Bagian 9

198 110 9
                                    

Keisuke memasuki apartemen nya dengan keadaan terluka parah. Ia berjalan terseok-seok sambil memegangi dadanya terasa sakit.

Ia menjatuhkan diri di atas sofa dan memejamkan matanya. Tangannya bergerak membentuk segel tangan untuk mengobati luka dalamnya.

Pria itu batuk dan memuntahkan darah, nafasnya kian terasa sesak.
"Toshiro sialan." Desisnya tajam.
Keisuke tidak menyangka jika kekuatan yokai kucing itu meningkat begitu pesat selama 30 tahun ini. Dan gara-gara pria itu dirinya kehilangan Jiwoo.

"Sebentar lagi bulan purnama, aku harus segera mendapatkan Jiwoo." Ujarnya penuh penekanan. Keisuke pun beranjak dari sofa dan berjalan memasuki ruangan rahasia dimana dirinya menyekap ibunya Jiwoo.

"Dami," Wanita itu mendongak lemah menatap pria yang telah mengurungnya lebih dari dua puluh tahun.
Keisuke ambruk di depan wanita itu, pria itu menangis pilu dan membuat Dami bergetar hebat.

Diraihnya belakang kepala wanita itu lalu menempelkan kening keduanya.
"Dami, kenapa semua terasa sulit untuk kuraih?" Ucap Keisuke masih dalam tangisannya.

"Pertama dirimu, lalu kedua adalah kekuatan. Aku membenci suamimu, Dami!" Bentak nya membuat wanita itu terkejut.

Keisuke kemudian mencekik leher Dami dengan erat, ia tertawa jahat. Kedua matanya melotot ke arah Dami.
"Semua terjadi gara-gara kau lebih memilih dia dibandingkan aku, Dami!"
Keisuke memuntahkan amarahnya pada Dami, wanita suci yang dicintainya sejak dulu.

Wanita cantik itu terus memberontak minta dilepaskan, namun cekikan pada lehernya semakin mengencang.
"Suamimu, Anakmu, mereka berdua harus mati. Itu adalah sumpahku padamu!"

**

"Master, a-aku menyukaimu."

Hening, Jiwoo menatap Mujin dengan penuh harap, sedangkan pria itu memilih untuk bungkam dengan kedua obsidian hitamnya yang menatap dalam pada wajah Jiwoo.

Sekarang bagaimana Mujin harus menanggapinya? Haruskah ia menjawab bahwa dirinya juga memiliki rasa berlebih terhadap Jiwoo, atau justru kebalikan dari itu?
Jika saja mereka berasal dari ras yang sama, dan berdiri di dunia yang sama, mungkin Mujin tidak akan sebingung ini.
Tapi Jiwoo dan dirinya berbeda, Gadis itu adalah seorang manusia dengan darah Yokai di dalamnya. Dan kehidupan aslinya bukanlah dari dunia ini.

"Jiwoo," Hanya itulah kata yang keluar dari mulut Mujin, dan hal itu menghantarkan kesedihan pada diri Jiwoo.

Gadis itu tidak tahu apa namanya, namun entah kenapa dadanya terasa sesak.
"Master tidak menyukaiku?" Tanya nya dengan nada polos. Kedua mata cokelat nya telah berkaca-kaca membuat Mujin merasa iba.
"Aku juga menyukaimu, sangat menyukaimu." Jawab Mujin seraya menangkup kedua sisi wajah Jiwoo.
Ia berkata jujur meski tujuannya hanya untuk menenangkan gadis itu.

"Lalu bisakah aku mendapatkan nya?" Tanya Jiwoo dengan senyum manis menggoda iman, Mujin jadi gelagapan, ia tidak tahu apa yang diinginkan gadis kucing itu.
"Mendapatkan apa?"
"Kisseu!" Sahut nya dengan lantang.
Pria itu tersenyum kecil, untung saja Jiwoo hanya meminta sebuah ciuman, tidak dengan sesuatu yang lebih berat.

Jiwoo mengangkat dagunya lalu mulai memejamkan kedua matanya dan menanti ciuman lembut dari Choi Mujin.
Sedangkan Mujin menatap nya ragu-ragu, tapi dirinya tetap memberikan apa yang diinginkan Jiwoo.

Mujin mulai menempelkan bibirnya, ia menyapu seluruh bagian bibir mungil gadis itu. Ia menghisapnya pelan, dan berakhir menyusupkan lidahnya memasuki rongga mulut gadis itu.
Selang beberapa detik kemudian, keduanya terhenti dalam suasana romantis nan memabukkan.

Mujin kembali menatap Jiwoo, ia mulai memperhatikan penampilan gadis itu malam ini.
"Jiwoo, kau dapat pakaian ini darimana?" Tanya Mujin, Jiwoo terdiam, kedua kelopak matanya berkedip beberapa kali.
"Ini dari Alice!" Jawab Jiwoo jujur.
"Alice bilang jika aku memakai ini, Master akan memberiku Kisseu."
Mujin menghela nafas kesal, pantas saja perilaku Jiwoo sedikit agresif akhir-akhir ini. Ternyata gadis itu diajari hal yang tidak-tidak oleh si genit Alice. Yah, walau dirinya tidak menampik bahwa ia cukup senang dengan hal itu. Tapi tetap saja Alice tidak boleh mengotori pikiran polos milik gadisnya.

"Sekarang kita tidur oke? Karena ini sudah terlalu malam." Ajak Mujin. Jiwoo langsung mengangguk cepat, karena Sejujurnya dirinya pun sudah sangat mengantuk.

Mujin membawa Jiwoo kembali ke ranjang milik gadis itu, dan ia pun ikut membaringkan tubuhnya yang cukup lelah. Biarlah nanti ia memikirkan hukuman apa yang akan diberikan nya pada Alice, untuk sekarang dirinya tidak mau memusingkan hal itu.

Mujin memeluk tubuh Jiwoo, ia mengecup dengan mesra kening gadis itu. "Selamat tidur, kesayangan." Bisiknya lembut membuat Jiwoo semakin mudah untuk memejamkan matanya.

.

Alice merengek frustasi saat Mujin memberinya hukuman untuk mencabuti rumput di halaman belakang kastil. Sebenarnya jika saja pria itu menyuruh nya untuk memotong rumput, dirinya tidak akan se frustasi ini. Tapi tuannya itu menyuruh nya mencabuti satu persatu,
Bisa rusak tangannya yang cantik dan halus ini. Tapi apalah daya Alice pun tidak bisa menolak karena bekerja sebagai maid disini bayarannya sangat besar.

Di atas teras, Mujin duduk sambil menikmati kopi nya, sedangkan Jiwoo duduk di atas lantai menatap sedih pada Alice.

"Master, kenapa master menghukum Alice?" Tanya Jiwoo. Pria itu menghentikan laju minumnya dan berbalik menatap wajah manis milik kesayangannya.
"Karena Alice adalah pimpinan sekte sesat." Jawabnya membuat Jiwoo bergidik ngeri. Ia pernah mendengar hal-hal seperti itu dari tuannya, dan kata tuannya anggota sekte tersebut sering mencari tumbal.

"Maka dari itu kau jangan terlalu sering menuruti perkataan Alice, dia mengajarimu yang tidak-tidak." Jiwoo mengangguk patuh.
"Seharusnya master menghukumnya lebih berat."
"Seperti apa?"
Jiwoo berpikir sejenak sebelum kembali berucap, "Eumh, mengumpankannya pada buaya, Master." Mujin tertawa pelan mendengarnya, sedangkan Alice semakin merengek tidak terima.

Enak saja dirinya yang cantik ini dijadikan umpan buaya.

Tiba-tiba wajah Jiwoo berubah sendu, ia pun berdiri dan beralih dengan duduk di atas pangkuan tuannya.
"Ta-tapi nanti Jiwoo tidak punya teman," Ucapnya pelan, gadis itu memeluk tubuh Mujin sambil menangis.
"Aku takut hidup sendirian lagi, master."

Mujin ikut terenyuh mendengarnya, ia pun memberi ucapan halus di punggung gadis itu. "Jangan takut, sekarang kau memiliki ku. Kau tidak akan sendirian lagi." Ucap Mujin.

Pria kembali terdiam setelah mengatakannya, ia teringat kembali dengan keinginan ayahnya Jiwoo. Pria itu ingin membawa Jiwoo untuk pulang ke Hokkaido, dan itu artinya ia akan berpisah dengan kucing manisnya.

Kenapa rasanya ia tidak rela? Dirinya tidak bisa membayangkan jika hidup tanpa melihat tingkah lucu kesayangannya. Dan dari semua alasan yang ada, sebenarnya yang lebih berat adalah hatinya.

Tanpa sadar dirinya jatuh hati pada si Yokai cantik, dan ia enggan untuk melepaskan gadis itu dari hidupnya yang tidak berwarna.

**

Dami menarik nafasnya dalam-dalam, kedua matanya terpejam erat sedangkan kedua telapak tangannya berpangku di atas paha. Wanita itu memusatkan pikirannya untuk mencoba memberikan sinyal tentang keberadaan nya di ruangan ini.

Segel tangan telah terbentuk, cahaya violet berpendar dari telapak tangannya hingga menyebar dan berakhir menyelimuti tubuhnya.

Dengan mati-matian dirinya menekan Reiryoku miliknya agar Toshiro dapat merasakan keberadaan dirinya. Meski kekuatan Spiritual nya masih melemah, namun jangan pernah meremehkan gadis suci seperti dirinya yang memang terlahir dari darah seorang dewi.

Dami kembali membuat segel tangan dan membentuk tulisan dengan cepat, setelah itu dirinya mengirimkan segel itu pada Toshiro. Cahaya yang menyelimuti tubuhnya mulai memudar, hingga akhirnya wanita itu pun kembali terjatuh tidak sadarkan diri.

Sementara itu di lain tempat, Toshiro tengah bersila di atas bebatuan. Semilir angin gunung menerpa rambutnya yang panjang. Keningnya mengkerut saat tiba-tiba dirinya kembali merasakan reiatsu milik Dami. Dan tidak lama muncul sebuah portal dimensi di depan matanya.

Toshiro mengenali portal itu sebagai salah satu keahlian Dami. Tanpa menunda lagi dirinya langsung melompat dan memasuki portal tersebut untuk berpindah dimensi.

Portal tersebut membawa Toshiro ke tempat Dami disekap.

**

Choi Mujin's Sweetheart is NEKO?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang