Akan dimulai

4.9K 257 39
                                    

Happy reading

Setelah Bunda Ratih Mamah Ajeng kembali tertidur setelah solat tahajud, Diaz ingat flashdisk pemberian Erick yang berisi video dari Alm.Arian. Diaz belum melihatnya.

Diaz sedang cukup pusing. Bukan tentang kondisi Aya melainkan tentang Cia.
Cia terus menerus menghubunginya. Walaupun tidak pernah ia respon tapi Cia tidak menyerah.

Diaz sebenarnya ingin menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa menikah dengan Cia. Selain karena dirinya sudah menikah, hal lain adalah karena Diaz mencintai Aya. Aya sudah menjadi seseorang yang berarti di hidupnya tidak mungkin untuk dia melepaskan Aya apalagi akan hadir buah cinta yang sedang bersemayam di rahim istrinya itu.

Tapi janjinya di masa lalu membuatnya tidak bisa langsung terus terang pada Cia. Diaz cukup menyesal dulu mengiyakan permintaan Cia. Apalagi dirinya tidak bisa untuk ingkar pada janjinya sendiri.

Diaz menghela napas panjang.
Bunda Ratih tiba tiba terbangun, ia melihat putranya belum tidur seperti tidak merasakan kantuk.
"Kenapa tidak tidur?" tanya Bunda Ratih pada Diaz.

"Bunda kenapa terbangun?"tanya Diaz, ia malah balik bertanya bukannya menjawab pertanyaan Bunda Ratih
"Bunda ada rasa aneh gitu,Yaz. Makanya Bunda terbangun. Kamu kenapa nggak tidur?" tanya Bunda Ratih kembali

"Tidak mengantuk, Bun"jawab Diaz
"Ya Tuhan nak, apa kamu tidak lelah? Kamu jangan terlalu memikirkan banyak hal, Bunda tau kamu kalau tidak bisa tidur ada hal yang kamu pikirkan. Tubuhmu perlu istirahat nak"nasihat Bunda Ratih

"Bunda, Diaz keluar sebentar udara pagi sepertinya menyejukkan. Assalamualaikum" pamit Diaz kemudian mencium tangan Bunda Ratih lalu keluar dari ruangan Aya.
"Waalaikumsalam" balas Bunda Ratih

"Apa yang sedang membebanimu,Nak. Kenapa kamu tidak bercerita dengan Bunda"ucap Bunda Ratih ketika Diaz sudah pergi.
Diaz keluar dari ruang rawat Aya, saat jarum jam masih menunjukkan pukul 02.15

Diaz hanya berjalan keluar area rumah sakit. Diam sambil terus berjalan.

Tingggg

Notifikasi ponsel Diaz berbunyi.
"Dia lagi" ucap Diaz dengan menatap pesan masuk tersebut.

Langkah kaki Diaz terhenti di sebuah masjid dekat rumah sakit.
Diaz berjalan menuju masjid tersebut. Rumah Allah memang selalu menenangkan.

Diaz berdzikir dengan perasaan damai hingga subuh bergumandang.

Dia kemudian melakukan solat subuh. Berdoa, memohon pada sang pemilik hidup. Selesai solat subuh di masjid tersebut Diaz kembali ke rumah sakit.

Dia duduk di taman rumah sakit. Disana sangat sepi karena tidak ada satu orangpun selain dirinya

Dreett ... drett

Ponsel Diaz berdering, saat ia mengambil ponselnya ternyata ada panggilan video yang masuk.

"Assalamualaikum" Diaz mengucapkan salam pada orang diseberang telepon
"Waalaikumsalam" balasnya dengan mata yang berkaca kaca

"Kenapa?" tanya Diaz bingung
"Hwaaaaaaaa hiks....hiks" bukannya menjawab malah menangis.

Diaz yang khawatir beranjak pergi dari taman menuju ruang rawat Aya.

Tak butuh waktu lama Diaz langsung masuk ruang rawat Aya.

Diaz mendekat ke ranjang Aya, dan memeluk Aya
Aya mengucapkan sesuatu lirih Diaz mendengar namun tidak terlalu jelas
"Apa?" tanya Diaz
"Mangga" ucap Aya mendongak

"Mau mangga cariin!" ucap Aya dengan suara yang tegas.
Diaz heran, bukanya tadi Aya menangis kenapa sekarang bisa bersuara tegas.
Ibu hamil memang beda.

Pasanganku TNI AD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang