Bagian 3

230 113 12
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen yaaa.


FYI : Nekomata (猫又 / 猫股) atau bakeneko (化け猫) adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan. Konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido, ia berasal dari Hutan Kematian (berbeda dengan hutan iblis) di utara Hokkaido.






Mujin dan Taeju telah pergi meninggalkan kastil, sedangkan Jiwoo ditinggal sendirian di dalam kastil milik Mujin. Sebelum pergi, Mujin menitipkan Jiwoo pada maid dan para penjaga nya. Pria itu menyuruh mereka untuk mengawasi Jiwoo agar tetap berada di dalam kastil.

Awalnya Jiwoo menolak, ia ingin ikut bersama Mujin. Namun dengan tegas pria itu menyuruh Jiwoo untuk tinggal di kastil. Mujin akan memberi hadiah berupa daging untuk Jiwoo, asalkan wanita itu mau menurutinya. Dan karena Jiwoo sangat menyukai daging, ia pun menerima penawaran dari tuannya.

Kini wanita itu hanya duduk merenung di atas tangga, beberapa maid masih memperhatikan wanita aneh itu dengan raut muka tertekan.
Salah satu dari mereka mendekat, dan Jiwoo langsung melakukan gerakan ancang-ancang untuk menyerang.
"Eh, Nona. Jangan takut!" Ucap Alice dengan cepat, Jiwoo yang mendengarnya langsung melunak.
"Perkenalkan, nama saya Alice. Saya ditugaskan tuan untuk mengurus nona." Ujar Alice dengan hati-hati. Jiwoo terdiam beberapa saat hingga kemudian dirinya melompat ke arah Alice. Ia mulai mengendus bau tubuh wanita berambut pirang itu, Jiwoo selalu tahu aroma tubuh orang yang punya niat buruk terhadap nya. Dan seketika ia tersenyum riang karena tidak menemukan itu pada tubuh Alice.
Alice menghela nafas lega, sungguh ekspresi Jiwoo saat menatapnya benar-benar menyeramkan.
"Alice! Jiwoo sangat lapar." Ucap Jiwoo dengan nada manja seperti biasa.
"Nona mau makan apa?" Tanya Alice dengan lembut, berbicara dengan Jiwoo harus menggunakan intonasi yang rendah seperti sedang berbicara dengan anak kecil.
"Jiwoo mau daging!" Jawabnya dengan mata yang berbinar. Alice tersenyum tipis, "Baiklah, saya akan segera menyiapkan nya. Nona tunggu dulu disana." Alice berucap seraya menunjuk ke arah meja makan. Jiwoo dengan patuh menurut dan berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Alice.

Semua berjalan dengan lancar, Alice cukup berbakat karena mampu berteman baik dengan Jiwoo. Wanita itu bahkan berhasil memandikan Jiwoo dan memakaikan wanita polos itu dengan gaun miliknya. Alice berbangga diri, tuannya pasti senang karena ia sudah sangat berguna.

Sementara itu, Mujin dan Taeju terlibat pembicaraan serius mengenai Jiwoo.
"Jadi, maksud tuan gadis aneh itu adalah kucing jadi-jadian?" Tanya Taeju kebingungan. Mujin terdiam sesaat sambil menghisap rokoknya.
"Bisa dibilang seperti itu." Jawabnya kurang yakin.
"Aku pernah mendengar di beberapa negara seperti, Tiongkok dan Jepang memiliki mitologi tentang Yokai (Yokai di Jepang memiliki arti sebagai makhluk yang memiliki kekuatan supranatural atau spiritual, Makhluk mistis. Dan hal yang berbau Ghoib lainnya.)."
"Dan mereka bisa berubah wujud sesuai tingkatan kekuatan yang mereka miliki."
Jelas Mujin membuat Taeju merinding.

"Tapi tuan, ini sudah zaman modern. Kurasa hal seperti itu sudah tidak ada lagi." Balas Taeju yang berusaha berpikir rasional, meski bagian lain dari dirinya merasa takut.

Mujin mengangguk tipis, "Kau benar. Maka dari itu tugas kita adalah untuk membuktikan nya."
"Kita harus mencari tahu lagi tentang asal-usul gadis itu, dan semua bisa di mulai dari tempat di mana kita menemukannya." Ucap Mujin.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana?"
Tanya Taeju lagi.
"Kita biarkan saja dia berada di kastil, sampai kita menemukan tuannya yang asli." Jawab Mujin.

**

Mujin pulang seorang diri dengan membawa daging panggang untuk Jiwoo, ia juga membeli beberapa potong dress untuk wanita itu. Jiwoo yang melihat tuannya telah pulang langsung berlari kencang dan melompat ke tubuh Mujin. Tubuh Mujin hampir saja terjengkang jika saja dirinya tidak memiliki keseimbangan yang baik.

Choi Mujin's Sweetheart is NEKO?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang