Nana/Jaemin POV

4.1K 432 2
                                    

Jaemin baru menyelesaikan syutingnya. Hari ini dia syuting untuk mengambil scene dengan waktu malam. Semalaman penuh, dari matahari terbenam sampai kini terbit kembali, Jaemin disibukkan dengan syutingnya. Ia diberi break selama 5 jam sebelum nanti lanjut syuting lagi.

Manager memberi selimut pada Jaemin begitu produser mengatakan 'cut'. Udara malam ini agak dingin dan Jaemin harus syuting dengan kemeja lengan pendek tipis. Scene yang ia mainkan mengambil latar waktu musim panas.

"Kopi americano hangat untukmu. Kita langsung ke hotel saja jadi kau bisa langsung beristirahat" ucap manager. Jaemin mengangguk setuju. Ia menerima cup kopi dengan sedikit kesusahan karena tubuhnya terlilit selimut. Setelah mengucapkan terimakasih pada para staff, Jaemin bersama managernya menuju salah satu hotel yang tak jauh dari lokasi syuting. Sengaja menyewa hotel karena ia harus kembali lagi nanti untuk melanjutkan syuting.

"Nana, kau dapat undangan dari perusahaan Lee's. Undangan ulang tahun perusahaan. Sepertinya mereka menggelar pesta yang cukup besar. Setahuku banyak artis juga yang mereka undang" ucap manager dengan pandangan fokus ke depan karena sedang menyetir.

"Lee's? Bukankah itu perusahaan besar? Ku dengar perusahaan itu berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Aku juga sering melihat ads produk dari perusahaan itu di sepanjang jalan" ucap Jaemin.

"Ne. Ini undangannya. Agensi sudah memeriksanya dan mereka mengizinkan mu kalau kau mau datang. Jadwalnya tidak bentrok dengan jadwalmu. Tapi acaranya dimulai tepat setelah kau selesai syuting. Aku sudah membicarakan pada sekertaris perusahaan itu dan mereka bilang tidak masalah kalau kau datang sedikit terlambat. Ini juga bisa mendongkrak popularitasmu. Siapa tau kau ditawari jadi BA mereka nanti" ucap manager lain. Ia menyerahkan undangannya pada Jaemin. Jaemin menerimanya.

"Apa tidak apa kalau aku terlambat? Maksudku bukankah itu terkesan tidak sopan?" Tanya Jaemin.

"Ya. Tapi kau kan artis dan sedang naik daun. Mereka pasti memahami posisimu" ucap manager yang menyetir. Jaemin mengangguk mengerti. Ia membuka undangan itu dan membacanya.

"Perusahaan Lee's ya?" Gumam Jaemin. Jaemin lalu mencari informasi di internet mengenai perusahaan terkait. Banyak headline berita tentang perusahaan itu dan kebanyakan positif. Jaemin masih sibuk dengan menggali informasi sampai ia menyadari sesuatu. Ia menatap foto dua orang yang ada di setiap berita.

"Dia pemiliknya?" Tanya Jaemin sambil menunjukkan foto di salah satu situs berita pada managernya.

"Ne. Yang di depan itu namanya Lee Haechan. Dia pemilik perusahaan. Yang disampingnya dengan kacamata itu sekertarisnya. Namanya Mark Lee. Tuan Lee Haechan ini sangat hebat. Dia bisa mempertahankan perusahaan ayahnya yang sudah diambang kebangkrutan hingga kini menjadi yang terbesar di Korea" jelas manager.

"Lee Haechan?" Tanya Jaemin terkejut.

"Ne. Ada apa? Apa kau mengenalnya? Teman masa kecilmu?" Tanya manager kala melihat raut terkejut Jaemin yang tidak disembunyikan.

"Tidak-tidak. Aku hanya memastikan namanya saja" jawab Jaemin

"Lee Haechan. Lee~~" Jaemin menggumamkan nama itu berkali-kali. Hening setelahnya. Jaemin masih bergelut dengan pikirannya dan manager yang membiarkannya karena menganggap Jaemin butuh waktu untuk memikirkannya.

"Dunia sempit sekali" gumam Jaemin.

Jaemin mengenali Haechan sebagai saudaranya. Meski marganya berbeda, ia pernah mencuri dengar dari perdebatan orangtuanya tentang nama orang ketiga di hubungan mereka. Haechan mengganti marganya dengan marga Lee, sama persis dengan marga selingkuhan ibunya. Jaemin pun juga semakin yakin setelah melihat lebih detail foto itu. Kulitnya kecokelatan, khas Haechan sekali. Senyumnya... Jaemin tidak akan lupa dengan senyuman manis milik saudaranya. Dari semua itu, akhirnya Jaemin begitu yakin kalau dia memang Haechan yang ia kenal.

Jaemin kembali termenung untuk memikirkan ini. Ia sedang mencoba menata pikirannya agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

"Bukankah bagus kalau kamu bertemu? Setidaknya aku bisa menunjukkan padanya bahwa aku juga bisa hidup dengan layak seperti apa yang mereka inginkan dulu. Ini juga menunjukkan bahwa dulu, aku tidak salah untuk memilih ayah. Entah kau akan mengenaliku atau tidak. Entah di pertemuan ini atau mungkin suatu saat nanti kau mungkin akan sadar bahwa aku kembaran mu. Ini baik Jaemin-ah. Baiklah, mari sedikit sombongkan perjuangan ayah dan perjuanganku selama ini padamu.

"Ini bukan hal yang begitu serius. Tapi kau terlihat sangat serius menanggapinya" komentar manager.

"Aku akan datang. Tapi aku tidak mengharapkan jika nanti dia memintaku menjadi BA produknya. Aku hanya ingin bertemu dengannya setidaknya sekali. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa keputusanku dulu tidak salah. Aku juga bisa hidup dengan baik hingga seperti ini. Aku ingin membuat mereka menyesal sudah meninggalkanku" ucap Jaemin.

"Maksudmu?" Tanya kedua menager bersamaan karena terkejut.

"Hyung ingat aku pernah bercerita tentang saudara kembarku? Dia orangnya. Dia saudara kembar Na Jaemin. Na Haechan atau sekarang sudah menjadi Lee Haechan" ucap Jaemin.

"Ahhh..." Keduanya mengangguk paham.

"Kau tidak merindukannya?" Tanya manager yang sedang menyetir. Jaemin diam. Tidak mau menjawab dan memilih mengalihkan pandangannya kembali keluar.

"Rindu. Tentu saja. Dia satu-satunya saudaraku. Juga ibuku. Tapi apa mereka juga merindukanku setelah meninggalkanku?" Batin Jaemin.

***

Hari ulang tahun perusahaan Lee's sudah tiba. Jaemin masih dalan perjalanan setelah selesai syuting. Ia datang setelah membersihkan diri. Tidak memakai makeup dan hanya mengoleskan lip balm. Ia menata rambutnya sendiri dan memberi hair spray untuk menjaga rambutnya agar tetap model hair up. Memakai setelan berwarna merah maroon dengan kemeja dalam berwarna hitam.

(Anggep aja gini ya kurang lebih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggep aja gini ya kurang lebih. Dalemnya item polos trus pake dasi biar keliatan formal. Kalau gini kan asjdhehbdkdjbddnleowk, minta dibelai tuh dada mulusnya :) )

Jaemin harus berpose pada media yang ada di depan gedung. Lampu blitz tidak berhenti dari segala arah. Setelah mengambil gambar dan menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan, Jaemin akhirnya masuk ke gedung acara. Begitu pintu terbuka, seluruh pandangan terasa tertuju padanya. Jaemin memberi senyum hangat. Dia tidak mengenal banyak orang disana. Tak lama kemudian ada dua orang yang menghampirinya dan menyapanya. Begitu dekat dalam pandangan, Jaemin langsung mengenalinya.

"Haechan" batin Jaemin. Dan orang di sebelahnya sudah pasti adalah Mark. Begitu memperkenalkan diri, Jaemin ingin sekali memaki orang di depannya karena sudah meninggalkannya.

"Bagaimana hidupmu? Enak seperti yang kau inginkan dulu? Atau justru tersiksa?" Batin Jaemin. Ia tak ingin mengatakannya pada Haechan karena ia juga tak ingin mengakui bahwa ia adalah kembarannya.

Untuk saat ini. Jaemin ingin memanfaatkan kemampuan aktingnya di dunia nyata. Meski ia tak begitu yakin kalau Haechan tidak akan mengenalinya. Mau bagaimanapun dia tetaplah saudara kembarnya. Dan kata orang saudara kembar akan bisa saling merasakan satu sama lain.

Missing you ~ Jaemin Haechan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang