Mulai berubah

4.5K 480 11
                                    

Bertahun-tahun sudah berlalu. Kehidupan Haechan yang awalnya nampak seperti keluarga bahagia pun mulai berubah. Ayah tirinya mulai menekan dan menuntut ini itu pada Haechan. Alasananya adalah karena sang ibu yang tidak segera diberi keturunan lagi. Lelah menunggu selama bertahun-tahun membuat sang ayah menaruh harapan penuh pada putra tirinya.

Jam belajar Haechan ditambah. Sepulang sekolah harus mengikuti les ini itu agar nilainya terus membaik. Haechan juga mulai dituntun belajar bisnis. Bahkan sejak Haechan belum resmi lulus SMP. Hari libur bukanlah libur lagi. Ayah Haechan akan mengisinya dengan pelajaran bisnis darinya langsung. Haechan adalah putranya satu-satunya meskipun bukan darah dagingnya. Mau tak mau hak waris tetap akan turun ke Haechan sebab pernikahan mereka sudah tercatat dan resmi secara hukum. Haechan juga kerap kali diajak ke acara bisnis guna mengenalkan dunia bisnis secara langsung pada putranya.

Bagaimana dengan Haechannya? Dia menurut. Mengikuti semua aturan dan jadwal yang dibuat sang ayah. Dalam hati memang merasa keberatan, namun ia tak berani untuk memprotesnya. Berkali-kali dia melihat orangtuanya bertengkar karena tidak segera memiliki adik. Memangnya siapa yang patut disalahkan kalau begitu? Ia tau ibunya juga menginginkan segera memiliki anak lagi dari ayah tirinya. Tapi sampai sekarang Tuhan belum kembali mempercayainya. Mungkin karma juga karena sudah 'membuang' anaknya yang lain.

Alasan utama Haechan tak berani memprotes adalah ketakutannya. Ia memang sering melihat orangtuanya bertengkar secara lisan. Atau kadang ada bumbu sedikit seperti bantingan pintu. Tapi selama ini Haechan tidak pernah melihat ayahnya bermain tangan pada ibunya. Ia sangat bersyukur untuk hal itu. Namun ketakutan tetaplah ada. Ia takut jika tidak menurut maka ayah tirinya akan semakin berubah. Mungkin saja bisa bermain tangan. Haechan tidak masalah jika itu dilakukan padanya, tapi tidak jika ditujukan pada ibunya.

"Cepat tidur. Jangan sampai tidak tidur. Besok kelas dariku dimulai dari pagi karena siangnya kita harus ke Jepang" ucap sang ayah tegas. Ia keluar dan menutup pintu kamar Haechan. Meninggalkan Haechan sendiri yang sudah berbaring dibalik selimut dengan lampu temaram.

Tubuhnya terasa lelah. Jadwalnya hari ini sangat padat. Mulai dari sekolah dilanjut les tanpa istirahat. Haechan bahkan memakan makan malamnya sambil mendengarkan penjelasan guru lesnya. Baru pulang saat jam sudah menunjukkan 10 malam. Lalu dilanjut mengerjakan tugas sekolahnya. Baru selesai pukul 1 dini hari saat ayahnya membuka pintu kamarnya.

Tubuhnya lelah, namun matanya seperti enggan menutup. Haechan bahkan sudah menyalakan lilin aromaterapi untuk membantunya supaya cepat tidur. Tapi tidak mempan juga. Jam sudah menunjukkan pukul tiga dan Haechan masih tetap terjaga. Tatapannya tertuju pada langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang pada ingatan masa kecil bersama saudara kembarnya. Dulu mereka hidup terlihat begitu bahagia walau sederhana. 

"Aku merindukanmu Jaeminie. Bagaimana kabarmu? Apa kau juga merindukanku? Dimana kau berada sekarang?" gumam Haechan.

Haechan memejamkan matanya. Sesak di dada mulai ia rasakan. Haechan merindukan adiknya. Ayah kandungnya juga, tapi lebih banyak pada kembarannya. Akhirnya pecah juga tangis Haechan. Dia berusaha mati-matian agar tidak menimbulkan banyak suara. Walau itu membuat sesak di dadanya kian terasa. 

Orang bilang dengan uang kita bisa mendapatkan segalanya. Tapi ternyata uang pun tidak bisa membeli kebahagiaan. Lebih baik ia hidup pas-pasan seperti dulu namun penuh dengan kehangatan. Tidak seperti sekarang. Haechan ingin kembali ke masa lalu dan menyimpan kebahagiannya.

"Aku sangat-sangat merindukanmu Jaeminie~ Hiks! Aku membutuhkanmu Jaeminie~ hiks~ Ku harap kita bisa bertemu lagi"

Haechan masih terus menangis sambil menyebut nama sang adik. Jika diberi kesempatan kembali ke masa lalu, Haechan akan memilih hidup bersama sang adik dan ayahnya. Atau kalau Haechan bisa, dia akan membuat perceraian ini tidak pernah terjadi.


***


"Kau sudah bangun Haechanie?" Suara sang ibu menginterupsi kegiatannya. Pada akhirnya Haechan tidak tidur semalaman. Pagi-pagi dia sudah menuju dapur sebelum orangtuanya bangun. Mencari es batu untuk mengompres matanya agar tidak semakin bengkak.

"Ada apa dengan matamu? Kenapa bengkak begini?" tanya ibunya khawatir.

"Tidak tau. Tiba-tiba begini" jawab Haechan.

"Kau... menangis?" tanya sang ibu memastikan. Jika diamati lebih maka terlihat mata Haechan sedikit memerah. Entah menangis seperti dugaannya atau karena memang baru bangun.

"Tidak" jawab Haechan ragu.

"Jangan berbohong" ucap ibunya tegas. Dia mengajak Haechan untuk duduk di meja makan. Dia ambil alih es batu untuk mengompres mata putranya.

"Ne" Haechan akhirnya mengakuinya. Memang sulit berbohong pada ibunya sendiri.

"Kenapa?" tanya ibunya dengan nada lembut. Cukup lama Haechan terdiam.

"Aku merindukan mereka eomma. Aku merindukan ayah. Dan aku sangat merindukan Jaemin" ucap Haechan sendu.

"Maafkan eomma Haechan" ucap ibunya penuh sesal. Jika bukan karena kesalahannya keluarganya tidak akan hancur. Tidak ada perceraian yang akan mengakibatkan perpisahannya dengan mereka. Ia dengan mantan suami dan putranya. Haechan dengan ayah kandungnya serta saudara kembarnya. Jika saja dulu ia tidak begitu tergila-gila dengan hidup mewah maka ia tidak akan mengambil kebahagian putraya, Haechan.

"Kira-kira bagaimana kabar mereka ya? Bagaimana rupa mereka. Jaeminie pasti tampan sekarang" ucap Haechan.

"Haechan-ah" panggil ibunya sendu. Rasanya menyesakkan sampai ia ingin menangis meraung sekarang.

"Terimakasih bantuannya eomma. Aku lanjutkan di kamar saja biar tidak ketahuan ayah" ucapnya mengambil baskom berisi es dan handuk. Lalu kembali naik menuju kamarnya. Sang ibu terus menatap kepergian putranya dengan sendu. 

"Maafkan eomma Haechanie. Maafkan eomma juga Jaeminie. Eomma menyesal sudah membuat kalian berpisah begini. Eomma hanya tidak ingin hidup serba kekurangan"

>> kurang bersyukur sekali ibu ini :( 

***

TBC

Mian typo bertebaran

Votement juseyo~~~


*Mohon maaf agak pendek hehe

Missing you ~ Jaemin Haechan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang