26. Birthday

774 92 8
                                    

"Seharusnya saat ini anda menggunakan kursi roda, walaupun hanya sementara. Bagaimana anda bisa bergerak? Ditambah lagi, apa yang anda lakukan di cuaca dingin ini dengan seragam sekolah? Dinginnya serasa menusuk hingga tulang. Apa anda ingin tulang anda hancur semua? Mohon lebih memperhatikan diri anda" omel Dokter pada Azumi.

"Tuh, dengerin" tambah Mitsuya yang menemani Azumi. Gadis itu mendengus kesal.

"Anda harus menjalani perawatan di rumah sakit selama lima hari. Sedikit disayangkan, tapi anda harus menghabiskan Natal di tempat ini" ujar dokter tersebut pada Azumi.

"Eh? Apakah tak bisa malam ini saja dia pulang ke rumah?" tanya Mitsuya.

"Tidak bisa" jawab Dokter tersebut dengan tegas.

"Onegaishimasu." Mitsuya membungkukkan badannya kepada Dokter tersebut. Azumi terkejut melihat Mitsuya melakukan itu.

"Ini demi kebaikannya juga. Saya ingin engkau mengerti itu, Anak muda" ujar Dokter tersebut.

"Baiklah..." Mitsuya pasrah dengan keputusan Dokter tersebut. Negoisasi gagal.

Azumi dituntun oleh seorang suster menuju ruangannya. Dokter bilang Azumi harus berhati-hati menggerakkan badannya. Karena itu saat ini ia menggunakan kursi roda dengan Mitsuya yang mendorongnya dari belakang.

Kamar 525

"Jadi, Azumi-chan tidak bisa menghabiskan Natal di luar?" tanya Mikey.

Azumi mengangguk. "Kalian pulanglah. Habiskan malam Natal ini bersama keluarga kalian." ujar Azumi mengusir secara halus.

Jujurly, walaupun ia sering ke rumah sakit untuk menjenguk, ia tak pernah berpikir bahwa ia yang akan menjadi orang yang dijenguk. Jadi ini cukup memalukan.

"Baiklah, kalau begitu kami pulang duluan" ujar Yuzuha.

"Cepat sembuh ya, Azumi-chan. Setelah itu aku akan membawamu ikut motoran bersamaku" ujar Mikey dan melambaikan tangannya.

"Aku juga akan pulang. Nanti aku akan kemari bersama Luna dan Mana" ujar Mitsuya.

"Eh? Tak perlu. Ini malam Natal, kalian habiskan saja malam ini sekeluarga. Di luar juga dingin, nanti mereka sakit" ujar Azumi.

"Tidak. Justru mereka sakit karena merindukanmu. Kau juga bagian dari keluarga kami, jadi jangan berkata seperti itu" ujar Mitsuya. Lelaki itu tersenyum lalu melambaikan tangannya dan pergi dari ruangan.

'Menyakitkan juga... Mengatakan itu dengan mulut sendiri.'

Tinggal Azumi dan Takemichi di ruangan ini.

"Kenapa, Takemichi? Tidak ikut pulang? Bukannya Hina menunggumu?" tanya Azumi sambil menoleh ke arah Takemichi yang duduk di samping ranjangnya.

"Azumi-chan.... Aku ingin bertanya sesuatu. Boleh?" tanya Takemichi.

"Kalau aku bilang, enggak. Apa kau tidak jadi bertanya?" Azumi bertanya balik.

"Kau akan tetap mengatakan pertanyaanmu apapun jawabanku, kan? Lalu apa gunanya minta izin? Tanyakan saja langsung" ujar Azumi. Takemichi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya tersenyum canggung. Ucapan gadis itu tepat sasaran.

"Kenapa kau kabur? M-Maksudku, kenapa harus di hari Natal? Kenapa tidak hari sebelum-sebelumnya? Lalu.., bukannya pulang ke rumah, kenapa kau pergi ke gereja? Kau seolah-olah tau apa yang akan terjadi. Berarti, kau kesana karena ingin mencegah kejadian itu, kan? Kenapa kau bisa tau? Apa mungkin... Azumi-chan.."

Pertanyaan beruntun Takemichi membuat Azumi diam-diam menyeringai. 'Sudah kuduga.'

"Markas musuh adalah harta karun informasi. Apa kau tidak pernah mendengar hal itu? Lalu aku pergi ke gereja karena kau sendiri yang bilang kalau Hakkai akan membunuh Taiju. Satu-satunya waktu yang mungkin adalah ketika Natal, karena lelaki itu sedang sendirian. Sudah." Azumi menjelaskan dengan sesingkat mungkin.

Red Eyes [SnK x OC x Tokrev]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang