"bun." panggil vania.
"iya, sayang?" jawab bunda winda sembari terus melanjutkan kegiatannya memasak minggu pagi ini. dibelakangnya ada vania yang duduk di meja makan sambil membantu bundanya memotong sayur-sayuran.
"teman-teman vania nanti siang mau ke rumah."
"teman-teman? tumben? biasanya teman kamu cuma aiden, aiden lagi, dan lagi-lagi aiden." canda bunda nya diakhiri dengan kekehan.
"ish, bunda!" kesal vania.
"eh, tapi ya bun, vania ngerasa kelas 11 nya vania bakal seru banget!"
mendengar cerita anak semata wayangnya yang antusias, membuat bunda winda ikut merasa antusias. bahkan bunda dengan wajah bak malaikat itu mematikan kompor dan ikut duduk di kursi sebelah putrinya.
"oh ya?"
vania mengangguk sembari tersenyum lebar menghadap bundanya, "apalagi teman-teman vania yang datang buat kerja kelompok nanti siang. awalnya vania kira bakal nyeremin sekelompok sama mereka soalnya di kelas mereka tuh suka adu mulut gitu. tapi ternyata mereka anaknya baik-baik dan seru banget!"
bunda winda tidak bisa menahan senyumnya untuk ikut mengembang lebar, "kayaknya mereka anak-anak yang baik ya? soalnya mereka bisa buat tuan putri bunda sampe sebahagia ini."
"iyaaa! kan ada 6 orang bun. pertama ada elang, dia tuh ganteeeng banget! terus sifatnya lembut, dia juga pas kelas 10 pernah ikut olimpiade fisika, otaknya encer jadi sekelompok sama dia tuh nilai pasti aman. terus ada jaf, dia nih anaknya asik, 11 12 banyak tingkah kayak aiden, mungkin karena dia anak orang kaya jadi suka bayarin kita jajan. nah kalo daksa tuh menurut aku yang paling dewasa sama care ke kita tapi gengsi nya gede. dan yang terakhir nih paling spesial bun..."
"siapa? orang yang kamu taksir ya?" goda bundanya, vania malah mengangguk dengan penuh semangat.
"iya! namanya alrescha alamanda, namanya bagus banget kan bun?? dia di panggil acha. awal ketemu tuh keliatannya galak banget apalagi ke daksa sama jaf, tapi ternyata pas aku pingsan 3 hari yang lalu malah dia yang nolongin! pokoknya acha yang bopong aku ke uks, acha yang jagain aku, ngasih aku obat, minjemin aku baju, acha tuh baik banget kayak malaikat, bun! apalagi ya dia tuh cantik banget! ada ya orang yang muka sama hati nya secantik acha? beneran deh, bunda kalo ketemu sama acha pasti langsung suka juga kayak aku!" vania terus bercerita panjang lebar tentang betapa menyenangkan kehidupannya di kelas 11, betapa baik teman-temannya, dan betapa ia sangat mengagumi sosok acha.
bunda winda tidak bosan menjadi pendengar setia ocehan putrinya, justru ia sangat bahagia melihat anak semata wayang yang selama ini menutup diri karena minder akan kondisi fisiknya kini bisa bercerita dengan bangga betapa banyak teman yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANG
Roman pour Adolescentssemakin tumbuh semakin juga mereka menyadari bahwa pilihan tidak selamanya seperti simpang empat, dimana mereka bisa memilih untuk lurus mengikuti alurnya kehidupan. kini proses menjadi dewasa membuat mereka dihadapkan oleh simpang tiga. kanan atau...