Cerita manager

2.8K 251 3
                                    

Manager Jaemin mengajak ibu Jaemin-Haechan untuk berbicara. Tidak hanya berdua melainkan bertiga bersama bodyguard Jaemin. Manager dan bodyguardnya itulah yang mengetahui segalanya. Mereka yang selalu disisi Jaemin sejak Jaemin belum resmi debut.

"Sebelumnya kami berdua mau meminta maaf karena kami tidak memberitahu Anda dan putra Anda yang lain soal Jaemin walau kami sudah tahu hubungan kalian berdua dengan Jaemin. Kami hanya menuruti kemauan Jaemin" ucap bodyguard Jaemin memulai.

"Karena sekarang Anda dan juga Haechan-ssi sudah mengetahuinya jadi kami tidak mungkin menutupinya lagi. Kami berdua juga berniat untuk membuka semuanya. Anda bisa bertanya pada kami soal Jaemin. Tanyakan apapun yang ingin Anda tanyakan dan kami akan berusaha untuk menjawab sebisanya. Jujur saja jika Anda meminta kami menceritakannya, sepertinya tidak akan selesai bahkan dalam sehari penuh. Terlalu banyak hal yang Jaemin lewati jadi kami rasa akan lebih baik jika kami menjawab pertanyaan Anda saja" tambah manager Jaemin.

"Apa penyakit Jaemin? Terakhir kali kami bertemu, Jaemin tidak seburuk ini. Jika bukan penyakit yang serius, tidak mungkin akan mengubah Jaemin sedrastis itu. Meskipun berat, aku tetap harus mengetahuinya. Jadi pertanyaan pertamaku adalah. Apa penyakit Jaemin serta bagaimana kondisinya saat ini? Aku ingin kejujuran dari kalian karena kalian lah yang bersama Jaemin selama ini. Dan aku juga mengucapkan banyak terimakasih untuk itu karena setidaknya Jaemin tidak benar-benar sendiri selama ini" ucap ibu Jaemin-Haechan.

"Kanker paru-paru dan juga ada masalah dengan lambungnya. Untuk perkembangannya... sepertinya anda sudah bisa menebaknya bukan? Ini jelas tidak baik. Terlebih dengan pekerjaannya sebagai model serta aktor. Jujur saja kondisinya semakin lama semakin memburuk dan itulah alasan utama dia memilih mundur dari pekerjaannya. Saya membawa rekam medis milik Jaemin. Anda bisa membacanya untuk mengetahui lebih jelasnya" manager Jaemin yang menjawab. Dia juga menyerahkan dokumen berisi rekam medis Jaemin yang terbaru.

Ibu Jaemin menutup mulutnya terkejut. Air mata lolos begitu saja setelah mendengar penyakit putranya. Itu jelas penyakit yang tidak bisa diremehkan. Ia membaca rekam medis Jaemin. Tangisnya semakin deras semakin ia membaca lebih jauh rekaman medis tersebut. Fakta-fakta disana terlalu menyakitkan untuknya yang sudah menaruh banyak luka pada Jaemin. Rasa bersalahnya kian menggunung seiring banyaknya fakta yang ia ketahui.

"Selama ini Jaemin sangat menjaga pola makannya terutama semenjak ia mengetahui tentang penyakitnya. Namun, itu tidak semudah kelihatannya karena tuntutan pekerjaan yang sering kali membuat ia melewatkan makan" ucap bodyguard Jaemin menambahi.

"Kalau tidak salah, Anda sudah tau soal ayah Jaemin serta kakek neneknya. Bukan maksud saya menyalahkan Anda, tapi Anda bisa membayangkan sendiri Jaemin yang seusia itu harus hidup sendiri. Memulai karirnya benar-benar dari nol sampai akhirnya sesukses ini tanpa pendampingan dari keluarga. Hidup Jaemin selama ini tidak sebaik kelihatannya. Ia banyak menutupi dari publik. Berpura-pura baik padahal sedang menahan sakit kala ia kambuh. Tidak hanya didepan kamera, bahkan staff pun tidak ada yang tau. Jaemin benar-benar menutupi segalanya. Dia baru akan menunjukkan sakitnya saat sudah di dalam mobil dan hanya ada kami bertiga di dalamnya" ucap manager Jaemin.

"Sejak kapan? Sejak kapan dia memiliki penyakit ini?" tanya ibu Jaemin dengan suara serak. Mendengar cerita dari manager dan bodyguard Jaemin membuat dadanya kian menyesak. Membuat rasa bersalahnya pada Jaemin kiat besar. Serta membuat niatnya untuk memperbaiki semuanya semakin besar.

"6 bulan setelah debutnya. Namun baru diketahui 1 tahun setelah debutnya. Selama 6 bulan itu, Jaemin selalu menutupinya. Bahkan pada kami sekalipun. Lama-lama kami menaruh curiga karena Jaemin sering terlihat pucat dan terkadang juga kehilangan fokusnya. Sampai suatu hari dia memiliki jadwal yang sangat padat. Seharian penuh tanpa ada jam tidur dan hanya istirahat di jam makan. Kami sudah mulai curiga karena kelakuannya yang sedikit aneh dan semakin aneh. Tapi saat ditanya, Jaemin akan menjawab kalau ia hanya sedikit lelah saja. Sampai akhirnya saat pulang dari lokasi jadwal itu, Jaemin tidak sadarkan diri. Nafasnya pun tersendat-sendat. Kami panik dan segera membawanya ke rumah sakit. Saat itulah kami tahu soal penyakit Jaemin dan juga alasan dibalik sikapnya yang mencurigakan. Mulai saat itu juga Jaemin tidak lagi menutupinya dari kami" ucap manager Jaemin menjawab sekaligus menjelaskan.

"Apa agensinya tidak tau soal ini?" tanya ibu Jaemin

"Tentu saja tahu. Tapi Jaemin yang memintanya untuk tidak diperlakukan khusus. Meskipun begitu, kami berdua tetap minta sedikit perlakuan khusus seperti untuk menyediakan makanan sehat serta vitamin. Jaemin menolak untuk melakukan kemoterapi walau agensi yang memintanya. Sebagai gantinya, agensi menyediakan obat herbal untuk Jaemin. Tentu saja efeknya berbeda. Obat itu sifatnya hanya untuk memperlambat saja, bukan menyembuhkannya" jawab manager Jaemin.

"Jaemin itu keras kepala. Maaf, tapi kami sering kali berbuat sedikit kasar untuk memaksanya meminum obatnya. Kalau tidak begitu, Jaemin sering kali melewatkan obatnya. Ah, hampir setiap saat sebenarnya dan itu tentu tidak baik untuknya" tambah bodyguard

"Sejak kecil dia memang tidak suka obat. Katanya pahit. Padahal sukanya kopi tanpa gula" ucap ibu Jaemin. Terkekeh diakhir sebab mengingat bagaimana kelakuan Jaemin kecil yang sangat anti dengan obat atau bahkan vitamin.

"Ah, sudah kebiasaan dari kecil ternyata. Asal anda tahu, sampai sekarang Jaemin masih sangat menyukai kopi. Dia selalu memesan americano. 8 shot, no sugar, no water, hanya es dan ukuran venti" ucap manager Jaemin

"Itu satu-satunya hal yang tidak bisa kami cegah walau sudah melakukan berbagai cara" tambahnya sedikit mengeluh

Pembicaraan mereka masih berlanjut. Ibu Jaemin menanyakan banyak hal tentang Jaemin. Tidak hanya soal kondisi dan penyakitnya sekarang. Tapi tentang banyak hal yang Jaemin lakukan selama ini. Hitung-hitung sebagai penebusan kesalahannya karena tidak bersamanya selama ini. Suasananya pun menjadi lebih santai karena manager dan bodyguard yang menyelipkan candaan disela cerita mereka. Keduanya berniat sedikit menghibur karena berita ini pasti sangat mengejutkan ibu Jaemin.

***

Disisi lain, Haechan masih memeluk Jaemin yang menangis. Posisinya sekarang sudah ikut berbaring diatas ranjang Jaemin. Tangis Jaemin sudah mulai mereda, namun isakan kecil masih terdengar darinya. Haechan menepuk-nepuk punggung Jaemin untuk menenangkannya.

Haechan tidak tahu harus senang atau sedih sekarang. Disatu sisi ia merasa sedih karena ia harus menemukan Jaemin dalam kondisi seperti ini. Tapi disisi lain ia sedikit senang dan juga sangat bersyukur karena masih dapat dipertemukan dengan Jaemin. Ia memang terlambat, tapi tidak benar-benar terlambat. Haechan juga bersyukur karena Jaemin tidak lagi menolaknya. Ia merasa de javu. Mengingat kembali masa kecilnya yang sering tidur berpelukan dengan Jaemin padahal sudah punya kasur masing-masing.

"Izinkan aku dan eomma merawatmu Jaeminie. Kami ingin menebus semua kesalahan kami padamu, pada ayah dan juga kakek nenek. Tidak seimbang dan tidak mungkin seimbang. Tapi setidaknya ada sedikit hal yang bisa kami lakukan untuk menebusnya" ucap Haechan. Ia menatap Jaemin yang masih terisak pelan.

"Sebelum semuanya semakin terlambat" tambah Haechan kala tidak mendapati respon dari adiknya.

"Kau tidak sendiri Jaemin. Aku dan eomma ada disisimu sekarang. Tidak hanya manager dan bodyguardmu. Ah, aku juga punya istri sekarang. Dia pasti juga mau menemaninya adik iparnya. Dan satu lagi, tapi masih belum keluar. Beberapa bulan lagi, kau akan segera dipanggil samchon. Jaeminie samchon~ Tidakkah itu menggemaskan ㅋㅋㅋ"

Haechan terus berbicara. Walau dalam hatinya ada rasa sedih, ia mencoba menceritakan hal lucu dan menarik untuk menghibur adiknya. Yah, meskipun Jaemin hanya diam tidak merespon. Jaemin masih diam dan menutup matanya. Sedikit rasa khawatir hinggap dihati Haechan. Takut kalau adiknya tiba-tiba tidak sadarkan diri. Haechan hanya sedikit yakin kalau Jaemin masih cukup baik karena ia merasakan kekuatan dari pelukan Jaemin. Pun dengan nafas Jaemin yang normal serta isak kecil yang masih terdengar.

"Tuhan, aku mohon berikan kami waktu untuk menebus semua kesalahan kami pada adikku. Karena hanya dia satu-satunya orang yang pantas mendapatkannya. Karena Engkau lebih sayang pada ayah, kakek, dan juga nenek. Terimakasih sudah mempertemukan kami kembali dengan Jaemin walau nyatanya kondisinya tidak sebaik keinginan kami. Setidaknya Jaemin masih ada dan sekarang masih mau menerima penebusan kami" batin Haechan.

***

TBC

Mian typo bertebaran ^^

Votement juseyo~

Missing you ~ Jaemin Haechan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang