7. Gemas

281 38 6
                                    

Malam hari ini Cherry menemani sang adik yang belum terlelap. Seperti biasanya jika sedang tak enak badan Chelo jadi manja dengan kakak perempuannya. Cherry merebahkan diri di samping sang adik sambil membaca buku sekolahnya. Chelo memerhatikan sang kakak yang begitu serius belajar.

"Kak ceritain tentang mami," pinta Chelo.

Cherry memerhatikan sang adik. ia lalu merubah posisinya menjadi rebah tepat di samping adik laki-lakinya.

"Hmm, kan kakak udah sering cerita."

"Tapi Elo mau denger lagi," pintanya manja.

"Mami itu baik banget, mami selalu sayang sama kakak, sama Chelo juga. Waktu Chelo ada di dalam perut mami, mami selalu nyanyi."

"Nyanyiin kak," pinta anak itu.

"I have a dream ...." Cherry menyanyikan lagu yang biasa dinyanyikan sang mami saat sang adik berada di dalam perut.

Chelo memerhatikan sang kakak dengan kagum, matanya berbinar. Meskipun keduanya sering sekali bertengkar, tapi keduanya begitu saling menyayangi.

"Mami selalu bilang Cherry jangan main jauh-jauh nanti kalau Cherry ilang mami sedih lho. Mami juga selalu bilang Jangan menangis sayang kalau Cherry nangis nanti langitnya juga nangis."

Chelo sebenarnya sudah sering kali mendengarkan apa yang dikatakan sang kakak. Hanya saja memang anak itu tak pernah merasa bosan mendengarkan cerita sang kakak.

"Terus apa lagi kak?"

"Mami juga suka begini," ucapan Cherry terhenti ia menggenggam tangan sang adik dan mengecupnya lamat-lamat. "Habis itu mami bilang tangan kakak wangi," jelas Cherry.

Sementara di depan kamar Yuga berdiri, bersandar pada tembok dan ia bisa mendengar dengan jelas celotehan-celotehan yang dikatakan kedua buah hatinya. dalam hatinya ada rasa sedih juga haru melihat kebersamaan kedua buah hatinya. Dalam hati tentu saja ia memimpikan kebersamaan keluarga yang lengkap. Meski itu tak akan mungkin jadi nyata, istrinya tak mungkin lagi bisa bersama. Sementara ia kini menyukai wanita yang jelas tak bisa ia miliki.

Yuga berjalan menuju kamarnya, ia lalu duduk di tempat tidur seraya melepaskan dasi dari kemejanya. Tatapannya menatap pada bingkai foto pernikahannya yang masih terpasang di sana. Pria pucat itu hanya menghela napas merasakan sesak di dalam dadanya.

Ingin melepaskan diri dari sesak dan rindu, ia menghubungi Eri. "Hai," sapa Yuga.

"Hai Ga, udah sampai Edelweis?"

Yuga menggeleng meski wanita itu tak bisa melihat reaksinya. "Aku enggak jadi ke sana. Chelo sakit."

"Sakit lagi?" tanya Eri.

"Hmm, kamu tau kan dia gampang banget demam."

"Iya, terus di mana sekarang? Perlu aku ke sana?"

"Nope. dia cuma butuh istirahat dan lagi istirahat sama Cherry," jawab Yuga.

"Oke, kabarin aku kalau kamu butuh seseorang untuk bantu kamu ya sayang?"'

"Oke, aku akan hubungi kamu lagi kalau aku butuh. Kamu masih di apartemen?" tanya yuga kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

"Udah mau pulang, bisa bahaya kalau suami aku video call dan aku terima pas lagi di sini. Lagian aku kalau di sini mikirin kamu terus," ujar Eri lalu terkekeh.

"Kita bisa ketemu dan hmm, lebih lama lagi nanti."

"Oke, sampai ketemu. Dan semoga Chelo cepat ketemu," ucap Eri kemudian segera menutup teleponnya.

Yuga segera bangkit untuk mandi dan berganti pakaian. Ia akan menemani Chelo setelah membersihkan diri nanti. Sejak kecil si bungsu memang sering sekali sakit jika terlalu lelah. Dan akan lebih baik setelah beristirahat dan minum vitamin selama dua atau tiga hari.

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang