Happy weekend, happy reading guys😘😘😘
💗💗
Peter Turner, menatap Albert dengan angkuh. Tatapan angkuh Peter tak urung membuat Albert menyesal sudah datang dan menghadiri pesta perayaan ulang tahun perusahaan, sekaligus ulang tahun pria tua itu. Kalau saja bukan karena perjodohan sialan itu, Albert tidak akan pernah kembali ke Manhattan. Ia lebih suka menghabiskan waktunya bersama Alexa di Barcelona.
"Lama tidak bertemu grandpa," Albert memecah keheningan yang sejak tadi terjadi. Albert yakin kalau saat ini mereka tidak sedang berada di tengah-tengah pesta, pria itu pasti sudah memakinya, mengeluarkan semua kemarahan padanya. Albert mengenal betul sosok Peter. Pria itu tidak bisa di bantah dan sayangnya Albert sudah sering kali membantah pria itu dengan memilih tinggal di Barcelona dan meninggalkan semua hal tentang Manhattan.
"Akhirnya kau datang juga," Peter tersenyum penuh kemenangan yang membuat Albert menatapnya kesal.
"Aku datang kemari karena menghormatimu. Jadi jangan terlalu senang karena berpikir aku akan menyetujui pertunangan itu."
"Dasar anak kurang ajar!" Peter hampir berteriak, kalau saja ia tidak melihat beberapa tamu yang menatapnya ingin tahu. "Kau setuju atau tidak aku akan tetap mengadakan acara pertunanganmu," ucapnya setelah berhasil menguasai emosinya.
"Sayangnya sampai kapan pun grandpa tidak akan bisa melakukannya karena aku sudah memiliki wanita yang aku cintai."
"Cinta?" Peter tertawa, "Kita lihat saja siapa nantinya yang akan kalah, karena di sini akulah yang memegang kendali. Aku tidak peduli meskipun kau membawa sepuluh bahkan seratus wanita sekali pun kehadapanku, karena apa pun yang kau lakukan pertunangan itu akan tetap terjadi," ucap Peter sebelum berlalu pergi meninggalkan Albert yang hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kesal melihat sikap keras kepala Peter.
Peter memang selalu memaksakan keinginannya pada semua orang, ia tidak akan peduli apa yang dinginkan orang lain. Menurutnya semua yang ia paksakan pada setiap orang adalah yang terbaik untuk orang tersebut. Hal itulah yang menjadi salah satu pemicu kepergian Albert, selain tentu saja kejadian pahit di masa lalunya.
Albert memang tidak pernah berniat kembali ke Manhattan. Manhattan memberinya kenangan buruk baginya. Namun ketika Edishon, asisten pribadi Peter menemuinya dan memberitahu semua rencana Peter untuknya, Albert segera datang, berniat menggagalkan apa pun yang direncanakan Peter. Sayangnya, Peter bukan orang yang mudah dikalahkan dan itu harus membuat Albert berjuang lebih keras untuk itu, termasuk dengan mengenalkan Alexa padanya.
Alexa...
Albert ingat sudah cukup lama ia meninggalkan Alexa. Ia bergegas kembali ke tempatnya meninggalkan Alexa. Ketika Albert hendak kembali, pemandangan di hadapannya benar-benar membuatnya meradang. Alexa bersama Nicholas.
Semua salahnya. Membiarkan Alexa sendirian, jelas memberi Nicholas kesempatan untuk mendekati wanita itu. Albert sangat mengenal saudaranya itu. Albert tahu berapa banyak wanita yang dikencani Nicholas lalu dicampakkannya begitu saja dan ia tidak ingin hal yang sama dialami Alexa. Tapi apa mungkin Nicholas menginginkan Alexa?
"Tidak... itu tidak mungkin."
Albert menggeleng. Ia tahu betul wanita seperti apa yang disukai Nicholas. Bukan karena Alexa tidak cantik, tapi Nicholas tidak pernah mengencani wanita sembarangan. Selama ini Nicholas selalu mengencani wanita-wanita dari kalangan atas yang begitu memujanya dan bersedia untuk tidur bersamanya tanpa ikatan, bukan seperti Alexa yang bukan siapa-siapa.
Kekhawatiran Albert tentang Nicholas tidak bisa dienyahkan begitu saja. Ketika ia melihat Nicholas dengan sangat posesif melingkarkan tangannya di pinggang Alexa, menarik tubuh wanita itu ke arahnya ketika seorang pelayan hampir menyenggol Alexa. Saat itu juga Albert tahu kalau Nicholas jelas tertarik pada Alexa. Albert harus segera menjauhkan Alexa dari Nicholas.
"Apa yang sedang kau lakukan dengannya?" tanya Albert tanpa berusaha menyembunyikan kemarahannya pada Nicholas.
