Chapter_13

3.7K 335 31
                                    

Mobil yang ditumpangi Jungkook sampai di rumah sakit umum yang berada di tengah kota Seoul, ia turun bersama Bibi Hann sedangkan Daniel memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit yang tidak jauh jaraknya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Daniel menghampiri kami dan menuntun kami masuk ke dalam rumah sakit. Hatinya sangat khawatir hingga pikirannya sangat kacau bagaimana tidak ? kondisi Taehyung saat itu sangat kesakitan dan ruam merah di sekujur tubuhnya jika ia Ingat kembali beberapa menit yang lalu.

Ia tidak pernah melihat Taehyung kesakitan seperti itu, sebelumnya baik-baik saja tapi hanya dengan sekejap mata semuanya menjadi buruk. Jungkook sampai bisa merasakan betapa menyakitkannya itu, hati nya ikut sakit dan sedih karena tidak dapat membantu keadaan menjadi baik yang ia lakukan hanya diam terpaku dengan panik.

Saat ini Jungkook menaiki lift hingga sampai di lantai 6 ketika pintu itu terbuka Jungkook dapat melihat Seung-woo Hyung diujung koridor bersama seseorang dengan pakaian Jaz putih dengan dua kantong di ke dua sisi, dan Jungkook mengenalinya dia Seokjin Hyung.

Kakinya ia langkah dengan cepat atau bisa dikatakan ia tengah berlari di koridor melewati beberapa pintu yang merupakan kamar inap rumah sakit, bibi Hann sebelumya sudah menegurnya untuk tidak berlari karena takut ia akan tersandung dan jatuh.

Tapi karena ia sangat keras kepala, ia berlari menghampiri Seung-woo Hyung karena ia sangat khawatir dan secepatnya ingin menemui hyungie nya.

"Seung-woo Hyung..!" Panggilnya.

Seung-woo menoleh dan menemukan tuan muda nya yang berlari dan ketika ia ingin memperingati untuk hati-hati, pemuda mungil itu tersandung dengan kakinya sendiri akibatnya ia hampir terjatuh jika Seung-woo tidak cepat menangkapnya.

Karena keseimbangan seung-woo tidak baik alhasil keduanya jatuh ke lantai rumah sakit yang dingin dengan Jungkook berada di atas tubuh seung-woo.

"Tuan muda, apa ada yang terluka?" Tanya Seung-woo memastikan.

"Uhh.. maaf kan aku Hyung. Aku baik-baik saja." Jungkook kemudian memposisikan badannya untuk berdiri.

Bibi Hann berlari menghampiri nya dengan wajah khawatir di susul Daniel dibelakang. Kemudian Daniel membantu seung-woo untuk berdiri.

"Jungkook apa kamu baik-baik saja? Ada yang terluka? Bagian mana yang sakit?!" Ujar Bibi Hann khawatir sambil memeriksa dari atas hingga bawah.

"Aku baik-baik saja, Bi. Uhh... maafkan aku karena membuat bibi Hann khawatir." Jungkook menunduk, ia sangat bersalah karena atas kecerobohannya.

Bibi Hann mengehembuskan napasnya dengan lega karena pemuda manis ini baik-baik saja.

"Tidak apa. Lain kali jangan di ulangi oke, jika Taehyung mengetahuinya dan mendapatkan Jungkook terluka bibi Han akan dalam masalah, bukan hanya bibi tapi semua orang akan dia salahkan karena tidak menjagamu dengan baik. Hm." Ucap bibi Hann dengan lembut, menasehatinya selembut yang bibi Hann bisa dan Jungkook mengangguk pelan merasa bersalah.

"Jangan sedih Jungkook. Bukankah kamu ingin bertemu dengan Taehyung? Dia sedang tertidur sekarang karena aku sudah memberinya suntikan Epinephirine dan memberinya obat bereda alergi yang mengandung obat tidur. Agar dia bisa beristirahat." Jelas Seokjin yang mengelus Surai Jungkook.

Jungkook sedikit terkejut hanya karena alergi bisa sampai seperti itu, bukankah itu sangat berbahaya bagaimana bisa alergi Hyungie bisa kambuh.

"Hyungie alergi apa jin Hyung?" Jungkook mendongak dengan tatapan bertanya.

"Taehyung alergi terhadap telur, dan itu sangat akut sehingga melihat gejala yang Taehyung alami sangat berbahaya untuk tubuhnya, Karena bisa membahayakan hidupnya jika tidak cepat ditangani." Jelas Seokjin.

"Lalu bagaimana bisa alergi Hyungie kambuh tadi pagi? Saat itu hyungie hanya memakan Kimichi bokkeumbap dan minum teh herbal dan tidak makan sesuatu seperti te-",

Ucapannya terhenti ketika ia mengingat kembali bahwa ia menyuapkan sepotong Gyeran mari
dari piringannya, ia baru sadar jika hyungie sama sekali tidak menyentuh makanan itu namun dengan teganya ia memberikan sepotong tanpa bertanya.

Jungkook merematkan jemarinya pada ujung Hoodie berwarna abu-abunya dengan kuat, tubuhnya kembali bergetar bersama air mata yang mengalir deras dari manik matanya yang kini memerah.

"Hiks.. ini semua salahku... Hikss.. Kalau saja aku tidak memberikan sepotong.. hiks.. hyungie tidak akan seperti ini.. hiks Huaaaaa..." Jungkook menangis tersedu, ia meremat semakin kuat pada ujung Hoodie nya dan kemudian ia mendapatkan pelukan hangat dari Seokjin.

"Jangan menangis jungkook, ini bukan salah mu oke kamu hanya tidak tau, jangan menyalakan dirimu." Elusan hangat dan kasih sayang dari Seokjin agar pemuda mungil ini tenang dan berhenti menangis.

"Ini salah bibi Jungkook. Bibi lupa jika Taehyung alergi telur tapi bibi membuatnya, dan juga Taehyung pasti tau jika dia alergi tapi tetap memakannya hanya untuk buat Jungkook senang dan tidak tega menolaknya." Jelas Bibi Hann yang mengelus pucuk kepala Jungkook dengan sayang.

"Ada apa ini?" Suara berat dan serak terdengar dari balik pintu.

Semuanya menoleh dan mendapatkan Taehyung yang berdiri di ambang pintu kamar inap rumah sakit yang bertuliskan VVIP berwarna keemasan. Dengan pakaian khas rumah sakit bersama impus di tangannya.

Jungkook melepaskan pelukannya pada seokjin dan menoleh dengan wajahnya yang merah yang dibanjiri oleh air mata sampai matanya yang memerah dan bengkak akibat menangis terus.

"H-hyungie..." Panggil Jungkook dengan suara pelan namun masih terdengar.

"Kemarilah," ucap Taehyung sambil merentangkan tangannya, meminta agar bayi besar nya masuk kedalam dekapannya.

Jungkook kembali menangis kemudian ia berlari dengan kuat menghampiri Taehyung dan memeluk nya dengan kuat, sekuat yang ia bisa dan tangisnya begitu pecah ketika tangan besar yang hangat mengelus punggungnya dengan lembut penuh kasih sayang.

"Shhtt... Jangan menangis hm, Hyung disini.." ucap Taehyung membisik di telinga Jungkook sangat menenangkan.

29 Juni 2022

Little Kookie | VkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang