16. Jimmy vs Kuki

258 43 7
                                    

Yuga bersama Chelo di mobil dalam perjalanan pulang. Chelo kesal pada sang papi. Ia menatap pada jendela mobil. Sejak tadi Yuga juga diam saja terserah Chelo yang penting anaknya itu diam.

"Kenapa Chelo ga boleh sama mami?"

"Karena dia bukan mami Chelo. Mami Chelo itu cantik, enggak gendut kaya gitu." Yuga menjawab kesal.

Chelo menatap sang papi, kesal tak terima Rei dikatai seperti itu. " Jangan ngomong gitu dong Pi! Mami cantik, bulu matanya bagus, matanya bagus, dan bisa buat Chelo bobo cepet. Mami cantik!"

Kesal, tapi Yuga coba bersabar tak mungkin marah pada Chelo. Malah sebal sama Rei, entah pelet apa yang digunakan gadis itu sampai bisa merebut perhatian Chelo. Yuga jadi semakin kesal karena sekarang buah hatinya jadi marah dan kesal padanya.

"Tapi, dia bukan mami Chelo."

Chelo tak peduli, tak mau tau juga. Dia hanya diam menatap keluar kaca jendela mobil memerhatikan tempat-tempat yang ia lewati. Yuga hela napas saja, kalau sudah ngambek begini lebih baik didiamkan sampai baik sendiri.

Sementara saat ini Rei masih menunggu rekannya selesai. ia duduk bersama kuki seraya meneguk minuman yang tadi dibelikan oleh Yuga. Rei menatap Kuki. Imut, ia bahkan menolehkan wajahnya lalu menatap Kuki dari bawah. Kuki tahan senyum dia gemas, gemas sekali.

"Kenapa lihat begitu?" tanya Kuki.

"Makasih ya, mau nemenin aku," ucap Rei.

Kuki menganggukkan kepalanya. Tentu ini bukan masalah. Bisa bersama Rei cukup menyenangkan. Tida, sebenarnya menyenangkan sekali, buat Kuki gemas berkali-kali.

Tak lama pintu terbuka menunjukkan rekan-rekan rei berjalan masuk. Kuki sedikit terkejut karena mereka semua masih menggunakan kostum hantu. Adit berjalan mendekati meja yang berada di tengah ruangan.

"Ada pesta apa nih?" tanta Teguh.

"Itu dari Pak Yuga tadi." rei menjawab lalu berjalan mendekat,

Teguh lalu gemas, mencubit pipi Rei. Kuki ingin sekali berteriak dan mengatakan jangan. Tapi, melihat Rei memanyunkan bibirnya juga buat Kuki gemas. Pingin gigit pipi Rei, mau juga sentuh Rei kaya laki-laki itu. Tapi, Kuki tahan diri dia mengamati saja. Kini bisa terlihat pipi Rei merah, buat Kuki merasa kasihan. Lalu berjalan mendekat.

"Sakit Teguh ih!!" Rei kesal.

Teguh mala mengusap pipi temannya itu. Tak ada maksud lain karena keduanya memang dekat layaknya sahabat. Hanya saja Kuki tak tau, yang jelas ia cemburu. Kuki cemburu melihat tangan Teguh mengusap-usap pipi Rei yang menggemaskan.

Kuki menggenggam tangan Rei, sedikit menarik ke belakang. "Rei udah boleh pulang?" tanya Kuki.

Kuki memetakan, ada lebih banyak laki-laki di sini. Hanya ada dua wanita di grup yaitu Rei dan Siska yang menjadi suster ngesot. Kuki tak bisa dalam situasi seperti ini. ia jadi cemas sama Rei. Takut Rei dicubit lagi atau ada yang coba dekati. Apalagi setelah dilihat banyak yang sering lirik Rei. Kuki terlalu cemburu bahkan sebelum memiliki. Waktu lebih dari dua jam berdua tadi sudah buat Kuki jatuh hati.

"Rei boleh pulang kok. Udah tinggal rapi-rapi aja seharusnya dari tadi. Cuma karena Pak Bram pulang. Jadi memang harus nunggu sampai selesai." Teguh menjawab. Dia juga laki-laki jadi bisa melihat kalau ada yang lain di mata Kuki dalam menilai Rei.

"Enggak apa-apa nih gue balik duluan?" tanya Rei.

"iya, pulang duluan sana. Rumah lo jauh banget soalnya. Kita tinggal hapus makeup aja. tadi depan udah sekalian kita beresin kok." Adit menimpali.

"Iya gue balik ya, babay. Jangan lupa dimakan itu jangan sampai kalian sakit." Rei kemudian mengambil satu kotak nasi memberikan pada Siska dulu. "Dit suruh Siska makan dulu. Liatin kalau enggak makan cubit." Rei mengingatkan. tau kalau Siska paling susah kalau di suruh makan.

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang