15. Bersama Kuki

247 47 5
                                    

👑jangan lupa klik dulu bintang sebelum.baca. dan jangan lupa komen juga ya kak 🤗👑

👑🍓👑🍓👑

Vhi kini tengah duduk di rumah bersama Iva dan memangku Jeno yang tengah tertidur. Vhi masih merasa kesal dengan kejadian siang tadi saat Rei dengan santai menerima perintah dari atasannya uintuk menjaga buah hatinya. Jujur Vhi tak ingin kalau rei diperlakukan seperti itu. Itu tak adil karena pekerjaan Rei tak ada hubungannya sama sekali dengan permintaan Yuga. Rei bukan baby sitter.

Iva bersandar pada bahu kekasihnya itu. "Ya gimana kamu tau sendiri kalau Rei itu kayak gimana? Apalagi dia suka banget kan sama anak-anak. Liat aja Jeno, kadang malah lebih nurut sama dia daripada sama aku."

"Dia emang sebodoh itu?"

Iva menganggukkan kepala. "Ya, emang gitu dia bodohnya kebangetan."

Vhi menatap ke arah Iva lalu mencium pipi, kening dan bibir kekasihnya itu. "Ganti parfumnya Rei ya?"

"Ho,oh minya wangi aku habis. jadi minta tadi."

"kaya orang susah," ledek Vhi.

"Emang susah. Kamu pikir berapa gaji guru honorer?"

"O iya lupa kamu orang susah ya." Vhi kemudian terkekeh kebiasaan mereka berdua saling meledek isi dompet dompet.

"Iya biarin aja susah, tapi enggak hidup penuh tekanan. Wekekekek."

Vhi kesal, ia kemudian dengan cepat mengambil tangan Iva dan menggigitnya karena kesal sang kekasih meledeknya terus.

"Sakit dodol ih!" Iva kesal lalu mencubit bahu Vhi membuat Vhi mengaduh kesakitan.

Keduanya memang begitu romantis dengan level yang berbeda. Saling ledek, adu mulut, cubit, pukul atau saling mengatai satu sama lain. Definisi cinta tak melulu soal bersikap manis dan penuh puja puji. Keduanya lebih senang saling menjatuhkan satu sama lain dan menertawakan kebodohan pasangan mereka. namun, tetap akan ada sisi romantis di sana.

***

Sementara malam ini Rei masih berada di rumah hantu. Ia duduk sambil memangku Chelo yang tertidur. Sejak sore tadi anak itu bermain bersama Kuki dan Rei. Lalu karena merasa cemas Rei menghentikan Chelo kemudian anak itu meminta untuk tidur di pangkuan Rei

Kuki memerhatikan, "Direbahin aja."

Rei mencoba merebahkan Chelo, hanya saja anak itu tak mau dan terus menggenggam pakaian Rei. KUki merasa iba apalagi posisi sofa yang tak memiliki sandaran. Kuki lalu bangkit mengambil kursi lain yang berada di sana. meletakkan di belakang Rei.

Kuki lalu duduk di sana, menyandarkan tubuhnya pada Rei. "Senderin badan kamu. Biar enggak sakit punggung kamu."

"Boleh?" tanya Rei.

"Sure, silahkan." Kuki menjawab tentu saja itu tak masalah untuknya dan mungkin malah akan menyukai hal itu.

Rei kemudian menyandarkan tubuhnya. Saat bersandar tulang punggung Rei berbunyi. Kuki tertawa sama dengan Rei yang juga menertawakan itu. Kuki menatao kaca di hadapannya, kaca bisa melihat pantulan kaca lain yang ada di hadapan Rei. Kuki memerhatikan Rei yang kini tengah menatap Chelo, penuh kasih sayang. dan ia menyukai itu.

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang