part 14🌈

89 6 0
                                    

Happy reading♡

Pagi yg cerah kini menyambut seorang cowok yg masih tidur dengan pulas, ia adalah Adnan, pemilik mata elang yg menyandang sebagai ketua geng terbesar di Indonesia.

Tring, Tring alarm pada jam yg dipasangnya berbunyi membuat tidurnya terusik, perlahan ia membuka kedua matanya dan melihat jam yg berada di atas nakas yg berbunyi itu.

Ia kemudian bangkit dan beranjak pergi menuju  kamar mandi miliknya setelah mematikan alarm.

"Morning ma, pa" sapa Adnan yang baru saja turun dari tangga dengan rambut yg masih basah dan dibaluti dengan seragam sekolah.

"Morning sayang," balas Farah dan Anton menyapa.

Adnan duduk di sebelah arlan yg berada di meja makan untuk menyantap sarapan paginya.

"Bang, gua nebeng bareng Lo ya" ujar arlan.

"Motor Lo kemana?" Ujar Adnan bertanya, pasalnya arlan jarang sekali meminta berangkat bersama.

"Ban nya kempes bang, kemaren keinjak paku di jalan" ucap arlan seadanya.

"Ngk, motor di garasi masih banyak, pakek yg lain" ujar Adnan dengan ekspresi yg seperti biasa datar.

"Ya elah bang, nebeng Sampek depan aja, susah banget" ujar arlan mulai kesal.

"Ngk" bantah Adnan, lalu kembali menyantap sarapannya.

Arlan menatap Adnan kesal, lalu menyantap sarapan miliknya.

"Bang, kemaren rekan bisnis papa tanyain kamu loh" ujar Farah mengganti topik pembicaraan.

"Oh" ujar Adnan hanya dengan bergumam.

"Kamu itu bang, persis seperti papa dulu, cool banget" celutuk Anton bangga.

" Papa ngak keliatan tuh coolnya, malah lebih keliatan absrutnya" sarkas arlan.

"Tau apa kamu lan, emang kamu kelakuannya absrut" bela Anton pada dirinya.

"Tapi yg dibilang arlan ada benernya sih pa, dulu waktu pacaran sama mama papa ngak ada tuh cool-cool nya, malah kebalikannya" ujar Farah mengigat kejadiannya dan suaminya dulu.

"Pfhhh" arlan menahan tawanya agar tidak pecah, sementara Adnan hanya tersenyum tipis.

"Mama lupa kali, kan kejadiannya udah lama banget" ujar Anton kembali membela dirinya.

"Trus maksud papa mama itu pikun!" Ujar Farah sambil berdecak pinggang.

"Eng-gak ma, gak gitu mama jangan marah dong" ujar Anton

"Malam ini mama ngk kasih jatah!" Ujar Farah menatap Anton tajam.

"Nah Loh pah," ujar arlan tersenyum jail.

"Mama tega sama papa" ujar Anton mengubah raut wajahnya sesedih mungkin.

"Biarin!" Ucap Farah.

"Eh bong, tumben Lo diem, biasanya juga berisik kayak toa masjid" ujar arlan menatap Alfi yg sedari tadi hanya diam.

"Alfi bingung sama kata jatah, jatah apaan sih bang, kok papa ketakutan pas mama bilang ngak dikasih jatah" ujar Alfi polos, mendengar ucapan Alfi semua orang membulatkan matanya.

ADNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang