semua ceritaku sudah terbit cetak, ebook dan pdf yah. Yang mau bisa chat di no 081917797353. Ada diskon untuk yang beli cetak karena mau habisin stok.
So jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading
💗💗
"Biar aku yang mencucinya. Sebaiknya kau berganti baju karena kita akan segera pergi begitu kau sudah siap."
"Baiklah," Alexa bergegas berganti baju. Ia memakai T-Shirt berwarna putih dipadukan dengan Jeans berwarna biru tua. Sebagai tambahan ia memakai kacamata hitam dan sebuah topi bundar besar yang bertengger manis di atas kepalanya. Tidak lupa ia membawa kamera yang akan digunakannya untuk mengabadikan tempat-tempat yang dikunjunginya nanti.
Albert sudah menunggu di ruang tamu ketika Alexa keluar dari kamar. Pria itu mengenakan T-Shirt berwarna hitam yang dipadukan dengan Hoodie berwarna coklat, celana panjang serta sebuah kacamata hitam yang digantung di leher bajunya.
Mereka sudah siap pergi, ketika Albert membuka pintu dan menemukan Nicholas yang berdiri dihadapannya. Pria itu menatap mereka berdua bergantian lalu tersenyum, "Sepertinya aku mengganggu kencan kalian," mata Nicholas melirik ke tangan Albert dan Alexa yang berpegangan.
"Mau apa kau kemari?" Albert menatap Nicholas waspada, sementara Alexa menatap kedua saudara itu dengan tatapan bingung. Ia tidak pernah berada pada posisi di mana dua saudara bertemu dan menimbulkan ketegangan di antara mereka seperti saat ini. Meskipun tidak ada baku hantam, tapi aura permusuhan terasa begitu kental di antara keduanya, dan Alexa tidak tahu apa yang menyebabkannya seperti itu.
"Grandpa menunggumu di bawah. Ia ingin bicara hal penting denganmu."
"Kau pikir aku percaya?" Albert tentu saja tidak akan percaya begitu saja pada perkataan Nicholas, terlebih karena pria itu selama ini menjadi asisten Peter dalam segala hal. Hal itu membuat Albert yakin Nicholas mewarisi sifat licik Peter. Albert harus waspada dan tidak terpancing begitu saja dengan semua yang dikatakan Nicholas saat ini.
"Terserah kalau kau tidak percaya," Nicholas mengangkat bahu, "Lagi pula kalau bukan grandpa yang memintaku kemari, aku juga tidak mau datang dan bertemu denganmu."
Albert benci mengakui apa yang dikatakan Nicholas benar. Hubungan mereka memang bukan dalam taraf sangat dekat sampai harus saling mengunjungi kediaman masing-masing, "Di mana grandpa?"
Pertanyaan yang akhirnya keluar dari mulut Albert membuat Nicholas terkekeh pelan sebelum menjawab, "Di bawah... bassement."
Albert menatap Alexa. Sesaat ia bingung harus bagaimana. Di satu sisi Albert tidak ingin mengecewakan Alexa, tapi di sisi lain ia penasaran dengan apa yang akan Peter katakan padanya. Mungkin ini adalah kesempatan terakhir mereka bicara, karena besok ia akan kembali ke Barcelona dan meninggalkan segala kekacauan yang terjadi di Manhattan.
Alexa tahu apa yang mengganggu pria itu. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Albert, mengelus lengan pria itu perlahan, "Tidak masalah pergilah. Kita bisa pergi setelah kau kembali. Jangan khawatir, aku akan menunggumu."
"Tapi Lex–"
"Pergilah Al... apa pun yang akan kakekmu katakan, aku yakin itu penting. Jangan khawatir, aku tidak akan pergi kemana-mana. Pergilah dan selesaikan masalahmu."
Setelah berpikir cukup lama Albert mengangguk, "Baiklah, ingat kau harus menghubungiku secepatnya kalau terjadi sesuatu," Albert mencium kening Alexa sebelum meninggalkan wanita itu. Ia bahkan lupa kalau Nicholas masih berdiri di depan pintu rumahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Alexa.
"Apa kau tidak ikut bersama Albert?" Alexa bertanya sopan ketika Nicholas tidak juga beranjak menyusul Albert yang telah pergi sejak tadi.
"Pembicaraan itu hanya antara mereka berdua dan aku tidak tertarik untuk ikut," Nicholas menjawab santai, "Jadi kalau boleh aku tahu mau pergi ke mana kalian? Sepertinya Albert marah sekali melihatku kemari dan menggagalkan rencana kalian."
"Albert akan mengajakku jalan-jalan di luar sebelum kami kembali ke Barcelona besok."
"Jadi kalian akan kembali besok?" Alexa mengangguk, "Sayang sekali kalau kau tidak jalan-jalan di Manhattan sebelum kau kembali," Nicholas bergumam mencoba mempengaruhi Alexa.
"Memang, tapi mau bagaimana lagi. Kau datang di saat yang tidak tepat," sindir Alexa. Sindiran Alexa sama sekali tidak membuat Nicholas tersinggung karena pria itu masih saja memandangnya dengan wajah penuh senyumnya.
"Bagaimana kalau kuantar kau jalan-jalan. Aku tahu tempat-tempat yang harus kau kunjungi selama di sini."
Alexa menatap Nicholas waspada. Melihat dari penampilannya, Nicholas bukan tipe pria yang suka jalan-jalan. Ia memakai setelan jas lengkap dan Alexa tahu pria seperti Nicholas tidak akan menyenangkan untuk diajak jalan-jalan. Alexa bisa membayangkan betapa membosankan jalan-jalannya bersama Nicholas nanti.
"Hei... jangan meremehkanku. Aku pria yang tahu bagaimana caranya bersenang-senang," ucap Nicholas tahu apa yang dipikirkan Alexa saat ini. Tatapan menilai wanita itu cukup untuk memberitahu Nicholas bahwa wanita itu memang tengah memberikan penilaian terhadap dirinya.
"Yah... aku tidak ragu kalau itu menyangkut wanita," cibir Alexa.
"Jadi mau menerima tawaranku?" tanya Nicholas, mengacuhkan cibiran Alexa, "Aku tidak akan melakukan penawaran dua kali. Kalau kau bersikeras menunggu Albert silahkan saja, tapi aku tidak yakin ia akan menemanimu mengingat pembicaraannya dengan grandpa pasti tidak akan selesai dalam waktu dekat. Aku yakin kau tidak akan mau menyia-nyiakan waktumu untuk mengelilingi Manhatta mengingat kau akan kembali ke Barcelona besok," lanjut Nicholas ketika Alexa terlihat berpikir.
Sialan! Nicholas ternyata sangat pintar melakukan negosiasi, tidak heran memang mengingat jabatannya saat ini. Dan Alexa benci mengakui kalau ia tertarik dengan tawaran pria itu. Kapan lagi ia bisa mengelilingi Manhattan kalau tidak sekarang? Albert tidak mungkin membawanya kembali ke Manhattan lagi dan Nicholas benar, ia tidak mungkin menyia-nyiakan waktunya untuk menunggu Albert pulang tanpa melakukan apa pun.
Setelah berpikir cukup lama Alexa menjawab dengan penuh keyakinan, "Baiklah, tidak ada salahnya menerima tawaranmu sebelum aku kembali ke Barcelona."
💗💗
13112022