Haechan dengan kehidupan barunya

5.2K 508 12
                                    

Haechan kecil mengikuti ibunya. Entah kemana tujuan mereka akan pergi, Haechan masih belum mengetahuinya. Seandainya diberitahu pun, Haechan mungkin juga tak paham akan daerah-daerah yang jauh dari tempat tinggalnya. Mereka pergi menggunakan kereta. Haechan kecil duduk diam sambil melihat-lihat pemandangan luar yang sebenarnya tidak lebih menarik dari tempat tinggalnya dulu. 

Dulu, mereka hidup di pinggiran kota yang masih cukup banyak lahan pertanian dan perkebunan, pun juga ada bukit yang masih alami disana. Tapi kini, yang Haechan lihat dipenuhi dengan bangunan-bangunan padat dan tinggi.

"Woah!" Haechan kecil berdecak kagum kala dia melihat gedung pencakar langit. Sang ibu hanya tersenyum dan diam-diam merapalkan doa semoga anaknya suka dengan lingkungan barunya.

"Eomma lihat! gedung itu tinggi sekali! Yang itu juga! Wah!!! Keren sekali" ucap Haechan senang. Tangan si ibu mengelus kepala Haechan dengan lembut. Dia sedikit lega karena sang putra tak terlihat murung setelah berpisah dengan kembarannya.

"Nanti kita juga akan tinggal di gedung tinggi seperti itu" ucap ibu memberitahu"Benarkah? Wahh!!! Pasti seru sekali" ucap Haechan semangat.

Setelah perjalan dengan kereta, mereka akhirnya sampai di stasiun tujuan. Sang ibu menggeret koper dan tas yang ditumpangkan diatasnya. Haechan kecil membawa ransel sekolahnya dengan tangan kanan menggandeng ibunya. 

"Tunggu sebentar ya sayang" ucap ibunya mengajak Haechan berhenti di halaman depan stasiun. 

Haechan melihat ibunya berbicara dengan orang ditelepon sambil celingukan mencari seseorang. Pandangan Haechan dari sang ibu dialihkan menuju objek yang ditatap ibunya. Haechan menemukan seorang pria dewasa yang mungkin umurnya tidak jauh beda dengan ayahnya. Pria dewasa itu datang mendekat. Berjalan dengan penuh wibawa. Pakaiannya formal dengan jas dan dasi yang melengkapi. Sepatu hitam mengkilat dan jam tangan indah ditangan kirinya. Rambutnya tertata keatas dengan rapi. 

Keren, batin Haechan.

"Sudah menunggu lama?" tanya pria dewasa itu dengan ramah

"Tidak. Kami baru saja keluar. Haechan, dia appa baru Haechan. Namanya Appa Johnny. Beri salam sayang" ucap sang ibu

"Annyeonghaseyo appa Johnny. Lee Haechan imnida" ucap Haechan sambil membungkukkan tubuh kecilnya untuk menyapa. Diperjalanan tadi, ibunya sudah menceritakan soal ayah barunya ini. Dia juga mengatakan kalau Haechan merubah namanya dari Na Haechan menjadi Lee Haechan mengikuti marga ayah barunya, Lee Johnny. Haechan pun menurut dan mengangguk saja.

"Hello baby boy! Senang bertemu denganmu. Kau menggemaskan sekali. Aku lebih suka kalau kau memanggilku daddy, baby bear!" ucap Johnny dengan senyum ramahnya

"Oke Daddy John! Daddy tampan dan kerena sekali" ucap Haechan memuji. Tak lupa menampilkan senyum manis menggemaskan.

Mereka pergi meninggalkan stasiun. Ucapan ibu Haechan tadi benar. Mereka memasuki sebuah gedung besar dan memarkirkan mobil di basement. Menaiki lift menuju lantai teratas. Haechan berada di gendongan ayah barunya. Johnny yang pada dasarnya memiliki kepribadian hangat, banyak menyanyakan sesuatu pada Haechan dan Haechan kecil akan dengan semangat menjawab serta bercerita.

Begitu memasuki rumah baru mereka, Haechan tidak henti-hentinya berdecak kagum. Rumah dalam bentuk penthouse itu sangat mewah dan besar. Belum lagi karena mereka berada di lantai teratas, mereka jadi punya rooftop sendiri yang dihias sedemikian rupa jadi tempat mengobrol yang nyaman. Haechan menaiki tangga dengan semangat saat sang ayah bilang akan membawanya ke kamarnya. 

"WOAH!!" Haechan melepas genggaman tangannya dan berlarian mengelilingi kamar. Menyentuh satu persatu hiasan. Langkahnya tertuju ke pintu yang ada di sebelah toilet di dalam kamarnya. Begitu membukanya, dia kembali berteriak heboh. Disana adalah ruang belajar dan bermain. Ada banyak mainan yang Haechan yakini harganya mahal. 

Setelah puas mengamati satu persatu objek di kamarnya, Haechan kembali pada sang Daddy yang menunggunya sambil duduk diatas ranjangnya yang besar dan empuk. Ada ibunya juga yang bergabung saat Haechan asyik mengamati mainan barunya tadi.

"Bagaimana? Haechanie suka?" tanya Johny

"Ne. Suka sekali. Terimakasih Daddy. Sayang Daddy John banyak-banyak!" ucap Haechan sambil memeluk ayah barunya. Kedua orang dewasa disana tersenyum lega karena sang putra terlihat tidak keberatan dengan kehidupan barunya.

***

Hari-hari Haechan lalui di lingkungan barunya. Sang daddy kerap kali mengajaknya keluar. Belanja, berlibur, makan, dan banyak hal menyenangkan lainnya. Haechan bisa meminta apapun sepuasnya pada sang daddy. Kemanapun dan kapanpun akan selalu dituruti.

Seminggu setelahnya, pagi-pagi Haechan sudah siap dengan seragam sekolah barunya. Daddynya bilang Haechan akan memulai sekolah barunya hari ini. Daddy dan ibunya juga akan mengantarkannya ke sekolah barunya.

Sekolah Haechan yang baru adalah sekolah internasional. Sekolah swasta yang lengkap fasilitasnya. Haechan senang karena disana dia bisa bermain dan belajar dengan lebih baik dibanding sekolah lamanya. Dia juga mendapatkan teman yang menyenangkan pula.

Sore harinya, Haechan pulang dijemput oleh kedua orangtuanya. Selama perjalanan, dia dengan semangat bercerita tentang sekolah barunya pada kedua orangtuanya. Haechan kecil bahagia. Benar-benar bahagia sampai-sampai dia melupakan ayah kandung dan saudara kembarnya. Sejak kepindahan mereka disini, Haechan tak pernah sekalipun menanyakan ayah dan adiknya.

***

TBC

Mian typo bertebaran ^^

Votement juseyo~~~

Missing you ~ Jaemin Haechan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang