Chapter 16

699 96 29
                                    

_愛してくれる?_
Can You Love Me?

*

Uap asap mengepul dari secangkir coklat panas yang baru saja pelayan letakan di atas meja. Wanita berambut merah muda itu menelan ludah gugup. Matanya tidak beralih dari liquid berwarna kecoklatan itu seakan benda itulah yang paling menarik di dunia.

Ia bahkan tidak berani mengangkat pandangannya untuk melihat wajah pemuda merah yang duduk di hadapannya. Dan sepertinya, pemuda bermarga Sabaku itu juga masih betah dalam kesunyian yang menyelimuti mereka. Ini bahkan sudah sepuluh menit berlalu sejak pemuda itu mendudukkan diri di hadapannya.

Gaara, pria itu tetap dalam posisinya menunduk dengan kedua tangan terkepal erat. Bibirnya bergetar pelan, ia tahu tidak seharusnya ia menemui wanita di hadapannya setelah apa yang ia katakan terakhir kali. Namun, ia hanya merasa harus menyelesaikan semuanya dengan cara yang benar.

Bukan saat otakmu dalam keadaan kalut apalagi marah.

"Banyak hal yang terjadi," gumam Gaara, suaranya begitu rendah hingga menyerupai sebuah bisikan. Pandangannya kini menerawang, menatap lembayung senja di balik jendela. Deja vu, kegiatan semacam ini sudah sering ia dan Sakura lakukan sejak dulu. Tapi tidak dengan suasana hati seperti ini. "Bukan hanya kau," kini Jade itu beralih menatap emerald di hadapannya. "Aku juga berbohong padamu, Saki."

Kening wanita berambut merah muda itu mengernyit dalam. Ia tidak mengerti apa maksud Gaara, lidahnya terlalu kelu untuk bertanya maksud ucapan pemuda itu.

"Dua tahun yang lalu, maaf aku menghilang seperginya aku ke Sunagakure," pemuda itu tersenyum sendu. Tatapan tajamnya hilang, menampilkan Jade rapuh yang jarang diperlihatkan pada siapapun. "Waktu itu, Kankurou-nii bilang bahwa perusahaan ayah sedang dalam masa krisis. Perusahaan kami benar-benar diambang kebangkrutan," lanjutnya dengan gentir.

Sakura mengerti sampai disini, namun ia tidak angkat suara barang sedikitpun. Itu adalah masalalu dan sudah sangat terlambat jika ingin menghibur pemuda itu. Ia tahu, Gaara pasti menjalani hari-hari yang berat atas apa yang terjadi padanya, dan ia merasa bersalah karena telah menambahkan luka di hati pemuda itu dengan kebohongannya kemarin.

"Salah satu karyawan ayah melakukan penggelapan dana, banyak perusahaan lain yang menarik sahamnya kembali. Masalah datang silih berganti tanpa ada yang bisa menyelesaikannya satupun," ibu jari dan telunjuk pemuda itu memijat pangkal hidungnya. Jade-nya terpejam, mencoba menggali kembali memori-memori pahit yang ia rasakan beberapa tahun terakhir.

Disisi lain, Sakura terhenyak mendengar ucapan Gaara. Bibir bagian bawahnya ia gigit pelan, mencoba menahan isakan kecil yang mungkin tidak lama lagi akan lolos dari sana. Matanya bahkan mulai berair.

Rasa sakit hatinya kemarin karena ucapan pemuda itu belum apa-apanya dengan penderitaan Gaara selama ini.

Jade-nya terbuka, memandang wanita Uchiha di hadapannya yang terus menunduk dalam diamnya tanpa mengatakan apapun. Sebenarnya, ia tidak ingin membicarakan ini, hanya saja ia merasa bahwa perlu menjelaskan segalanya. Sebagai alasan hilangnya ia beberapa waktu yang lalu. Sakura tidak sepenuhnya salah, dan ia tidak seharusnya menyalahkan wanita itu atas kekecewaannya apalagi dengan kata-kata kasar yang terlontar seperti kemarin.

"Tidak ada yang bisa kami lakukan saat perusahaan kami bangkrut. Seluruh aset perusahaan beserta aset keluarga tersita habis. Kami harus melunasi hutang-hutang kepada perusahaan lain dalam jangka waktu tiga bulan." Gaara menghela nafas gusar. Matanya terpaku pada Sakura yang kini menatapnya dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya. "Keluarga Sabaku benar-benar berantakan saat itu, ditambah penyahit jantung ayah tiba-tiba kambuh. Ayah... meninggal dunia."

Can You Love Me? ( 愛してくれる?) [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang