Kesadaran maybe

4.3K 248 35
                                    

Happy Reading :)

Aya duduk di samping suaminya. Menggenggam lengan Diaz.

Hal itu tidak luput dari pengelihatan Cia.
Ya, tamu yang datang tidak di undang adalah Cia. Dan tepat sekali dia datang disaat Ayah Wahyu dan Bunda Ratih sedang di rumah.

Sayangnya, Farah sedang ada kepentingan jadi sekarang tidak berada di rumah.

"Ada apa datang?"tanya Diaz yang memecah keheningan.
"Ada apa? Kenapa Abang harus tanya ada apa, bukankah memang seharusnya aku datang untuk mengenal calon mertuaku" ucap Cia sinis.

Aya menahan kesal, apa Cia ini tidak punya rasa malu. Bukankah Cia tau bahwa Diaz sudah beristri kenapa dia nekat begini.

"Jelaskan." perintah Ayah Wahyu.
Diaz baru ingin membuka suara tapi tidak jadi karena Cia memotongnya.

"Om saya calon istri dari Diaz, saya kembali untuk menagih apa yang sudah dia janjikan pada saya."ucap Cia.
"Abdi negara hanya boleh memiliki satu istri." ucap Aya tiba tiba

"Mudah saja, anda di ceraikan lalu Abang menikahi saya. Sesuatu yang mudah jangan dibuat susah dokter Claradia. Mengenai bayi yang anda kandung serahkan saja pada saya dan Abang, saya akan menjaganya seperti anak saya sendiri biar bagaimanapun bayi itu adalah bagian dari calon suami saya" ucap Cia.

Berani sekali wanita ini berkata seperti itu tanpa malu.

"Apa-" ucap Ayah Wahyu terhenti.
"Ya pokoknya saya datang ke sini untuk segera dinikahi, Abang pernah berjanji. Bukankah prajurit harus selalu menepati janjinya" ucap Cia.

Terlihat jelas, dari mata Cia yang menunjukkan obsesi sangat tinggi pada putranya. Apa yang wanita ini lihat dari Diaz, jelas bukan dari segi pangkat yang di miliki.

Tatapannya tatapan mendamba.
Ayah Wahyu akui, paras putra sulungnya ini memang diatas rata rata hingga dapat membuat wanita begitu memuja.

"Jika ada seseorang yang lebih tua akan berbicara tidak sepantasnya memotong perkataannya."ucap Bunda Ratih

"Janji apa yang anda maksud? Apakah benar anda mendengar dengan telinga anda, janji dari mulut putra saya? Ataukah diamnya putra saya membuat anda menyalah artikannya" ucap Bunda Ratih lembut

Bunda Ratih tidak suka jika ada yang memotong pembicaraan seperti Cia tadi. Suaminya baru hendak berbicara malah dengan seenaknya wanita ini memotongnya. Dia ingin menyentak tadi, tapi dia tidak melakukannya.

Apalagi Cia tadi berbicara seakan akan dirinya direstui untuk menikah dengan Diaz. Dan dengan mudahnya berkata akan mengasuh cucunya, wanita yang tidak memiliki hati nurani.

"Bunda"ucap Ayah Wahyu, secara tersirat memerintahkan untuk diam dulu dan Bunda Ratih langsung mengerti

"Jadi, kapan perceraian kalian dan kapan saya di nikahi"tanya Cia

Mood Aya berubah tiba tiba padahal tadi rasanya sangat kesal tapi sekarang dia merasa lucu. Aya jadi tersenyum

"Waw. Seyakin itukah anda akan menikah dengan suami saya?"tanya Aya.
"Tentu, kami saling mencintai dan kami akan bahagia tentunya. Lagipula bukankah itu janjinya di masa lalu untuk menikahi saya sebelum calon suami saya mengenal anda" ucap Cia.

"Janji apa sih? Suami saya hanya diam saat itu, ya mungkin saat itu suami saya tersenyum. Bisa saja saat itu suami saya menganggap anda gila karena ucapan anda yang tidak masuk akal diucapkan untuk anak SMP lagipula suami saya saat itu masih berusia kurang dari 13 tahun loh."ucap Aya

Cia langsung kicep,
Apa yang di ucapkan Aya benar memang saat itu Diaz hanya diam dan tersenyum.

"Diaz, kamu sudah dewasa dan Ayah harap kamu bisa menyelesaikan ini."ucap Ayah Wahyu lalu pergi dari ruang tamu

Pasanganku TNI AD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang