End

1K 104 12
                                    

愛してくれる?
Can You Love Me?

Sakura...

Kau bagaikan pelangi yang datang setelah hujan. Datang disaat rasa sedih menggelayuti hatiku walau hanya sekejap.

Terkadang, kau datang bagaikan badai yang menabrak sebuah tembok rapuh yang berusaha berdiri kokoh. Dan menghancurkannya tak bersisa hingga membuatku tersapu gelombang bernama duka.

Tapi, ada saatnya kau datang bagaikan matahari. Yang akan datang meskipun ada badai sekencang apapun, dan berdiri kokoh menyinariku dengan cahaya cintamu.

Sakura....

Terkadang aku berfikir....

Mana sebenarnya dirimu yang asli?

*

"Arigatou, berkatmu aku bisa sampai tepat waktu." Wanita dengan jas putih yang melekat di tubuhnya itu melepaskan sabuk pengaman dan menatap sang pemilik mobil.

"Harusnya aku yang berterimakasih, Sakura." Pria dengan rambut merah itu mengulas senyum tulus. "Kalau kau tidak menangani oprasi, mungkin saja aku akan kehilangan anakku."

Menggeleng pelan, wanita itu menatap sang pria dengan senyum sendu. "Kuharap keponakanku segera sadar secepat mungkin, Nii-san."

Akasuna no Sasori, kakak sepupu Sakura dari keluarga sang ayah itu mengangguk pelan. Setelah sang adik keluar dari mobilnya, ia langsung melesat menuju ke arah rumah sakit meninggalkan Sakura di depan halaman rumahnya. Setelah mobil Sasori menghilang dibalik belokkan sana, Sakura berbalik menuju ke arah pintu rumahnya dengan berjalan pelan.

"Tadaima," ucap Sakura saat memasuki rumahnya. Wanita itu melangkah mendekati sofa dan langsung menghempaskan tubuhnya disana. Tubuhnya terasa remuk redam karena serangkaian kegiatan oprasi yang ia lakukan hari ini.

"Sudah pulang?" Sasuke berdiri di anak tangga dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Wajahnya sedatar tembok, tampak dingin seperti udara malam di luar sana.

Sang wanita hanya mengangguk dan berjalan mendekati suaminya. "Sudah makan?" tanya Sakura yang hanya dibalas gumaman dingin khas pria itu. Sakura tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk pelan. Saat akan menaiki tangga menuju kamar mereka, suara Sasuke tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kita harus bicara."

Sakura tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah pria itu masuk ke kamar—walaupun dengan langkah berat.

*

Suara benda keras membentur lantai ketika dibanting terdengar begitu jelas di ruangan itu. Mulutnya memekik pelan seraya menatap tak percaya pelaku yang masih berdiri dengan wajah datar dan nafas memburu seakan menahan emosi disana.

"Apa yang kau lakukan?" Tidak tahan dengan keheningan, Sakura akhirnya bertanya. Namun bukannya jawaban, suara decihan praktis keluar dari mulut sang lelaki yang kini berdiri pongah.

"Kenapa kau tidak tanya pada dirimu sendiri, apa yang telah kau lakukan?" balasnya sinis.

Sakura menggeleng, "Aku tidak mengerti. Dan, darimana kau mendapatkan semua ini?" matanya beralih pada beberapa buku juga kardus berukuran sedang yang baru saja Sasuke itu banting. Berjongkok, ia meraih salah satu buku bersampul coklat tua. Matanya membiak saat melihat isinya. "K-kenapa ini bisa ada disini?" ucapnya lirih, seakan bertanya pada dirinya sendiri.

Can You Love Me? ( 愛してくれる?) [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang