jadi apa dia sedang menghalu, tapi melihat bagaimana Mark yang tersenyum lembut padanya membuat Donghyuck yakin kalau dia memang benar-benar tidak sedang halusinasi.
Sekarang acara sudah selesai, Donghyuck dengan cepat turun untuk menghampiri Alesya yang saat ini tengah menatap ke arahnya dengan senyuman hangat milik gadis kecil itu.
"Papaaa!" Serunya, Alesya sudah masuk ke dalam pelukan Donghyuck, memeluk calon Papa nya itu dengan hangat, senyum bahagianya tercetak begitu jelas di paras cantik miliknya.
"You crying?"
"Nooo, I'm not crying." Elak Donghyuck, padahal wajahnya tak bisa bohong kalau Donghyuck memang habis menangis tersedu.
"Don't cry, Papa~" Alesya mencebikkan bibirnya, tangannya sudah bergerak untuk menghapus sisa air mata yang ada pada sudut mata milik Donghyuck.
Donghyuck sendiri hanya menunjukkan senyum manis, lalu ia kecup pipi Alesya sebagai ungkapan rasa sayangnya pada gadis kecil itu. Sedang Mark yang serasa tak di anggap hanya tersenyum tipis melihat interaksi keduanya, dalam hati mengucapkan syukur sebab Alesya memang mendapat calon Papa yang baik untuk gadis kecil itu.
"Haechan.. aku menemukannya. Apakah boleh?" Mark menunduk, mengingat Haechan membuatnya mengalami sesak di dada. Haruskah Mark mengingkari janjinya? Dan apakah ini sudah saatnya? Hanya itu yang Mark tanyakan pada dirinya sendiri.
"Daddy, ayo kita pulang!" Alesya memberutkan wajahnya, sebab Mark memang tak menggubris kata-kata Alesya.
"Pulang? Tidak mau makan dulu?"
"Mauuu."
Mark terkekeh lalu membawa Alesya dalam gendongannya, mendaratkan bibirnya pada pipi gembil milik sang anak. Lalu ketiganya langsung saja menuju di mana mobil milik Mark terparkir, meninggalkan mobil milik Donghyuck yang nanti akan di ambil oleh orangnya Mark.
<<<<>>>>
Sudah dua bulan berlalu dan kini hubungan Donghyuck juga Mark sudah semakin membaik. Ternyata apa yang Mark ucapkan 2 bulan lalu saat menghadiri acara yang sekolah Alesya adakan memang benar-benar laki-laki itu lakukan. Mark mulai benar-benar belajar membuka hatinya untuk Donghyuck, melihat Donghyuck sebagai pemuda itu sendiri bukan sebagai mendiang suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀɴᴀᴅᴀ ɪɴ ʟᴏᴠᴇ <ᴍᴀʀᴋʜʏᴜᴄᴋ>
FanfictionDia, laki-laki yang hanya ingin tinggal di negara impiannya dengan tenang. Namun, siapa sangka bahwa dia juga mencintai salah satu penduduknya. Love his country, but also find his love story. 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 [𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐢𝐬 𝐃𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐞...