Jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading
________
Peter menatap Albert dengan marah. Dari dulu Albert memang tidak bisa diatur. Albert berbeda dengan Nicholas yang selalu mengikuti perintahnya. Dan kini ketika ia mencoba membawa Albert kembali pria itu justru membawa seorang wanita bersamanya, wanita yang tidak jelas asal-usulnya. Tindakan Albert jelas membuat Peter marah, karena hal itu sama saja dengan Albert menantangnya dan Peter tidak suka dibantah meskipun oleh cucunya sekali pun.
"Kalau tidak ada yang ingin grandpa katakan sebaiknya aku kembali. Aku tidak mau membiarkan Alexa menungguku terlalu lama," Albert berdiri, hendak melangkah pergi ketika Peter mulai membuka mulutnya, "Apa yang kau lihat dari wanita itu?"
Pertanyaan Peter membuat Albert menghentikan langkahnya. Albert menatap Peter dengan tatapan tidak suka. Albert tahu setelah ini Peter akan merendahkan Alexa, mengatakan hal buruk tentang Alexa hanya karena Alexa bukan wanita pilihannya. Peter memang tidak berubah sama sekali, selalu memandang seseorang dengan sebelah mata.
"Aku bisa memberikanmu seratus bahkan ribuan wanita yang lebih cantik darinya asal kau kembali ke mansion ini," tambah Peter dengan suara santai seolah mereka tengah membicarakan sebuah proyek bukan seorang manusia.
Albert tersenyum miring, menatap Peter dengan tatapan mencemooh. Sungguh, ia tidak terkejut sama sekali mendengar apa yang dikatakan Peter. Pria itu memang tidak pernah berubah, selalu mengukur segala sesuatu dengan uang, dan Albert yakin hal itu juga yang menjadi alasan kenapa ia akhirnya dijodohkan.
"Jadi aku ingin kau mengembalikan wanita itu ke tempat di mana seharusnya ia berada. Wanita itu tidak sesuai dengan keluarga kita. Lihatlah Nicholas, setidaknya ia lebih baik darimu dalam memilih wanita yang dijadikannya kekasih, tidak seperti wanita yang kau bawa itu. Aku yakin hanya wajah cantiknya saja yang bisa dibanggakan selebihnya tidak ada sama sekali. Ia sama saja dengan wanita-wanita diluaran sana yang hanya mengincar harta kekayaan dengan mengandalkan wajah cantiknya."
Albert menggenggam tangannya dengan kuat ketika mendengar ucapan merendahkan yang terus Peter ucapkan tentang Alexa. Alexa memang bukan siapa-siapa. Wanita itu hanyalah wanita biasa. Tidak ada latar belakang yang memukau dari seorang Alexa, tapi semangat dan sikap pantang menyerah pada kerasnya hiduplah yang membuat Albert begitu menghargai Alexa. Wanita pertama yang di izikan untuk menyentuhnya selain keluarganya.
"Lalu menurut grandpa wanita seperti apa yang sesuai denganku? Wanita yang seperti Clara? Atau wanita yang akan grandpa akan jodohkan denganku? Kenapa tidak grandpa saja yang menikah dengan wanita itu? Aku yakin kalian pasti cocok jika bersama," sindir Albert.
"Albeerrtt!!" Peter berseru marah. "Sejak kapan kau selancang itu pada grandpamu? Apa wanita itu yang mengajarimu cara berbicara seperti itu dengan orang tua?"
"Ini bukan karena Alexa dan jangan merendahkan Alexa seperti itu. Alexa jauh lebih baik dari omong kosong yang grandpa ucapkan sejak tadi," suara Albert dingin.
"Benarkah? Melihat penampilannya aku ragu dengan ucapanmu yang membanggakannya," sindir Peter, "Menurutku wanita itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Clara, lalu apa lagi yang bisa kau banggakan darinya? Jangan membuatku tertawa Albert. Anak kecil saja tahu mana yang lebih baik ketika kau menyodorkan Clara dan wanita itu." tambahnya tanpa rasa bersalah, bahkan ketika melihat raut wajah Albert yang mengeras Peter tidak menghentikan ucapannya begitu saja.
"Jangan rendahkan Alexa lagi grandpa," suara Albert tercekat menahan kemarahan yang sudah tidak bisa dikendalikannya lagi.
"Kalau kau tidak suka aku merendahkanya, tinggalkan wanita itu dan kembalilah ke perusahaan, kembali pada keluargamu. Bersikaplah layaknya seorang pria dari keluarga terpandang seperti yang Nicholas lakukan. Aku berencana menjadikanmu pimpinan menggantikan Nicholas di Manhattan karena ia harus meneruskan perusahaan ayahnya suatu saat nanti. Jadi kau bisa menggunakan waktumu dengan lebih baik dari pada kau berpergiaan tanpa tujuan seperti yang kau lakukan selama ini."
Albert memandang Peter tidak suka. Pria tua itu masih saja memaksakan keinginanannya tanpa mempedulikan apa yang diinginkan olehnya. Mungkin Nicholas mengikuti semua yang diinginkannya, tapi Albert berbeda. Albert tidak akan melakukan apa yang tidak disukainya karena ia memiliki impian sendiri untuk hidupnya.
"Dan mengenai calon istrimu, grandpa sudah memilihkannya untukmu. Ia dari keluarga terpandang, dan yang paling penting asal-usulnya jelas tidak seperti wanita murahan yang kau bawa kemari," Peter menatap Albert tajam, "Aku tahu kau sengaja membawanya untuk membuatku marah dan mengusirmu. Sayangnya aku sudah bisa menebak rencanamu Albert. Aku tidak akan pernah mengusirmu walaupun kau melakukan hal gila sekali pun."
Albert tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar perkataan Peter. Seharusnya ia sudah menduga semua ini. Peter bukan orang yang mudah dikelabui, dan pria tua itu pasti sudah mengetahui semua yang direncanakan Albert sejak ia tahu Albert datang bersama Alexa.
Sialnya Albert tidak menyadari hal itu sama sekali.
Kesabaran Albert kian menipis. Sikap otoriter Peter membuatnya berpikir apa yang dilakukannya saat ini salah. Sejak awal ia tidak seharusnya pulang karena pada akhirnya sulit baginya untuk mengalahkan Peter dengan segala kekuasaan yang dimiliki pria tua itu.
"Grandpa tidak bisa berbuat sesuka hati grandpa! Aku juga berhak untuk menentukan nasibku sendiri, termasuk siapa yang nanti akan aku nikahi."
"Aku berhak karena kau cucuku, anak dari putraku! Aku sudah memberikan semuanya padamu dan ibumu, jadi aku memiliki hak atasmu, termasuk dengan masa depanmu!" Peter berkata dengan suara keras, "Keputusan ada di tanganmu. Mengikuti keinginanku atau kau bisa memilih pergi lagi, itu tidak masalah. Silahkan lakukan apa pun yang ingin kau lakukan, tapi kau harus ingat begitu kau pergi lagi, ibumu adalah orang yang paling berpotensi menerima konsekuensi dari perbuatanmu."
"Grandpa!!"
"Aku tidak peduli. Kau pergi atau ibumu menjadi gelandangan. Pilihan ada di tanganmu," ucap Peter santai.
--------
07102022