Nicholas hanya tersenyum, dengan suara tenang berkata, "Begitukah sambutanmu pada saudaramu yang sudah tidak lama bertemu?" sindir Nicholas, tapi Albert hanya diam memandangnya tajam, "Tenanglah, aku tidak melakukan apa pun pada wanitamu. Aku hanya menemaninya sebentar karena sejak tadi aku melihatnya sendirian. Kalau kau tidak percaya kau boleh menanyakan langsung padanya."
Albert tidak menanggapi ucapan panjang lebar Nicholas dan langsung berbalik ke arah Alexa, "Apa yang di katakannya benar?"
Alexa mengangguk. Ia merasa sedikit tidak nyaman melihat ketegangan di antara kedua sepupu itu.
Rahang Albert mengeras. Melihat senyum Nicholas, ia tahu tujuan Nicholas lebih dari itu. Albert tahu pria itu sedang menyusun sebuah rencan, "Ayo kita pergi Lex," tanpa mempedulikan tatapan orang-orang yang ada di pesta, Albert langsung membawa Alexa pergi. Ia tidak menyukai interaksi yang terjadi antara Nicholas dan Alexa. Dan lebih dari itu ia tidak ingin Alexa terpesona pada Nicholas yang pada akhirnya hanya akan menyakiti wanita itu.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku Al," Alexa meronta, tapi Albert seolah tidak peduli dengan kembali mengeratkan pegangannya pada lengan Alexa. "Aku bilang lepaskan aku!" Alexa menyentak tangannya, hingga membuat langkah Albert terhenti, "Kau pikir apa yang sedang kau lakukan? Kau sudah menyakitiku."
Albert menghela napas, melihat lengan Alexa yang kemerahan karena cengkramannya. Semua memang salahnya. Ia terlalu cepat dikuasai emosi hingga membuatnya bersikap kasar pada wanita itu, "Maafkan aku Lex. Aku marah melihatmu bersama Nicholas dan itu membuat pikiranku menjadi kacau."
"Kenapa? Bukankah kalian bersaudara? Lalu apa yang membuatmu marah?"
"Aku takut kau terpesona padanya."
"Apa maksudmu?" tanya Alexa tidak mengerti.
"Selama ini setiap Nicholas mendekati seorang wanita, maka wanita itu akan menjadi miliknya. Aku takut kau terpesona padanya lalu melupakan tujuan kita datang kemari."
"Ya ampun Albert. Kau pikir aku sama dengan wanita-wanita itu? Jangan meremehkanku," Alexa tertawa kesal. "Yah... aku akui, aku memang terpesona karena ketampanan dan pesona yang dimiliki seorang Nicholas Justin Turner. Tapi tenang saja, aku datang kemari untuk membantumu bukan berurusan dengan pria kaya lain selain dirimu. Kau sudah cukup membuat kepalaku hampir pecah setiap hari dan aku tidak ingin membuat kepalaku pecah karena aku menambah satu lagi pria kaya di sampingku."
Albert menatap Alexa dengan pandangan menyesal. Yah... seharusnya ia memang tidak mengkhawatirkan hal itu, karena Alexa berbeda dan ia tidak akan dengan mudah jatuh dalam pesona Nicholas, "Maafkan aku Lex."
"Tidak masalah," Alexa mengibaskan tangannya di hadapan Albert. "Jadi ayo kita masuk lagi dan kenalkan aku pada keluargamu setelah itu urusan kita selesai dan kita bisa segera kembali ke Barcelona."
"Tidak jangan sekarang. Kita masih ada waktu. Sebaiknya kita kembali ke apartemen. Aku sedang tidak ingin bertemu Nicholas lagi."
Alexa mengernyit, tapi ia tidak ingin protes, "Baiklah tidak masalah. Tapi ingat aku tidak mau berlama-lama berada di Manhattan."
"Aku mengerti Lex. Ayo kita pulang aku sangat lelah hari ini."
****
Rasanya baru sebentar Alexa memejamkan mata saat bunyi bel terdengar. Ia mencoba tidak menghiraukan, tapi orang yang datang itu seolah tidak ingin menyerah dan menekan bel terus-menerus hingga membuat matanya tidak bisa terpejam lagi. Sialnya, Albert yang tidur di kamar sebelah pasti tidak akan bangun meskipun mendengar bunyi keras seperti itu. Pilihannya hanya satu, melihat siapa yang datang untuk mengakhiri kebisingan yang terjadi saat ini.
Alexa meraih gelas di sampingnya, menuangkan air putih lalu meminumnya sebelum ia melangkah keluar dari kamarnya dengan mata berat menahan kantuk. Tanpa memperhatikan monitor di samping pintu, Alexa langsung membuka pintu sambil menutup mulutnya yang sedang menguap. Ia masih memejamkan mata ketika suara berat di depannya membuatnya dengan cepat membuka mata.
💗💗
02092022