Bagian 11

136 111 16
                                    


Jiwoo mengerang dengan keras, kedua matanya berubah warna menjadi aquamarine persis milik Toshiro. Ia langsung berlari dan menerjang Keisuke yang sedang dalam keadaan tidak siaga.

Gadis itu mencekik Keisuke dan mendorong tubuh pria itu hingga punggungnya membentur tembok.
Kedua matanya melotot garang menatap Keisuke yang tengah kepayahan melepaskan cekikan pada lehernya.

"Mati!"
"Mati!"
"Mati!"

Keisuke menahan nafas dan rasa sesak di dada, ia mendorong wajah Jiwoo sekuat tenaga namun hal tersebut tidak berefek sama sekali. Jiwoo malah semakin mengeratkan kedua tangannya untuk mencekik Keisuke.

Mujin terbatuk keras mengeluarkan darah segar, suara yang dihasilkan nya berhasil menyadarkan Jiwoo dari amarah. Gadis itu dengan gegabah melepaskan Keisuke dan beralih mendekati Mujin, ia menangis melihat tuannya dalam keadaan mengenaskan.

"Master, jangan sakit!" Jeritnya tertahan.
Mujin tidak menggubris perkataan Jiwoo, karena dirinya masih sibuk mencerna segala rasa sakit akibat tikaman dari sebuah pasak perak.

Sementara itu, Keisuke dengan susah payah berusaha bangkit. Ia mengeluarkan segala kekuatan yang dimilikinya dan hendak menyerang Jiwoo. Namun tiba-tiba pintu kamar Mujin didobrak oleh Taeju yang telah lengkap dengan senjatanya. Lelaki itu terkejut mendapati Mujin yang terluka parah, ia kemudian mengalihkan perhatiannya pada Keisuke dan langsung melesatkan timah panas miliknya ke arah lelaki itu.

Keisuke tertawa sinis dan dengan mudah menangkis peluru itu hingga tidak ada satupun yang mengenai tubuhnya. Dan sekarang giliran Taeju yang diserang oleh pria itu, ia menarik tubuh Taeju hingga melayang ke arahnya.

"Seharusnya kau tidak ikut campur!" Desisnya sambil mencengkram leher Taeju. Lalu dengan tanpa perasaan Keisuke membanting tubuh Taeju hingga beberapa kali dan berhasil membuat lelaki itu tidak sadarkan diri.

Keisuke kembali bergerak mendekati Jiwoo dan Mujin, ia merapalkan mantra dan melakukan segel tangan untuk menyerang Jiwoo. Sementara itu bersamaan pula dengan kemunculan Toshiro di ruangan itu, pria itu bergegas mengeluarkan segel darah untuk menghentikan Keisuke.

"Juushiro!!" Teriaknya, segel darah itu bergerak ke arah Keisuke dan berhasil mengenai tubuh pria itu.

Keisuke berteriak kesakitan, dirinya pernah merasakan segel ini ratusan tahun yang lalu, dan saat ini ia kembali merasakannya.

Toshiro mendekati Keisuke, kedua iris aquamarine nya berpendar menelusuri tiap sudut ruangan untuk mencari media yang cocok sebagai tempat penyegelan Keisuke.

"Kau tidak akan pernah bisa mengurung ku! Aku sudah setara dengan Tengu!" Ia berucap sambil tertawa iblis. Toshiro mengabaikan nya, dan seketika ia menemukan lukisan sebuah kuil di kamar tersebut.

Ia menyambarnya dengan cepat, dan kembali memfokuskan diri untuk tahap selanjutnya dalam penyegelan Keisuke.

"Aku akan menyegelmu dalam lukisan ini, Juushiro." Ujar Toshiro. Simpul merah yang melilit tubuh Keisuke mulai mengetat hingga membuat pria itu semakin merasa sakit. Toshiro dengan teknik segel darah menarik tubuh beserta jiwa Keisuke dan memasukkan nya dalam lukisan. Pria itu kini terjebak selamanya dalam lukisan kuil tersebut.

Toshiro ambruk dengan memegang erat lukisan tempat dimana Keisuke disegel.
Untuk melakukan teknik penyegelan dengan darahnya memang membutuhkan banyak kekuatan dan energi yang ia punya, maka saat semua itu berhasil tubuhnya secara spontan akan melemah.

Ia kemudian menoleh pada Jiwoo yang masih sibuk menenangkan Mujin. Pria itu semakin pucat seperti mayat, dan hal itu menciptakan kekhawatiran besar dalam diri Toshiro.

Choi Mujin's Sweetheart is NEKO?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang