O7. Mengenal lebih jauh

26 8 4
                                    

"Semua hal punya waktunya. Dan untuk sekarang adalah waktunya untuk kita mengenal lebih jauh"

***

Seperti rencana semalam tentang Asa yang mengajak Iya' untuk pulang bersama, mereka kini sudah berjalan berdampingan. Seperti biasa berjalan kaki merasakan angin malam. Hanya perbincangan kecil diantara keduanya dan merupakan hal lucu karena Iya' merasa Asa berusaha menyesuaikan. 

"besok ada kegiatan Ya'?" Iya menoleh lantas menggeleng pelan membuat Asa mengulum senyumnya.

"Besok mau ikut?"

"Kemana?"

"Banyak tempat mungkin, seharian"

Iya' mengetuk dahinnya tanda sedang berpikir, antara ikut atau tidak. Besok harusnya sih ia belajar untuk persiapannya lebih matang tapi weekend jarang-jarang ada yang mengajaknya ke suatu tempat, paling hanya menghabiskan waktu dengan Toro di rumah pohon sambil membaca koleksi komik atau novel yang tersedia disana.

"Kalau sibuk gak apa-apa Ya', lain kali boleh"

Buru-buru Iya' menggeleng, "ini untuk ganti rugi kamera kan Sa? atau ada persyaratan lain biar hutangku lunas?"

Asa tersenyum kali ini sudah tidak malu-malu membuat Iya' juga ikut tersenyum karena lelaki itu.

"Besok cukup, mau?"

Iya' mengangguk. "Boleh, ketemu di halte ya Sa?"

Asa mengangguk, "Ya'" panggil Asa.

Masih dengan senyumnya, Iya' memfokuskan netranya pada Asa. "Hm?"

"Gimana hari ini?"

"Baik Sa"

"Ya', you know it's okay to not be okay"

Iya' menggeleng, "Enggak Sa, serius. Lebih baik dari kemarin. How about you?"

"Gak pernah sebaik ini" jawabnya menatap wajahnya Iya' yang remang-remang dibawah lampu trotoar.

Hari ini adalah hari pertama ia nyaman berbincang dengan gadis itu. Berbeda dari kemarin, jelas terlihat kaku. Tapi, hari ini jauh berbeda dari sebelumnya. Iya' juga tampaknya sudah menyesuaikan. Saling menyambut kedatangan dari dunia masing-masing.

***

Seperti yang direncanakan saat perjalanan pulang kemarin, hari ini Iya' dan Asa akan menikmati akhir minggu dengan jalan-jalan bersama. Tidak tahu mau kemana, Asa tidak mengatakannya.

Pagi-pagi sekali Iya' sudah bersiap. Tidak banyak hal yang harus ia siapkan, tapi untuk sarapan ia sangat antusias membuat roti lapis. Menyalakan lagu the beatles yang berjudul I'll follow the sun tak terlalu keras, takut mengusik adik dan abangnya yang kamar mereka berada di depan dan di samping kamarnya.

Memandang jendela kamar Toro yang masih gelap dengan jendela yang masih tertutup gorden dapat disimpulkan bahwa lelaki itu masih mengarungi mimpi. Perihal rencana hari ini, Iya' tak memberitahu Toro, biar saja itu lebih baik. Takut Asa akan terusik dengan Toro yang begitu banyak bicara.

Ponselnya berdering menunjukkan nama Asa pada salah satu fitur bertukar pesan. Lelaki itu sudah di jalan sehingga Iya' buru-buru meraih tas kanvasnya tak lupa dengan ponselnya itu, memandangi sebentar wajahnya pada cermin kemudian melenggang pergi.

Pakaiannya hari ini cukup santai setelan jumpsuit berbahan jeans yang dipadukan dengan t-shirt putih serta sepatu sneakers putih juga. Rambutnya yang ia kuncir kuda melangkah menuju halte tempat yang mereka sepakati untuk bertemu.

Harsa di Kaki LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang