Chapter 04_

8.1K 576 10
                                    


Matahari muncul disaat menjelang pagi, padahal masih jam delapan namun matahari sudah menampakkan dirinya yang begitu terik namun tidak memancarkan panas yang berlebihan, yang membuat siapapun tersenyum akan melihat dunia dengan keindahan langit di pagi hari kali ini.

Tidak dengan seseorang yang masih betah di kasur empuk yang dibalut dengan selimut yang kini bercampur suhu tubuhnya yang hangat.

Dari keadaannya terlihat sudah lebih baik dari hari kemarin, bibir kecil cherry itu kini terlihat berwarna dan tak sepucat kemarin.

Perlahan kelopak itu terbuka menampakkan manik bulat yang berwana hitam legam persis dengan surainya.

Mata itu masih membiasakan dengan cahaya sinar matahari dari jendela putih yang tak jauh dari ranjangnya itu.

Merasa lebih baik mata bulat itu mengabsen setiap sudut ruangan dan yang dia tau dia berada di rumah sakit.

Memaksakan diri untuk duduk membuat perutnya terasa perih dan sakit, ia ingat kalau ia lupa untuk sekedar makan ditambah perilaku sang Appa padanya.

Ah benar juga berapa hari ia pingsan?

Oh tidak! Ia lupa dengan pekerjaannya. Bagaimana ini, sayang sekali padahal susah payah ia mendapatkan pekerjaan itu sekarang mungkin saja ia sudah dipecat. Setelah ia keluar dari rumah sakit ia akan meminta maaf pada manager dan memintanya untuk memperkejakannya lagi.

Yah, semoga saja itu semudah yang ia katakan.

Dan sekarang ia benar-benar bertanya-tanya siapa yang membawanya kerumah sakit, tidak mungkin Bambam karena ia tidak pernah memberitahu tempat tinggalnya. Lalu siapa?

Lagi, perutnya kembali sakit saat ingin duduk dia mencengkram perutnya itu untuk menghilangkan sakitnya tapi membuat semakin perih.

Dan Jungkook memilih tidak melanjutkan niatnya untuk duduk dan diam di tempat tidurnya.

"Kau bangun." suara berat terdengar di telinganya bersama langkah yang mendekati tempat ranjangnya.

Mata bulat itu menoleh, di samping ranjangnya sudah berdiri Pria tinggi yang tampan bersama jas putih itu yang membuat auranya yang begitu berkilau.

"Tuan?" ya dia ingat jika Pria yang berdiri disamping ranjangnnya ini adalah pelanggan Cafe tempatnya kerja.

"Aku membawakan mu sarapan." Pria itu duduk di salah satu kursi yang dia tarik dari pinggir dinding.

Mata bulatnya hanya memperhatikan pria disampingnya ini, yang sedang membuka bungkusan yang isinya bubur dan itu sangat harum dan enak di indra penciumannya.

"Ingin duduk?" tanya nya.

Jungkook mengangguk sebagai balasan.

Pria itu membantu Jungkook duduk disertai suara yang mengeluarkan rintihan di bilah bibir tipis Jungkook sambil tangan mungilnya yang memegang perutnya.

"Apa masih sakit?"

Jungkook menganggu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia tidak suka ini.

"Tahanlah, itu akan sembuh saat kau makan." ucapan lembut itu menyapa indra pendengarannya yang mampu menghilangkan sakit di perutnya itu sesaat.

Pria itu tak lain Kim Taehyung yang mulai menyuapkan satu sendok bubur yang sudah ia tiup sekedar menghangatkannya dari suhu panas.

Jungkook membuka mulutnya yang mulai terisi bubur yang lembut namun terasa hambar di lidahnya, penciumannya berbohong! padahal tadi sangat wangi dan enak tapi kenapa rasanya begini.

Little Kookie | VkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang