Hari ini adalah hari yang bersejarah. Hari ini adalah hari dimana Jemian resmi menjadi seorang anak SMA.
Hidungnya sudah kembang kempis karena bangga. Lupa agaknya kalau sekarang adalah hari perpeloncoan berkedok pengenalan lingkungan sekolah.
Topi dari kertas karton merah buatan tangan Jani sudah terpasang rapi. Pun dengan lehernya yang sudah dikalungi papan berisi biodata yang penuh akan pita-pita merah.
"Pasang topinya nanti aja gak sih, Yan??"
Jemian menoleh pada Felix yang ada di sampingnya. Bibirnya tercebik.
"Kenapa gitu??"
"Nanti terbang, Iyan" sahut Kath mendekat dan melepas topi Jemian. Melipatnya dengan hati-hati dan menyimpannya ke tasnya sendiri. Tak percaya Jemian bisa menjaga topinya sendiri.
Ngomong-ngomong ketiganya saat ini tengah menunggu Eja dan Eji. Seperti biasa kelimanya memang selalu berangkat bersama. Dengan sepeda masing-masing.
"Loh belum berangkat??"
Papa datang membuka gerbang lebih lebar. Agaknya akan segera berangkat bekerja.
Bunda Fani juga ikut di belakangnya tapi langsung masuk ke dalam mobil setelah tersenyum menyapa ketiganya. Tentu dibalas anggukan dan senyum sopan.
"Masih nunggu Eja"
Papa mengangguk dan melirik jam tangannya.
"Ini kalian apa gak telat?? Kirain kalau MOS tuh berangkat subuh gitu. Jani sama Mahen aja udah berangkat dari tadi"
"Jani sama Mahen siapa, Om??"
Felix tertanya membantu Papa membuka gerbang.
"Itu anaknya temen Om yang tinggal disini" Tunjuknya ke arah Mobil.
"Oohhh"
Felix dan Kath saling bertatapan dengan bibir yang membulat. Mengirim sinyal di antara keduanya.
"Ya sudah Om berangkat duluan ya" katanya sambil mengusap kepala Kath dan Felix bergantian. Baru meraih Jemian dalam dekapan singkat dan diakhiri dengan kecupan di puncak kepala.
"Hati-hati ya nanti kalau nyebrang"
"Iya Om!"
Kemudian Papa berangkat lebih dulu dengan mobilnya. Meninggalkan ketiganya yang sama-sama menarik gerbang untuk menutupnya kembali.
Barulah setelah mobil Papa tak tampak lagi Eja dan Eji keluar dengan sepedanya masing-masing. Keduanya tersenyum lebar seperti tanpa dosa. Jemian berdecak.
"Lama deh kalian kek siput" katanya kemudian mulai mengayuh sepedanya diikuti yang lain.
Iya, ceritanya kan dia ketuanya.
🦄🦄🦄
Upacara pembukaan telah berlangsung. Ucapan sambutan dari kepala sekolah dan ketua OSIS pun sudah terlewati dengan baik.
Di barisan siswa terlambat di depan sana menjadi pemandangan Jani sedari tadi. Dia tak henti-hentinya menggeleng saat mendapati sosok familiar ada di antara manusia-manusia itu.
Tengah bersembunyi dari panas matahari di bahu sosok yang lebih besar. Mulutnya terlihat tak berhenti menggerutu dan anehnya sosok di sampingnya tampak begitu sabar menghadapinya.
"Upacara telah selesai. Barisan dibubarkan!!"
Dengan seruan itu Jani dan peserta MOS lainnya mulai menepi ke sisi lapangan yang lebih teduh. Ingin menyaksikan hukuman untuk anak-anak yang tak disiplin bahkan di hari pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mad ✓
FanfictionJemian hanya takut hidupnya yang tenang berubah layaknya kisah si malang Cinderella. 🏅#1 00l pada masanya 🏅#2 Jaemin pada masanya