Kebenaran Soal Ayah

3K 305 4
                                    

Setelah menjenguk ibunya hari itu, baik Haechan maupun ibunya tidak ada yang bertemu dengan Jaemin lagi. Ini sudah 2 minggu dan masih belum ada kabar apapun. Yang Haechan dengar adiknya memiliki jadwal yang tidak boleh dihadiri oleh orang lain. Kesibukannya itu juga bersifat rahasia karena tidak ada yang tau kapan waktu tepatnya dan tempatnya. Hal ini membuat keduanya semakin rindu dengan Jaemin.

Sampai akhirnya Haechan mendengar kalau Jaemin memiliki jadwal di Jeonju. Haechan mendengar dari beberapa fansite bahwa Jaemin mendapat jatah libur dan baru saja sampai di Jeonju. Haechan yang tau langsung saja mengajak ibunya untuk kesana. Jeonju, kota yang tidak asing bagi ketiganya. Ia sudah bisa menebak dimana Jaemin kemungkinan besar berada.

"Eomma! Eomma! AKu baru dapat kabar di SNS. Katanya Jaemin ada di Jeonju sekarang. Baru saja tiba. Katanya dia mendapat libur disana. Ayo kita kesana. Dia pasti datang ke tempat itu kan?" ucap Haechan semangat. 

"Benarkah? Bagus kalau begitu. Ayo kita pergi sekarang" jawab ibunya tidak kalah semangat.

Mereka pergi ke Jeonju saat itu juga. Haechan hanya membawa dompetnya dan beberapa benda penting seperti charger HP. Ibunya juga begitu. Soal pakaian, mereka bisa membeli disana. Haechan bahkan meninggalkan pekerjaanya dan memberi kabar mendadak ini ke Mark.

***

Satu-satunya tujuan di Jeonju yang mereka tuju adalah rumah kakek dan nenek mereka. Setelah kedua orangtuanya berpisah, Ayahnya kembali bersama orangtuanya yang artinya disanalah mereka berada. Mereka sedang bus menuju desa tempat itu berada. Bus adalah satu-satunya transportasi yang paling dekat. Itupun mereka masih harus berjalan cukup jauh. Namanya juga desa, fasilitas yang ada tidak sebanyak seperti di kota.

"Akan sangat bagus kalau kita bisa bertemu ayah, kakek, dan nenekmu. tapi persiapkan diri juga. Mereka mungkin saja menolak kita seperti Jaemin sebelum-sebelumnya" ucap ibu Haechan.

"Ne" jawab Haechan. Dia sudah menebak akan ditolak. Sejak dalam perjalanan tadi dia berusaha menguatkan diri seandainya mereka ditolak mentah-mentah. Haechan bahkan sudah siap apabila dia dimaki-maki dan dipukuli agar mau pergi.

"Sepertinya aku perlu olahraga. Baru juga berjalan segini sudah lelah" keluh Haechan.

"Ya. Kau memang perlu olahraga. Tidak hanya berpacaran dengan kertas-kertas itu saja. Kau harus kuat, tidak jauh lagi. Jangan kalah denganku yang sudah tua ini" ucap ibunya

"Oh! Tentu saja aku tidak akan kalah dari eomma. Aku masih kuat kok" ucap Haechan.

Perjalanan yang mereka tempuh dengan berjalan kaki cukup jauh. Akhirnya kini mereka sudah dekat dengan lokasi tujuan. Tinggal berbelok kanan di pertigaan depan lalu berjalan sekitar 500 meter. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya sampai. Rumah tua sederhana yang terlihat masih terawat dengan bagus.

"Rumahnya tidak berubah sama sekali" ucap ibu Haechan.

"Ne. Dalam ingatanku juga begini" ucap Haechan.

"Sepertinya ada yang merawatnya. Tanaman disini terlihat terawat dan bagus" ucap ibunya saat melihat berbagai bunga di halaman depan yang terlihat terawat dan sedang berbunga lebat.

"Sepi sekali. Apa mungkin Jaemin sedang mengajak semuanya keluar?" tanya Haechan.

Keduanya berjalan mengelilingi rumah. Pintu depan terkunci dan kemungkinan besar tidak ada orang disana. Langkah keduanya terhenti saat sudah berbelok ke halaman belakang. Ternyata ada orang disana. Satu orang tengah berdiri. Kepalanya menengadah keatas dan menikmati angin sepoi-sepoi yang menghembus ke wajahnya. Rambut depannya yang sedikit panjang melambai-lambai siterpa angin.

"Jaeminie~" panggil ibunya

Sosok yang berdiri tadi adalah Jaemin. Kini ia menatap terkejut karena tidak menyangka akan kehadiran Haechan dan ibunya disana. 

Missing you ~ Jaemin Haechan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang